Pep Guardiola kian menegaskan dirinya sebagai manajer Manchester City tersukses dalam mengejar trofi di level domestik. Total delapan trofi sudah ia raih sejak musim 2016-2017.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·3 menit baca
LONDON, SENIN — Meski kehilangan peluang untuk mempertahankan gelar juara Liga Inggris musim ini, Manchester City masih berbahaya di level domestik. Mereka sukses menyabet trofi Piala Liga Inggris yang ketiga secara beruntun setelah mengalahkan Aston Villa, 2-1, pada laga yang berakhir Senin (2/3/2020) dini hari WIB di Stadion Wembley, London.
Ini merupakan trofi Piala Liga Inggris ketujuh yang diraih City sejak musim 1969-1970. Pep Guardiola merupakan manajer tersukses yang pernah dimiliki City untuk bisa menyabet trofi ini tiga kali berturut-turut.
Guardiola menjadikan City sebagai tim kedua di bawah Liverpool dalam kesuksesan di kompetisi ini. Liverpool pernah menjuarai Piala Liga Inggris empat kali beruntun pada 1980-1981 hingga 1983-1984 dan total sudah mengumpulkan delapan trofi.
Menempatkan City dalam sejarah besar sepak bola Inggris merupakan kesuksesan besar yang sangat dibanggakan Guardiola. ”Ini adalah wujud dari sebuah konsistensi, luar biasa,” katanya.
Konsistensi ini dibangun sejak Guardiola mulai menangani City pada musim 2016-2017. Sejak saat itu, ia sudah mempersembahkan total delapan trofi kompetisi domestik, yaitu 2 trofi Liga Inggris, 3 trofi Piala Liga Inggris, 1 trofi Piala FA, dan 1 trofi Community Shields. Trofi pertama Guardiola untuk City adalah trofi Piala Liga Inggris pada musim 2017-2018 yang diraih setelah mengalahkan Arsenal 3-0.
”Kami telah melalui 11 kompetisi sejauh ini dan memenangi delapan di antaranya. Kami selalu berusaha memenangi setiap laga dan memberikan yang terbaik untuk klub. Menyabet 8 trofi dari 11 kompetisi tentu sangat luar biasa,” ujar Guardiola.
Meski demikian, masih ada satu ambisi yang belum bisa diwujudkan Guardiola bersama City, yaitu menyabet trofi dari kompetisi level Eropa. Perjalanan Guardiola bersama City di ajang Liga Champions selalu terhenti di tengah jalan dan bakal berhenti dalam dua musim ke depan setelah klub mendapatkan sanksi dari UEFA karena melanggar aturan Financial Fair Play.
Kami telah melalui 11 kompetisi sejauh ini dan memenangi delapan di antaranya. Kami selalu berusaha memenangi setiap laga dan memberikan yang terbaik untuk klub. Menyabet delapan trofi dari 11 kompetisi tentu sangat luar biasa.
Artinya, Guardiola tinggal memiliki kesempatan terbaik pada musim ini untuk mendapatkan trofi kompetisi Eropa. City masih berpeluang melaju ke babak perempat final Liga Champions musim ini setelah mengalahkan Real Madrid 2-1 pada laga pertama babak 16 besar.
Peluang untuk meraih treble alias tiga gelar juara dalam semusim juga masih terbuka karena City masih bertarung di ajang Piala FA. Mereka akan menghadapi Sheffield Wednesday pada laga putaran kelima, Kamis (5/3/2020) dini hari WIB.
Rotasi pemain
City kemudian mengandalkan kemampuan Guardiola dalam merotasi tim agar bisa memanfaatkan peluang di Liga Champions dan Piala FA. Pada laga kontra Aston Villa, Guardiola banyak melakukan perubahan susunan pemain agar kebugaran para pemain tetap terjaga.
Beberapa pemain yang dicadangkan saat menghadapi Real, seperti Raheem Sterling, Fernandinho, dan Sergio Aguero, kini dimainkan kembali. Sebaliknya, gelandang serang Kevin De Bruyne dan Gabriel Jesus dicadangkan.
Sebagai gantinya, Guardiola memainkan gelandang berusia 19 tahun, Phil Foden, yang justru menjadi kunci kemenangan tim. Foden memberikan asis kepada Aguero untuk mencetak gol pertama pada menit ke-20.
Gol kedua City kemudian dicetak Rodri Hernandez pada menit ke-30. Sementara Aston Villa sempat membuat City cemas karena mampu membalas satu gol melalui Mbwana Samatta sebelum jeda turun minum.
Meski demikian, dominasi City masih terlalu kuat bagi Aston Villa. ”Sayangnya, Anda seperti sedang mendaki gunung yang tinggi ketika tertinggal dua gol dari tim seperti City,” kata Manajer Aston Villa Dean Smith. (AP/AFP)