Lazio menggeser Juventus dari puncak klasemen sementara Liga Italia. Kekuatan utama Lazio musim ini berada pada kemauan para pemain untuk bekerja keras dan rasa persaudaraan yang sangat kuat antarpemain.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
ROMA, SABTU — Gol dalam kurun waktu tiga menit pada babak pertama, yang dicetak Luis Alberto dan Joaquin Correa, mengantarkan Lazio mengudeta posisi puncak klasemen Liga Italia atau capolista dari Juventus. Kemenangan atas Bologna di Stadion Olimpico, Roma, Sabtu (29/2/2020), memperpanjang rekor tak terkalahkan Lazio musim ini menjadi 21 pertandingan.
Lazio memulai pertandingan dengan formasi terbaik 3-5-2. Luis Alberto ditempatkan sebagai pengatur serangan atau trequartista di belakang duet penyerang, Ciro Immobile dan Joaquin Correa. Kolaborasi ketiganya menjadi penyumbang sepasang gol bagi ”Si Elang” ke gawang Bologna yang dikawal Lukasz Skorupski.
Trio lini serang Lazio terbukti merepotkan barisan pertahanan Bologna. Pergerakan Immobile di sisi kanan pertahanan Bologna tidak bisa ditutup dengan baik oleh Takehiro Tomiyasu dan Mattia Bani sehingga menghasilkan ruang di sisi tengah pertahanan. Melihat kondisi itu, Immobile langsung mengoper bola kepada Alberto yang berdiri tanpa tekanan dari pemain Bologna. Sebuah tendangan keras Alberto dari luar kotak penalti memecah kebuntuan pada menit ke-18.
Berselang tiga menit, sebuah skema serangan balik Lazio menghukum Bologna untuk kedua kalinya. Alberto yang menggiring bola dari area tengah lapangan melihat Correa yang bergerak bebas di sisi kiri pertahanan Bologna. Tanpa banyak pertimbangan, Correa langsung melakukan sepakan ke arah gawang pada sentuhan pertama. Arah bola tidak bisa diantisipasi Skorupsk. Lazio unggul sepasang gol.
Pada babak kedua, Bologna mencoba membalas gol. Rodrigo Palacio memiliki peluang setelah memanfaatkan kemelut di kotak penalti Lazio. Namun, sepakan kaki kiri pemain asal Argentina itu masih bisa ditepis kiper Lazio, Thomas Strakosha. Meskipun anak asuhan Sinisa Mihajlovic lebih menguasai laga pada babak kedua, mereka gagal memperkecil ketinggalan.
Kemenangan itu mengantarkan Lazio meraih 62 poin untuk unggul dua poin atas Juventus. Adapun ”Si Nyonya Besar” masih memiliki tabungan satu laga setelah duel Derby d’Italia melawan Inter Milan, Senin (2/3/2020) dini hari WIB, dibatalkan karena ancaman virus korona yang menyebar di Italia bagian utara. Laga Juve melawan Inter akan dilangsungkan pada 13 Mei.
Capaian Lazio yang bisa menduduki pucuk klasemen Liga Italia pada pekan-26 mengejutkan sang pelatih, Simone Inzaghi. Meskipun ia telah merasakan semangat dan keinginan anak asuhannya untuk memperbaiki prestasi musim lalu pascameraih gelar Piala Italia, penampilan luar biasa di Liga Italia musim ini di luar bayangan Inzaghi.
”Apabila saya berkata kita akan berada di posisi seperti saat ini pada pekan ke-26, saya tentu terkejut,” kata Inzaghi, yang menjadi bagian skuad Lazio ketika merengkuh gelar scudetto pada musim 1999/2000, dikutip laman Lazio.
Menurut dia, kekuatan utama Lazio musim ini berada di kemauan para pemain untuk bekerja keras dan rasa persaudaraan. Hal itu memudahkan tugas Inzaghi untuk meramu formasi terbaik yang menyesuaikan kekuatan lawan. Ia mencontohkan, dalam laga melawan Bologna, ia lebih memilih untuk memainkan Correa di depan dibandingkan dengan Felipe Caidedo, serta mencadangkan Danis Vavro untuk memberikan kesempatan bermain sejak awal kepada Luiz Felipe di jantung pertahanan.
”Saya melihat para pemain bersedia untuk selalu berkorban sehingga saya senang mereka dewasa dan menerima segala keputusan saya di setiap pertandingan,” ucapnya.
Sementara itu, Correa bahagia setelah berhasil memutus paceklik gol di Liga Italia sejak November 2019. Gol itu memiliki makna ganda. Tidak hanya mengakhiri ”puasa” golnya, tetapi juga membawa Lazio menguasai puncak klasemen untuk pertama kali sejak satu dekade silam.
”Pertandingan hari ini sangat emosional, para pendukung sangat bersemangat mendukung kami. Jika pemain melakukan kesalahan, mereka memberikan tepuk tangan yang sangat membantu kami di lapangan,” kata Correa dikutip Sky Sport Italia.
Serupa dengan Inzaghi, Correa mengungkapkan, persaudaraan antarpemain menjadi fondasi utama Lazio bisa bermain apik pada musim ini. Ia mengatakan, dirinya bersama dua penyerang lain di skuad ”Si Biru Langit”, yakni Immobile dan Caicedo, tidak pernah merasa bersaing, bahkan mereka saling mendukung satu sama lain.
”Hal terbaik tentang Lazio adalah kami merasa seperti saudara dan tidak pernah berargumen. Saya memeluk Caicedo, juga Immobile, karena dia seperti saudara saya, dan kami tidak pernah memiliki masalah dalam dua tahun ini,” ujar Correa yang bergabung dari Sevilla pada 2018.
Pelatih Bologna Sinisa Mihajlovic mengakui, timnya memulai laga dengan buruk sehingga kecolongan dua gol pada menit ke-18 dan ke-21. Permainan bertahan yang telah direncanakan, lanjut Mihajlovic, tidak berjalan sesuai dengan rencana karena para pemain Lazio masih mendapat ruang untuk melakukan serangan.
Terkait dengan peluang Lazio untuk meraih scudetto ketiga musim ini, Mihajlovic menilai Si Biru Langit adalah tiga tim terkuat di Liga Italia musim ini bersama Juventus dan Inter Milan.
”Namun, Lazio sejauh ini menunjukkan permainan lebih baik, antusiasme, motivasi, dan hasrat (untuk menang). Itu bisa memberikan perbedaan dalam persaingan scudetto,” ucap Mihajlovic yang menyumbangkan satu gelar Liga Italia dan dua Piala Italia selama berseragam Lazio pada 1998-2004.
Jaga tren
Tren positif juga mampu dipertahankan Napoli. Dalam laga di Stadion San Paolo, Naples, Minggu (1/3) dini hari WIB, anak asuhan Gennaro Gattuso membungkam tim tamu Torino, 2-1. Gol dari bek Konstantinos Manolas dan gelandang Giovanni Di Lorenzo membuat Napoli unggul. Dan, sebuah gol dari penyerang Torino, Simone Zaza, pada menit terakhir memperkecil marjin keunggulan ”I Partenopei”.
Atas hasil itu, Napoli meraih tiga kemenangan beruntun di Liga Italia. Raihan tiga poin membawa Napoli untuk sementara unggul tiga poin atas AC Milan di peringkat keenam. Posisi itu merupakan batas akhir untuk lolos ke Liga Europa musim depan.
Adapun kekalahan atas Napoli memperburuk rekor kekalahan ”Il Toro” menjadi enam pertandingan tanpa raihan poin. Andrea Belotti dan kolega hanya berjarak lima poin dari Genoa di posisi ke-18 yang menjadi ambang batas zona degradasi. (AFP)