Novendra Priasmoro Akhiri 16 Tahun Penantian Indonesia untuk Gelar Grand Master
Setelah penantian selama 16 tahun, Indonesia akhirnya memiliki pecatur bergelar grand master (GM) yang kedelapan, yakni Novendra Priasmoro (20). Namun, Novendra tidak boleh terbuai dan harus tetap konsisten.
LIBEREC, JUMAT — Pecatur muda Indonesia Novendra Priasmoro (2.489) memastikan menjadi grand master atau GM setelah meraih kemenangan pada babak ketujuh Kejuaraan Liberec Terbuka 2020 di kota Liberec, Ceko, Kamis (27/2/2020) malam. Keberhasilan pecatur binaan PT United Tractors itu telah menghapus dahaga dunia catur Indonesia yang telah menanti kehadiran GM baru atau kedelapan selama 16 tahun ini atau setelah Susanto Megaranto menjadi GM pada 2004.
”Yang pasti, senang sekali dengan gelar yang baru. Pemain catur pasti tujuan awalnya ingin menjadi GM dan membanggakan Indonesia,” ujar Novendra saat dihubungi dari Jakarta, Jumat.
”Target ke depan ingin menaikkan elo rating sampai 2.600 (GM Super). Harapannya, semoga United Tractors selalu mendukung saya dalam menata karier saya sebagai pemain catur profesional,” lanjutnya.
Novendra menaklukkan pecatur Polandia, Master Internasional (IM) Klaudia Kulon (2.335). Dalam laga tersebut, pecatur berusia 20 tahun itu bermain dengan buah hitam dan menerapkan strategi pembukaan Trompowsky. Pembukaan yang bertipe menyerang itu untuk mengantisipasi pola permainan Kulon yang dikenal agresif.
Terang saja, pada langkah kedua, Kulon sudah menyerang dengan gajah ke petak g5. Sampai langkah ke-10, sayap raja kedua pecatur sudah terbongkar. Namun, Novendra dapat keuntungan berupa sepasang gajah dan gajah petak gelapnya berada di h6 yang menguasai diagonal panjang hingga ke petak c1.
Keputusan Kulon melakukan rokade panjang pada langkah ke-16 tampak terlalu berani karena sepasang gajah hitam sudah menyorot ke sayap menteri dari petak h6 dan e6. Keberanian lainnya dari Kulon yang tidak bijaksana adalah ketika langsung menyantap bidak hitam b7 pada langkah ke-19. Padahal, bidak tersebut merupakan umpan atau jebakan yang dibuat Novendra.
Karena keberanian yang keliru itu, benteng putih di lajur b setengah terbuka menjadi tidak aktif. Sebaliknya, Novendra mendapatkan keuntungan berupa menteri, benteng, gajah, dan kuda menjadi bisa aktif menyerang sayap menteri putih di mana raja putih berada. Pada langkah ke-22, Novendra coba melancarkan korban benteng di b3. Setelah itu, Novendra coba tiga kali melakukan skak paksaan. Akan tetapi, Kulon baru menyerah pada langkah ke-25.
Kulon tidak mungkin selamat karena menterinya bakal lenyap untuk menghindari skak mat. ”Waktu raja putih bergerak ke c2, saya merasa bakal menang. Hati saya langsung dag-dig-dug. Saya enggak langsung jalan, saya tarik napas dulu. Setelah saya lihat semua serba langkah paksaan, baru saya jalan,” cerita Novendra.
Hasil itu membuat Novendra meraih tujuh kemenangan beruntun dari tujuh babak kejuaraan tersebut. Artinya, dia mendapatkan tambahan rating 11,4 poin atau sudah lebih 0,4 poin dari kebutuhan rating 11 poin untuk menggenapi syarat menjadi GM, yakni 2.500 poin. Dengan begitu, selain memperkokoh posisinya di puncak klasemen kejuaraan dengan tujuh poin, dia pun resmi menjadi GM baru untuk Indonesia.
Sebelumnya, di Festival Catur Praha 2020 di kota Praha, Ceko, 11-22 Februari, Novendra yang memiliki rating 2.493 atau hanya butuh tambahan rating 7 poin untuk menjadi GM justru menuai hasil buruk berupa kehilangan rating 4 poin. Minus rating mencapai 4 poin itu karena menang 5 kali, remis 2 kali, dan kalah 2 kali. Remis dan kalah dari pecatur dengan rating lebih rendah menyebabkan ratingnya berkurang drastis.
”Akhirnya, Novendra menjadi GM setelah empat kali nyaris menjadi GM tetapi gagal terus. Dia dua kali gagal memaksimalkan peluang menjadi GM di Festival Catur Praha 2020, sekali pada dwitarung dalam Jakarta Terbuka 2019, dan sekali pada Kejuaraan Dunia Yunior 2018,” ujar manajer tim sekaligus Kepala Bidang Pembinaan Prestasi PB Percasi Kristianus Liem.
Penantian panjang
Novendra menjadi penghapus dahaga dunia catur Indonesia yang telah menanti GM baru selama 16 tahun terakhir. Terakhir kali Indonesia memiliki GM baru ketika Susanto Megaranto menjadi GM di usia 17 tahun pada 2004. Saat itu, Susanto memecahkan rekor GM Utut Adianto yang pernah menjadi pecatur termuda Indonesia yang meraih gelar GM di usia 21 tahun pada 1986.
Secara keseluruhan, Novendra menjadi GM kedelapan untuk Indonesia. Sebelumnya, Indonesia telah memiliki tujuh GM, yakni GM Herman Suradiradja pada 1977, GM Herman Ardiansyah (1986), GM Utut Adianto (1986), GM Edhi Handoko (1994), GM Ruben Gunawan (1999), GM Cerdas Barus (2002), dan GM Susanto Megaranto (2004).
Setelah Susanto menjadi GM, dunia catur Indonesia sempat lesu. Tidak ada lagi bakat baru yang punya potensi meneruskan jejak langkah para pecatur legendaris Indonesia tersebut. Namun, secercah harapan muncul ketika Novendra muda menunjukkan bakat luar biasa. Pecatur kelahiran Jakarta, 24 November 1999, itu cepat melejit.
Dalam usia yang belum genap tujuh tahun, Novendra menjuarai Festival Catur Japfa U-14 pada 2012. Setelah itu, PB Percasi melirik untuk membinanya secara intens. Tidak butuh waktu lama, dia pun menjadi ”bocah ajaib” yang menguasai sejumlah kejuaraan kelompok usia dan juga kategori terbuka tingkat nasional dan internasional.
Di tingkat internasional, Novendra pernah mengenyam gelar juara tingkat Asia dan dunia. Tercatat, dia pernah menjuarai Kejuaraan Dunia Pelajar di Brasil pada 2014, Kejuaraan Asia Yunior U-20 di Filipina pada 2017, serta Kejuaraan Asia Yunior dan Putri U-20 di Solo, Indonesia, pada 2019. Dia pun tercatat sebagai salah satu pecatur termuda Indonesia yang meraih predikat IM dalam usia 17 tahun pada Kejuaraan Asia Timur Yunior 2017 di Filipina.
Sejak dua tahun silam, pelatih yang menangani Novendra, yakni pecatur asal Belarus, GM Andrei Kovalev, telah menilai Novendra sebagai pecatur berbakat dan akan meraih gelar GM dalam waktu dekat. Prediksi tersebut mencuat ketika Novendra berhasil mencapai rating tertinggi sepanjang kariernya saat itu, yakni 2.498 poin per September 2018. Karena itu pula, PB Percasi optimistis Novendra akan menjadi GM baru pada 2020.
Tidak boleh terbuai
Faktanya, Novendra berhasil memenuhi ekspektasi tersebut pada Kejuaraan Liberec Terbuka tahun ini. Kendati demikian, Novendra tidak boleh terbuai. Sebab, berkaca pada jejak tujuh GM Indonesia yang pernah ada, praktis hanya Utut yang bisa konsisten bahkan menjadi GM Super ketika mencapai rating tertinggi sepanjang karirenya, yakni 2.615 poin per Januari 1998. Hingga kini, Utut adalah satu-satunya pecatur Indonesia yang pernah menjadi GM Super.
Sementara itu, enam GM lainnya gagal menunjukkan konsistensi hingga tenggelam ditelan bumi setelah menjadi GM. Pecatur berbakat yang pernah dimiliki Indonesia, yakni Susanto, justru tidak lagi bermain sekonsisten dulu. Setelah meraih rating tertinggi sepanjang kariernya, yakni 2.569 poin per Oktober 2007, grafik permainan pecatur kelahiran Indramayu, Jawa Barat, 8 Oktober 1987, itu justru menurun. Saat ini, rating pecatur berusia 32 tahun itu tertahan di 2.550 poin per Februari 2020.
Apalagi, menurut Kristianus, Novendra dikenal sebagai pecatur yang emosional. Dia sering kali terburu-buru dan mengambil keputusan ceroboh. ”Sebagai pecatur yang sudah masuk tahap elite, Novendra justru sering bermain seperti pecatur medioker yang tidak sabar dan melakukan perhitungan panjang. Karena kecerobohan itu, dia sering kalah sia-sia,” ujarnya.
Hal itu terlihat ketika Novendra mengikuti Festival Catur Praha 2020. Dia dua kali remis dan dua kali kalah dari pecatur yang punya rating jauh di bawahnya. ”Ini jadi catatan untuk Novendra agar dia bisa terus berkembang setelah menjadi GM. Dia harus punya tekad untuk berlatih mandiri, terutama mengenai teknik pembukaan yang sering menjadi kelemahannya,” tutur Kovalev.
Sementara itu, United Tractors dan PB Percasi berkomitmen untuk terus memberikan dukungan kepada Novendra. ”Paling tidak, dia akan terus dikirim mengikuti kejuaraan internasional, seperti Olimpiade Catur 2020 di Moskwa, Rusia,” ucap Kristianus.