Akibat wabah virus korona baru, derbi panas di Liga Italia, yaitu Juventus kontra Inter Milan, harus ditunda. Penundaan jadwal itu dianggap merugikan klub-klub, khususnya Inter Milan, yang dua kali batal tampil di liga.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·4 menit baca
TURIN, SABTU — Wabah virus korona tipe baru di Italia, yang telah menelan 21 korban jiwa sejauh ini, terus berdampak luas ke olahraga. Derbi Italia, yang menyajikan duel sengit Juventus kontra Inter Milan, menjadi ”korban terbaru” wabah itu. Laga yang menentukan posisi puncak di Liga Italia itu harus ditunda.
Duel Juve kontra Inter Milan pada pekan ke-26 di Liga Italia itu sedianya digelar di Stadion Allianz, Turin, pada Senin (2/3/2020) dini hari WIB tanpa penonton. Namun, dalam perkembangan terbarunya, operator Liga Italia memutuskan menunda derbi itu, termasuk empat laga lainnya, yaitu Udinese-Fiorentina, Milan-Genoa, Parma-SPAL, dan Sassuolo-Brescia.
Kelima laga di Liga Italia Serie A itu ditunda pada 13 Mei atau 11 hari sebelum pekan terakhir musim ini, yaitu 24 Mei. Sebelumnya, wabah virus korona yang dinamai oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebagai Covid-19 itu juga telah menunda empat laga Liga Italia lainnya, yaitu Atalanta-Sassuolo, Hellas Verona-Cagliari, Torino-Parma, dan Inter-Sampdoria, yang semestinya digelar pekan lalu.
Keputusan menunda laga-laga itu dianggap merugikan para tim. Jadwal mereka menjadi kacau. Inter, misalnya, telah dua kali gagal bertanding di Liga Italia. Mereka pun dipaksa menggelar laga tanpa penonton di Stadion Giuseppe Meazza ketika menjamu Ludogorets (Bulgaria) di babak 32 besar Liga Europa, Jumat dini hari WIB lalu. Mereka kehilangan pendapatan 3 juta hingga 4 juta euro dari pemasukan tiket itu.
”Keputusan tiba-tiba ini sangat terlambat dan mengacaukan. Laga tertutup atau ditunda bukanlah keputusan tepat mengingat jadwal kami sangatlah padat. Beberapa tim masih harus memainkan laga-laga di Eropa (Liga Eropa dan Liga Champions). Terlepas untuk perlindungan kesehatan pemain ataupun warga, kita semua harus melakukan pertemuan darurat demi keberlanjutan liga ini,” ujar CEO Inter Giuseppe Marotta, dikutip Football-Italia, Sabtu.
Keputusan tiba-tiba ini sangat terlambat dan mengacaukan. Laga tertutup atau ditunda bukanlah keputusan tepat mengingat jadwal kami sangatlah padat.
Kendati demikian, keputusan pahit itu harus diterima karena wabah Covid-19 yang berawal dari Wuhan, China, telah mencapai fase darurat di Italia. Hingga Sabtu, tercatat sekitar 888 orang terjangkit virus itu di Italia. Sebanyak 21 orang di antaranya tewas. Untuk mengendalikan wabah itu, Pemerintah Italia telah menutup sejumlah fasilitas, seperti sekolah, perkantoran, museum, dan teater, di 10 kota, terutama di wilayah Lombardy dan Veneto.
Wabah virus itu juga telah menjangkiti pemain 22 tahun milik klub divisi ketiga di Liga Italia, yaitu US Pianese. Pemain itu kini dalam pemulihan di rumah sakit di Siena setelah dinyatakan positif terjangkit Covid-19. ”Saat ini, semua pemain dan ofisial tim (Pianese) sedang dikarantina,” bunyi keterangan pers klub asal Tuscan itu.
Dengan penundaan itu, perebutan scudetto (gelar juara Liga Italia) dipastikan akan ditentukan pada akhir musim ini. Sejauh ini, Juve dan Inter bersaing alot di puncak klasemen. Saat ini, Juve masih kokoh di puncak klasemen dengan 60 poin dari 25 laga. Adapun Inter menempel di peringkat ketiga dengan 54 poin dari 24 laga.
Sejak awal musim ini, mereka bergantian menempati puncak klasemen. ”Derbi Italia akan menentukan hasil akhir liga. Untuk Inter, kalau kalah, persaingan scudetto akan menjadi milik Juve dan Lazio,” kata Roberto Mancini, mantan Pelatih Inter Milan.
Sebelum laga ditunda, Pelatih Juventus Maurizio Sarri menyatakan, kemenangan adalah harga mati dalam laga tersebut. Selain untuk menjaga peluang scudetto, ”Si Nyonya Besar” butuh kemenangan untuk meningkatkan lagi kepercayaan diri mereka seusai dikalahkan Olympique Lyon 0-1 dalam laga pertama babak 16 besar Liga Champions Eropa di Perancis, Kamis.
Pelatih Inter Milan Antonio Conte berpandangan senada. Laga ini sangat penting dan akan menentukan nasib kedua tim dalam perebutan gelar juara. ”Ini laga yang sangat menentukan. Hasil laga ini akan menunjukkan berapa besar ambisi tim ini untuk mengejar target (juara),” ujar mantan pelatih Juve itu.
Merujuk pada sejarah, kedua tim adalah klub tersukses di Liga Italia. Juve memuncaki perolehan gelar juara dengan 35 gelar. Adapun Inter bersama tim sekotanya, AC Milan, berada di urutan kedua, masing-masing dengan 18 juara. Atas dasar itu, laga kedua tim diberi titel ”derbi Italia”.
Di Serie A, kedua tim telah berjumpa 177 kali. Juventus lebih unggul dengan total kemenangan 84 kali, sedangkan Inter menang 47 kali. Pada pertemuan terakhir di Giuseppe Meazza, Milan, 6 Oktober 2019, Inter justru tumbang 1-2 dari Si Nyonya Besar.
”Derbi Italia adalah laga yang gengsinya sama dengan el clasico, laga antara Real Madrid dan Barcelona di Liga Spanyol. Lagi pula, laga ini menentukan hasil liga sebagaimana laga menghadapi Milan atau Lazio,” ujar bintang Juve, Cristiano Ronaldo. (AP/AFP/REUTERS)