Liga 1 2020 bergulir mulai hari ini, Sabtu (29/2/2020). Pelaksanaan kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu menjadi ajang pembuktian komitmen kepengurusan PSSI hasil kongres luar biasa.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyelenggaraan Shopee Liga 1 2020 yang akan bergulir mulai hari ini, 29 Maret 2020, menjadi debut bagi kepengurusan baru Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia hasil Kongres Luar Biasa PSSI, November 2019. Perbaikan kualitas wasit, jadwal yang tepat waktu, hingga pembinaan para pendukung menjadi tiga komitmen utama Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan untuk kompetisi kasta tertinggi sepak bola Indonesia itu.
Sejumlah klub berharap PSSI dapat menunjukkan secara nyata komitmen untuk menyelesaikan tiga masalah klasik dalam liga Indonesia itu. Langkah itu diperlukan agar kompetisi berjalan secara sehat sehingga persaingan ke-18 tim di Liga 1 bisa semakin kompetitif.
Pembina Persija Jakarta, Ardhi Tjahjoko, menyoroti permasalahan wasit yang masih menjadi kendala utama Liga 1. Menurut dia, wasit perlu memimpin laga dengan kecakapan dan ketegasan agar disegani dan dihormati oleh semua tim.
”Operator liga harus memberi pembekalan ilmu dan pencerahan kembali kepada seluruh wasit yang memimpin Liga 1 hingga Liga 3. Semua wasit harus memiliki satu suara, satu pandangan, dan satu tujuan sehingga tidak ada lagi wasit yang melaksanakan aturan sendiri ketika memimpin pertandingan,” ujar Ardhi, Jumat (28/2/2020), di Jakarta.
Persija yang telah membentuk ”tim impian” dengan mengontrak bek sayap asal Italia, Marco Motta; mantan gelandang PSM Makassar, Marc Klok; dan penyerang tim nasional Indonesia, Osvaldo Haay; menargetkan juara. Pada laga perdana, Persija akan menghadapi Borneo FC di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (1/3/2020).
Sementara itu, CEO PT Persaudaraan Sepak Bola Makassar, yang menaungi PSM Makassar, Munafri Arifuddin menyambut baik jadwal Liga 1 yang drafnya dikirimkan kepada semua klub, awal Februari lalu, kemudian disahkan setelah rapat koordinasi PSSI-Kepolisian Negara RI (Polri), 20 Februari lalu.
PSM, lanjutnya, bersaing pula di Piala AFC 2020 sehingga berharap jadwal liga itu bisa konsisten diterapkan operator liga. ”Jangan sampai ada hal-hal yang membuat jadwal mundur di tengah-tengah perjalanan liga nanti,” ucap Munafri. PSM akan memulai Liga 1 2020 di Stadion Mattoangin, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu mendatang, dengan menghadapi PSS Sleman.
Liga 1 2020 akan berlangsung di 12 provinsi dalam kurun waktu 29 Maret hingga 31 Oktober. Sebanyak 306 pertandingan akan dilaksanakan dengan melibatkan 18 kontestan klub terbaik di Tanah Air.
Adapun runner-up musim lalu, Persebaya Surabaya, diberi kehormatan untuk membuka pelaksanaan Liga 1 2020. Tim ”Bajul Ijo” akan melawan tim promosi, Persik Kediri, Sabtu ini, di Stadion Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur. Laga itu akan dibuka oleh Wakil Ketua Umum PSSI, yang menjabat pula Direktur PT Liga Indonesia Baru (LIB), Cucu Somantri.
Perbaikan
Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan memastikan, perbaikan wasit telah menjadi menjadi fokus utama PSSI untuk menjamin liga berlangsung kompetitif. Untuk itu, PSSI dan PT LIB menggelar seleksi terhadap para wasit dan asisten wasit di Markas Divisi I Komando Strategi Angkatan Darat di Cilodong, Depok, Jawa Barat, pertengahan Februari lalu.
Hasil pembekalan dan seleksi itu, dari 29 wasit yang ikut serta, hanya 20 wasit yang lolos dan berhak menjadi pengadil di Liga 1. Sementara dari 38 asisten wasit yang ikut seleksi, terdapat 29 asisten wasit yang memenuhi syarat untuk bertugas di Liga 1.
”Kami penuhi pula permintaan wasit yang meminta alat komunikasi, termasuk alat semprot. Selain memberikan kenaikan honor setiap bertugas, PT LIB juga tengah mengkaji pemberian uang pembinaan berupa gaji rutin dan bonus kepada wasit yang selama ini kesejahteraannya belum diperhatikan,” kata Iriawan.
Adapun honor wasit dan asisten wasit musim ini meningkat sekitar 38 persen dibandingkan musim lalu. Honor wasit per laga yang sebelumnya Rp 5 juta menjadi Rp 6,5 juta, sedangkan asisten wasit, yang meliputi hakim garis dan wasit keempat, akan menerima Rp 3 juta. Jumlah itu mengalami kenaikan daripada musim lalu yang hanya Rp 2,5 juta.
Atas dasar itu, Iriawan berharap semua wasit Liga 1 bisa bertugas secara profesional sehingga tidak ada lagi wasit yang dipengaruhi pihak-pihak tertentu untuk mengatur pertandingan. Ia memastikan, Satuan Tugas Antimafia Polri juga akan tetap bertugas di Liga 1 2020 untuk mengantisipasi serta mengawasi potensi kehadiran peristiwa pengaturan skor.
Terkait jadwal, Iriawan mengungkapkan, PSSI dan PT LIB telah mendapat kepastian dari Polri agar tidak ada lagi penundaan jadwal pada musim 2020. Pelaksanaan Pilkada 2020, lanjutnya, tidak akan mengganggu Liga 1 karena pertandingan akan dilaksanakan di luar masa kampanye terbuka.
”Hanya peristiwa besar, seperti bencana alam, yang dapat mengubah jadwal liga. Saya jamin kepada klub bahwa Liga 1 berjalan tepat waktu agar klub tidak lagi menderita kerugian, terutama secara materi, akibat jadwal pertandingan yang ditunda,” ucapnya.
Tidak hanya masalah teknis pelaksanaan liga, PSSI juga memberi perhatian pada pembinaan para pendukung. Ketua Divisi Pembinaan Suporter dan Fans PSSI Budiman Dalimunthe mengatakan, pihaknya telah melakukan riset untuk mengetahui gambaran besar dan permasalahan para pendukung klub Indonesia. Hasilnya, dari seluruh hukuman Komisi Disiplin PSSI selama musim 2019, lebih dari 50 persen sanksi yang diterima klub didasari ulah para pendukung, seperti melempar botol air mineral ke lapangan dan menyalakan kembang api (flare).
Oleh karena itu, PSSI akan melaksanakan program pelatihan kepada para pengurus kelompok pendukung tim Liga 1, Maret dan April mendatang. Hal itu untuk memberikan pemahaman dan edukasi kepada para pendukung agar mematuhi aturan dan menjauhi tindakan vandalisme ketika mendukung tim idolanya. Basis pendukung dari empat klub akan mengawali program itu adalah The Jakmania (Persija), Bonek (Persebaya), Viking (Persib Bandung), dan Aremania (Arema).
”Target jangka pendek kami di musim ini ialah pertemuan dua tim yang secara tradisional berseteru bisa dihadiri pendukung tim tamu di stadion, minimal diawali oleh kehadiran para koordinator kelompok pendukung,” kata Budiman.
Seperti diketahui, laga Persija melawan Persib serta Persebaya melawan Arema dalam beberapa musim terakhir tidak pernah dihadiri pendukung tim tamu karena larangan dari aparat keamanan.
Konsistensi
Koordinator Tim Verifikasi Liga 1 Tahun 2020 Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) Eko Noer Kristiyanto berharap PSSI dan PT LIB konsisten menjalankan komitmen awal untuk melaksanakan jadwal liga. Ia mencontohkan, hasil pengamatan terhadap liga utama Jepang, J-League, akhir 2019 lalu, menunjukkan konsistensi yang dilakukan penyelenggara liga itu terhadap pelaksanaan jadwal, bahkan agenda J-League telah disusun untuk satu dekade ke depan.
”Pelaksanaan jadwal menunjukkan profesionalisme PSSI dan PT LIB. Jadwal yang konsisten bisa menjadi preseden bagus bagi penyelenggara liga, sekaligus bisa menarik minat para sponsor,” kata Eko.
Selain memberikan pelatihan kepada wasit, ia menilai, PT LIB perlu terus mengawasi kinerja wasit yang berkiprah di Liga 1. Perbaikan kemampuan teknis wasit, ujarnya, perlu diutamakan sebelum PSSI menyiapkan teknologi canggih untuk menunjang pertandingan, misalnya asisten wasit video (video assistant referee).
Secara khusus, BOPI juga berharap pelaksanaan Liga 1 2020 bisa mempertahankan capaian ketiadaan korban jiwa akibat anarkisme kelompok pendukung dalam pertandingan sepak bola seperti di musim 2019.
Menurut Akmal Marhali, koordinator Save Our Soccer (SOS), perbaikan wasit tidak hanya didasari pemberian peralatan pelengkap, seperti alat komunikasi dan alat semprot. Wasit, lanjutnya, harus diberi peningkatan kualitas. terutama pemahaman tentang regulasi dan pembekalan psikologi.
”Masalah utama wasit kita ada di sisi psikologi. Wasit yang dipercaya memimpin laga besar dan melibatkan emosi tinggi cenderung melakukan keputusan salah sehingga berdampak buruk pada citra liga secara keseluruhan,” ucap Akmal.
Ia pun berharap Divisi Pembinaan Suporter dan Fans PSSI lebih banyak turun ke lapangan untuk bertemu langsung para kelompok pendukung. Dengan begitu, mereka bisa melibatkan secara langsung para pendukung untuk mengatasi sejumlah masalah, seperti kekerasan antarpendukung klub.