Sejumlah cabang, seperti menembak, tak akan mengurangi jumlah uji coba menjelang Olimpiade Tokyo meskipun nilai anggaran yang diberikan pemerintah lebih kecil dari yang diajukan. Uji coba itu dianggap sangat penting.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Cabang menembak akan memprioritaskan atlet yang sudah lolos ke Olimpiade Tokyo 2020, Vidya Rafika, untuk menjalani persiapan dengan beruji coba ke luar negeri. Jumlah rencana uji coba tidak akan dikurangi meskipun anggaran pemusatan latihan nasional yang disetujui Kementerian Pemuda dan Olahraga lebih sedikit dari nilai pengajuan.
Kemenpora bersama cabang olahraga menembak, taekwondo, dan tinju menandatangani nota kesepahaman (MoU) anggaran pelatnas pada Jumat (28/2/2020) di Jakarta. Cabang menembak mendapatkan Rp 7,9 miliar, taekwondo mendapatkan Rp 3,6 miliar, sementara tinju memperoleh Rp 5,2 miliar.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Menembak Sasaran dan Berburu Indonesia (PB Perbakin) Joni Supriyanto mengatakan, dana pelatnas akan diperuntukkan bagi 10 atlet. Atlet terbagi menjadi utama, pelapis, dan promosi.
Anggaran itu akan diprioritaskan untuk persiapan atlet menembak, Rafika, yang telah mengamankan satu tempat di Olimpiade. Menurut rencana, atlet berusia 18 tahun itu akan mengikuti minimal tiga kali uji coba kejuaraan di luar negeri sebelum Olimpiade.
”Ada beberapa turnamen. Kemarin harusnya di China, tetapi kami geser. Minggu depan akan uji coba di India. Ini sangat bagus karena India kebetulan banyak (atlet) juaranya. Setelah itu Juni ke Baku, Azerbaijan,” kata Joni setelah penandatanganan MoU itu.
Sedianya, Perbakin akan membawa atlet ke Jepang pada April mendatang untuk uji coba. Namun, rencana itu ditunda karena kewaspadaan terhadap wabah virus korona tipe baru atau Covid-19.
Menurut Joni, uji coba tidak boleh dikurangi meskipun anggaran tidak diberikan sesuai pengajuan semula, yaitu Rp 9,9 miliar. ”Intinya, latihan terbaik menembak adalah bertanding. Semakin banyak tanding, semakin baik dan mudah kita mengevaluasi (performa atlet). Urusan dana dan kendala lain, itu urusan ketua umum,” ujarnya.
Perbakin juga mengadakan kejuaraan nasional setiap bulan. Kejuaraan itu dijadikan ukuran untuk melihat kemampuan aktual para atlet. Dari lomba itu akan diketahui tren peningkatan atau penurunan skor atlet.
Cabang menembak masih menargetkan satu atlet lagi menuju Olimpiade, yakni Fathur Gustafian. Atlet yang tampil di SEA Games Manila 2019 itu ditargetkan lolos melalui tiket wildcard.
Target taekwondo
Pengurus Besar Taekwondo Indonesia (PBTI) menargetkan satu atlet lolos ke Olimpiade. Atlet yang berpotensi lolos berasal dari disiplin kyorugi atau pertarungan, yakni Mariska Halinda dan Ibrahim Zarman.
”Kami menaruh harapan ke Mariska karena dia sudah berpengalaman (meraih) dua emas di SEA Games 2015 dan 2017. Ia juga mendapat perak (SEA Games) 2019. Kami sudah melakukan persiapan sejak Januari untuk prakualifikasi bulan depan,” kata Ketua Umum PBTI Thamrin Marzuki.
Pada awal Februari 2020, PBTI mengundang atlet taekwondo Korea Selatan untuk berlatih tanding di Indonesia. Persiapan ini ditujukan untuk memaksimalkan performa atlet jelang prakualifikasi Olimpiade pada 7 Maret 2020 di Jordania.
Sementara itu, cabang tinju juga belum meloloskan atlet ke Olimpiade. Pengurus Pusat Persatuan Tinju Amatir Indonesia (PP Pertina) menargetkan atlet andalan Aldoms Suguro bisa lolos melalui kualifikasi ataupun wildcard.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali meminta dana digunakan dengan akuntabel sesuai kesepakatan dalam MoU. Hal itu agar tidak menjadi beban Kemenpora saat dimintai pertanggungjawaban oleh Badan Pemeriksa Keuangan.
”Saya ingatkan lagi, sempat ada beberapa cabor (cabang olahraga) yang penggunaan dananya berbeda dengan MoU. Memang tidak ada korupsi dan penyimpangan, tetapi berbeda dengan yang disepakati. Itu jadi temuan BPK dan akhirnya jadi beban kami,” ucapnya.