Setelah disingkirkan Chelsea dari ajang Piala FA, “Si Merah” kini trofi Liga Inggris dan trofi Liga Champions. Target utama Liverpool adalah menyabet gelar juara Liga Inggris yang telah dinanti selama 30 tahun.
Oleh
DOMINICUS HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
London, Rabu - Target menyabet gelar juara Liga Inggris yang telah dinantikan selama tiga dekade sudah menjadi harga mati bagi Liverpool musim ini. Sedemikian setianya Liverpool pada tujuan utama sehingga mereka tidak mau meratap ketika peluang menjuarai Piala FA lepas dari genggaman. “Si Merah” terus melaju di jalan lurus yang mereka bangun.
Perjalanan Liverpool di ajang Piala FA musim ini telah terhenti di Stadion Stamford Bridge usai dikalahkan Chelsea, 0-2, pada laga putaran kelima, Rabu (4/3/2020) dini hari WIB. Jawaban manajer Liverpool, Juergen Klopp, pun sederhana. “Kami layak kalah karena mereka mencetak dua gol akibat kesalahan kami,” katanya.
Gol pertama terjadi ketika bola yang ditendang penyerang Chelsea, Willian, terlepas dari tangkapan kiper Liverpool, Adrian, dan masuk ke gawang ketika laga baru memasuki menit ke-13. Kesalahan kembali dilakukan lini tengah Liverpool yang membiarkan gelandang Chelsea, Ross Barkley, bisa dengan mudah mencetak gol kemenangan pada menit ke-64.
Para pemain Liverpool tampak frustrasi sepanjang laga dan sebaliknya para pemain Chelsea sangat menikmati permainan. “The Blues” tidak gentar melawan tim yang sangat perkasa di Liga Inggris tersebut. Bahkan, gelandang Chelsea yang baru berusia 18 tahun, Billy Gilmour, bisa tampil luar biasa dan menjadi pemain terbaik malam itu.
Seusai laga, manajer Chelsea, Frank Lampard, kembali mengingatkan bahwa Liverpool adalah tim terbaik di dunia. Sementara mereka adalah tim yang pada musim ini baru dalam tahap transformasi. Chelsea selama ini mengandalkan para pemain muda dan belum bisa tampil konsisten. Keberhasilan mengalahkan Liverpool, kata Lampard, patut dirayakan.
“Kami bukan lagi Chelsea yang masih memiliki pemain seperti Eden Hazard, Diego Costa, John Terry, dan Didier Drogba. Kami hanya memiliki para pemain muda yang mencoba menutup kesenjangan (dengan tim papan atas),” kata Lampard.
Laga itu kemudian memperlihatkan bahwa para pemain muda Chelsea seperti Gilmour, Mason Mount, dan Reece James, sudah mampu menjadi tulang punggung tim. Pemain muda lainnya yang tidak tampil seperti Tammy Abraham juga berjasa besar dalam mengumpulkan gol pada musim ini.
Sebelum laga tersebut, Klopp sudah tahu persis kekuatan Chelsea sehingga ia bertekad untuk menurunkan tim yang lebih kuat. Ia tidak mau lagi menurunkan tim yang sepenuhnya berisi pemain U-23 seperti saat mengalahkan Shrewsbury Town pada putaran sebelumnya.
Kenyataannya, komposisi tim yang yang dimainkan Klopp malam itu bukanlah formasi tim terkuat. Duet Joe Gomez dan Virgil Van Dijk masih ada di belakang, Fabinho masih ada di lini tengah, dan Sadio Mane tetap menjadi ujung tombak. Namun, Mohamed Salah, James Milner, dan Roberto Firmino menjadi anggota skuad inti Si Merah yang malam itu tampil sebagai pemain cadangan.
Klopp juga memilih pemain muda Neco Williams ketimbang Trent-Alexander Arnold sebagai bek sayap. Kiper Alisson Becker yang sudah berjasa membuat Liverpool jarang kebobolan pada musim ini juga sengaja diistirahatkan.
Bukan prioritas
Cara Klopp memilih pemain untuk menghadapi Chelsea malam itu semakin menunjukkan Liverpool yang tetap setia berada di jalan lurus untuk merebut target di Liga Inggris. “Mungkin ini terdengar menyakitkan tetapi Piala FA bukanlah prioritas bagi Liverpool musim ini,” kata penulis senior BBC, Phil McNulty.
Kesan itu terlihat jelas ketika Klopp memutuskan untuk menurunkan pemain muda sebanyak dua kali saat menghadapi Everton pada putaran ketiga maupun Shrewsbury pada putaran keempat. Ia memberi kesempatan anak muda tampil sedangkan para pemain senior menikmati libur musim dingin.
Namun, penulis senior ESPN, Mark Odgen, menyayangkan keputusan Klopp tersebut. Liverpool sebenarnya masih bisa tetap mengerahkan susunan tim terkuatnya tanpa merugikan peluang di Liga Inggris. Toh, Liverpool tinggal butuh empat kemenangan lagi karena mereka sudah unggul 22 poin di atas Manchester City.
Pada akhir pekan ini, Liverpool akan menghadapi Bournemouth pada laga lanjutan Liga Inggris. Masih masuk akal jika Klopp menurunkan tim yang tidak terlalu kuat dan mengistirahatkan para pemain pilarnya saat menghadapi Bournemouth.
Dengan demikian, tim berpeluang tampil dalam kondisi terbaiknya saat menghadapi Atletico Madrid pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions, pekan depan. Liverpool masih bisa berpeluang meraih gelar treble dan menyamai rekor Manchester United pada musim 1998-1999 jika tidak “meremehkan” Chelsea.
Bisa jadi, Klopp sudah berpikir realistis dan tidak mau memforsir para pemainnya di semua kompetisi. Lagipula, Ole Gunnar Solskjaer, manajer MU yang dulu menjadi pemain saat MU meraih treble, juga sudah menyerah. “Kami berharap bisa mengulanginya, tetapi sangat sulit bahkan mustahil,” kata Solskjaer.
MU kini bahkan kesulitan naik ke papan atas Liga Inggris musim ini. Mereka sedang fokus menjalani laga putaran kelima Piala FA melawan Derby County, Jumat (6/3/2020) pukul 02.45 WIB. (AFP/REUTERS)