Athletic Bilbao melaju ke final Piala Raja Spanyol setelah unggul agregat gol atas Granada. Laga final bersejarah akan tersaji karena mempertemukan dua tim dari wilayah otonomi Basque, yaitu Bilbao dan Real Sociedad.
Oleh
M IKHSAN MAHAR
·5 menit baca
GRANADA, JUMAT — Sebuah gol dari bek sayap Athletic Bilbao, Yuri Berchiche, dalam laga kedua babak semifinal Piala Raja Spanyol di Stadion Nuevo Los Carmenes, Granada, Jumat (6/3/2020) dini hari WIB, menghadirkan sejarah. Berchiche membawa ”Los Leones” menghadirkan derbi Basque pertama di final turnamen itu sejak musim 1927.
Tertinggal agregat 0-1 sebelum laga itu membuat Granada memulai duel kedua di kandangnya sendiri dengan tampil menyerang. Pelatih Granada Diego Martinez menerapkan formasi menyerang 3-4-3 dengan trio penyerang Antonio Puertas, Carlos Fernandez, dan Darwin Machis menjadi tumpuan untuk mengatasi ketertinggalan.
Namun, berbagai usaha yang dilakukan pemain ”El Grana” masih belum mampu menembus tembok kokoh pertahanan Bilbao hingga jeda babak pertama.
Di babak kedua, Granada tetap mempertahankan pola menyerang, sedangkan Bilbao mencoba bermain rapat untuk sesekali mencuri peluang melalui serangan balik. Kesabaran El Grana berbuah hasil ketika paruh kedua baru berjalan tiga menit. Machis, yang menguasai bola di sisi kiri, memberikan umpan kepada Fernandez di dalam kotak penalti.
Tanpa kesulitan, Fernandez mampu menyundul bola yang sempat memantul tanah di depan garis gawang. Bola pun meluncur tajam ke dalam gawang Bilbao tanpa bisa diantisipasi penjaga gawang Unai Simon.
Granada semakin bersemanagat untuk menambah gol. Di menit ke-76, Granada mendapat peluang dari sepak pojok. Machis yang mengeksekusi bola mati itu kembali mampu memberikan umpan matang kepada rekan setimnya. Bek German Sanchez memenangkan duel udara dengan bek Bilbao, Unai Nunez, untuk memperlebar margin keunggulan Granada menjadi dua gol.
Tertinggal dua gol membuat Pelatih Bilbao Gaizka Garitano menerapkan pola menyerang dengan memasukkan penyerang veteran, Aritz Aduriz, di menit ke-79 untuk menggantikan gelandang Mikel San Jose.
Sebuah kolaborasi operan yang dilakukan gelandang Mikel Vesga dan penyerang sayap, Iker Muniain, di tengah lapangan membuka ruang di sisi kanan pertahanan El Grana. Itu memberi kesempatan Berchiche untuk melakukan penetrasi tanpa bola ke wilayah pertahanan Granada. Tanpa kesulitan, Vesga memberikan operan kepada Berchiche.
Dalam dua kali sentuhan, Berchiche melepaskan tendangan dengan kaki kirinya yang mampu mengelabui kiper Granada, Rui Silva. Gol itu membuat Bilbao di atas angin. Gol balasan Bilbao mengejutkan Granada. Alhasil, Machis dan kolega kembali menguasai laga.
Unggul agregat
Secara statistik, Granada melesakkan total 16 tembakan, sedangkan Bilbao hanya menghasilkan 8 tembakan. Penguasaan bola juga dikuasai El Grana dengan 53 persen berbanding 47 persen. Namun, dominasi di laga itu tidak sejalan mulus dengan ambisi mereka menembus laga final. Agregat dua laga antara Granada dan Bilbao menjadi 2-2. Les Leones yang memiliki keunggulan gol tandang berhak melaju ke partai pamungkas turnamen itu.
Garitano mengakui anak asuhannya menderita akibat tekanan bertubi-tubi dari tim tuan rumah. Namun, ia memuji para pemainnya karena telah menunjukkan kerja keras hingga akhir laga sehingga mampu mencuri gol setelah kebobolan dua gol.
”Tidak mudah mencapai final. Kita tahu harus merasakan penderitaan, tetapi akhirnya kita mampu mencetak gol yang kita butuhkan. Kita melangkah ke final. Ini adalah hari yang indah untuk tim,” ujar Garitano seperti dikutip Marca.
Silva menilai, satu kesalahan menjadi penyebab pupusnya impian Granada melanjutkan mimpi untuk meraih gelar pertama bagi klub. Prestasi terbaik El Grana ialah menjadi runner-up Piala Raja Spanyol pada edisi 1959.
”Kita superior dalam laga kedua ini, tetapi detail kecil membuyarkan langkah kami ke final. Meski sedih, sepatutnya kami bisa menegakkan kepala kami karena telah menunjukkan perjuangan luar biasa di musim,” ujar kiper berkebangsaan Portugal itu.
Final bersejarah
Perebutan trofi Piala Raja Spanyol akan mempertemukan Bilbao dengan tetangganya di wilayah otonomi Basque, yakni Real Sociedad. ”Si Biru-Putih” mengandaskan mimpi tim Divisi Kedua di Liga Spanyol, Mirandes, pada laga semifinal dengan agregat 3-1. Laga final akan berlangsung di Stadion La Cartuja di Sevilla pada 17 April mendatang.
Pertemuan keduanya akan menjadi derbi Basque keempat di Piala Raja Spanyol. Tiga edisi sebelumnya mempertemukan Bilbao dengan Vasconia Sporting Club pada 1910, kemudian Racing de Irun kontra Bilbao pada 1913, dan Real Union menghadapi Arenas pada 1927.
Sang pencetak gol, Berchiche, bangga akan memainkan laga final melawan Sociedad. Menurut dia, derbi Basque itu menjadi laga bersejarah yang mungkin hanya dapat dialami satu kali dalam hidup.
Sang pencetak gol, Berchiche, bangga akan memainkan laga final melawan Sociedad. Menurut dia, derbi Basque itu menjadi laga bersejarah yang mungkin hanya dapat dialami satu kali dalam hidup.
”Athletic (Bilbao) dan Real (Sociedad) adalah dua klub yang sangat saya cintai karena keduanya memberikan banyak hal dalam hidup saya. Saya senang Real berada di final, tetapi kami akan berusaha untuk menang,” kata mantan pemain Sociedad pada periode 2012-2017 itu.
Hal serupa juga disampaikan Pelatih Sociedad Imanol Alguacil. ”Melawan Athletic di final merupakan pengalaman yang luar biasa bagi bangsa Basque,” kata Alguacil.
Ia pun berambisi untuk menyempurnakan musim baik di Piala Raja Spanyol dengan kemenangan di pertandingan final. Musim ini ”La Real” selalu memenangkan enam laga di Piala Raja Spanyol.
”Ini tahun kami dan kami akan berjuang untuk mencapai hasil terbaik di Piala Raja Spanyol dan meraih hasil baik di Liga Spanyol,” ujarnya.
Bagi Bilbao, laga final itu akan menjadi peluang mereka meraih gelar Piala Raja Spanyol ke-24, sedangkan Sociedad berambisi mendapatkan trofi kedua di turnamen itu. Bilbao meraih gelar Piala Raja Spanyol pada 1984, adapun Sociedad mendapatkan gelar pertamanya pada 1987.
Terakhir kali Bilbao mencapai partai final pada 2015, tetapi dikalahkan Barcelona 3-1. Adapun Sociedad harus menunggu 32 tahun untuk kembali tampil di partai pamungkas. La Real juga tumbang dari ”El Barca” di laga final itu. (REUTERS)