Thorpe: Kesehatan Atlet Lebih Penting daripada Mimpi Olimpiade
Perenang Australia Ian Thorpe menyarankan atlet lebih mengutamakan kesehatan mereka daripada impian untuk bertanding di Olimpiade Tokyo. Sementara panitia optimistis Olimpiade dan Paralimpik tetap digelar sesuai jadwal.
Oleh
IDA SETYORINI
·3 menit baca
Melbourne, Kamis-Perenang kenamaan Australia, Ian Thorpe Kamis (27/2/2020)mengatakan, atlet sebaiknya tidak mendahulukan mimpi berlaga di Olimpiade ketimbang mempedulikan kesehatan mereka, terutama ketika hendak bertanding di Olimpiade Tokyo saat badan dunia kesehatan masih berusaha mengatasi penyebaran virus korona.
Virus seperti flu itu dipercaya berasal dari pasar hewan liar di pusat kota Wuhan, China tahun lalu dan telah menginsfeksi sekitar 80.000 orang serta membunuh lebih dari 2.700 orang yang sebagian besar ada di China.
Sejumlah kegiatan olahraga internasional terkena dampak penyebaran virus korona. Mereka terpaksa menunda bahkan membatalkan kegiatan. Selain itu virus korona juga mengancam keberlangsungan Olimpiade Tokyo.
Sehari sebelumnya, Rabu (26/2/2020), anggota IOC Dick Pound kepada Reuters, menyatakan terpaksa akan menunda Olimpiade Tokyo jika terjadi pandemi penyebaran virus korona serius.
"Saya tetap mementingkan kesehatan atlet. Itu yang paling utama," ujar Thorpe di Canberra, Australia, Kamis.
Dia menyatakan, biarkan para ahli bekerja lebih dulu untuk mengetahui benar bagaimana menangani virus korona sehingga tidak membuat sakit semua tim. "Apa saja risikonya kepada negara dan Olimpiade, di atas itu semua, dahulukan kesehatan atlet," ujar perenang yang meraih lima medali emas Olimpiade itu.
Chef de mission tim renang Olimpiade Australia Ian Chesterman mengatakan, masalah penyebaran virus korona jelas penting dan serius. Namun, semua atlet tetap berlatih seperti biasa, seakan mereka pasti akan ke Olimpiade Tokyo sesuai jadwal.
Sementara itu, panitia Olimpiade Tokyo Rabu lalu mengatakan, pemerintah yang akan menetapkan apakah pesta olahraga multi cabang sedunia itu akan dilaksanakan beberapa minggu lagi, atau menunda, atau menjadwalkan ulang terkait adanya virus korona.
Nasib penyelenggaraan pesta olahraga tersebut mengemuka seiring penyebaran virus korona (COVID-19) yang membuatnya dapat dibatalkan atau ditunda mengingat banyak kegiatan olahraga di Jepang mulai dari sepak bola hingga turnamen sumo yang seharusnya dimulai Maret, ditunda.
Panitia juga mengatakan, tetap akan mengadakan Olimpiade dan Paralimpik sesuai jadwal pada musim panas nanti dan tidak akan ditunda.
"Kami tidak berpikir demikian dan kami tidak dengar isu tersebut. Kami tetap bersiap dan tidak ada rencana sebaliknya.Tugas kami menyiapkan Olimpiade dan paralimpik sesuai jadwal. Itu asumsi kami," ujar CEO Tokyo 2020 Toshiro Muto.
Dia menyatakan, panitia Olimpiade akan menanggapi seruan Perdana Menteri Shinzo Abe dalam waktu dua minggu ke depan untuk menunda, membatalkan, atau mengecilkan skala penonton guna mengurangi penyebaran virus COVID-19.
Dia menambahkan, lari berantai obor Olimpiade yang dimulai pada 26 Maret di Fukushima lalu ke seluruh wilayah Jepang tidak akan ditunda walau mungkin ada beberapa penyesuaian yang perlu dilakukan.
Menurut dia, setelah berkonsultasi dengan IOC, mereka akhirnya tahu ucapan anggota IOC Dick Pound soal penundaan Olimpiade, sama sekali bukan usulan IOC. Sebelumnya, Pound mengatakan kepada media bahwa keputusan mengenai Olimpiade Tokyo akan diambil dalam waktu 2-3 bulan ke depan. Namun, IOC membantah pernyataan tersebut.
Seminggu sebelumnya, Menteri Olimpiade Seiko Hashimoto mengatakan kepada parlemen, persiapan Olimpiade sesuai jadwal. (Reuters/AP)