Hafiz Faizal dan Gloria Emanuelle harus memanfaatkan peluang tampil di All England untuk meraih poin kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020 sebesar-besarnya.
Oleh
Yulia Sapthiani
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Setelah hehilangan kesempatan menambah poin dengan dibatalkannya turnamen bulu tangkis Jerman Terbuka, ganda campuran Indonesia, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, harus memanfaatkan peluang semaksimal mungkin di All England. Hal ini juga untuk mengantisipasi ketidakpastian penyelenggaraan beberapa kejuaraan akibat penyebaran virus korona.
Jerman Terbuka, 3-8 Maret, menjadi salah satu turnamen yang seharusnya diikuti Hafiz/Gloria pada Maret hingga batas akhir kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020, 26 April. Namun, pembatalan turnamen, yang dilakukan pemerintah kota Muelheim dan Asosasi Bulu Tangkis Jerman, Rabu (26/2/2020), menghilangkan satu peluang untuk menambah poin peringkat dunia.
”Kami menggunakan waktu yang seharusya digunakan bertanding di Jerman Terbuka untuk persiapan ke All England. All England menyediakan poin lebih tinggi, kami akan berusaha mendapat banyak poin di sana,” ujar Hafiz usai berlatih di pelatnas bulu tangkis Cipayung, Jakarta, Kamis (27/2).
All England, berkategori BWF Super 1000, adalah salah satu dari tiga turnamen berlevel tertinggi, selain Indonesia dan China Terbuka, dalam struktur turnamen Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Meraih gelar juara dari turnamen yang akan berlangsung 11-15 Maret ini, akan memberi 12.000 poin, lebih besar dari 7.000 poin juara dari turnamen BWF Super 300 seperti Jerman Terbuka.
Oleh karena itu, Hafiz bertekad mengganti 5.950 poin yang hilang dari final Jerman Terbuka 2019 dengan tampil maksimal di All England. Pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis Richard Mainaky mengatakan, untuk mengganti poin Jerman Terbuka, Hafiz/Gloria minimal harus mencapai perempat final All England, atau 6.600 poin.
Seperti dikatakan Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri PP PBSI Bambang Roediyanto, poin semua pemain pada Jerman Terbuka 2019 otomatis hilang dengan ditiadakannya turnamen itu tahun ini.
Hafiz/Gloria menjadi satu-satunya wakil Indonesia yang masih harus meraih poin untuk membuka peluang lolos ke Tokyo 2020. Hasil turnamen yang diikuti harus membuat mereka minimal bertahan pada posisi kedelapan dunia. Pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis Richard Mainaky mengatakan, Hafiz/Gloria setidaknya harus mencapai perempat final pada setiap turnamen yang masuk masa kualifikasi.
Jika dalam daftar peringkat yang akan dikeluarkan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), 28 April, mereka terlempar dari delapan besar, Hafiz/Gloria tak akan bisa mendampingi rekan mereka, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti (peringkat kelima), bersaing di Tokyo.
Kehadiran minimal dua pasangan pada peringkat delapan besar menjadi syarat agar sebuah negara bisa mendapat kuota maksimal, dua wakil, pada setiap nomor ganda untuk Olimpiade. Adapun nomor tunggal mensyaratkan minimal dua wakil pada 16 besar.
Dengan peraturan tersebut, Indonesia hampir pasti mengamankan dua tiket pada tunggal dan ganda putra, serta satu tiket tunggal dan ganda putri. Ganda campuran masih harus mengusahakan mendapat dua tiket.
Antisipasi
Selain mengganti hilangnya poin dari Jerman Terbuka, memaksimalkan kesempatan di All England harus dilakukan sebagai langkah antisipasi karena belum adanya kepastian penyelenggaraan beberapa turnamen. Swiss Terbuka (17-22 Maret) termasuk turnamen yang berpeluang dibatalkan. Adapun nasib Kejuaraan Asia di Wuhan, China, 21-26 April, akan diputuskan Konfederasi Bulu Tangkis Asia, pekan ini.
Hingga saat ini, turnamen yang telah dibatalkan/ditunda, selain Jerman Terbuka, adalah Lingshui China Masters BWF Super 100, Ciputra Hanoi Yonex International Challenge, dan Polandia Terbuka. Sementara itu, turnamen kategori yunior, Pembangunan Jaya Raya Grand Prix di Tangerang Selatan, Banten, 14-19 April, mundur menjadi 18-23 Agustus.
Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti mengatakan, PBSI memprioritaskan keselamatan dan kesehatan atlet. Untuk itu, dia pun menerima keputusan pembatalan atau penundaan turnamen. Namun, Susy berharap kepastian kejuaraan bisa diputuskan BWF dengan cepat.
”Ini tak hanya berpengaruh pada pengaturan kegiatan pemain, tetapi juga mempersiapkan administrasi untuk perjalanan mereka. Lebih cepat dalam memberi kepastian, tentu lebih baik,”ujar Susy.