Pengurus cabang diminta mengutamakan dan menjaga kondisi kesehatan atlet dalam mengikuti turnamen uji coba ataupun kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Kesehatan atlet adalah yang terpenting.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Persiapan atlet menuju Olimpiade Tokyo 2020 tetap akan berlangsung normal di tengah kewaspadaan wabah coronavirus (virus korona) atau penyakit Covid-19. Pengurus cabang diminta mengutamakan dan menjaga kondisi kesehatan atlet dalam mengikuti turnamen uji coba ataupun kualifikasi.
Sebelumnya, Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC) Thomas Bach dalam situs resminya menyatakan, Olimpiade Tokyo tidak akan dibatalkan. Olimpiade akan berlangsung sesuai dengan waktu yang ditetapkan, yaitu Juli-Agustus 2020, walaupun negara tuan rumah sedang terdampak wabah virus korona.
Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari mengatakan, kepastian itu membuat kontingen Indonesia bisa fokus menambah jumlah atlet untuk lolos kualifikasi. Sebanyak 31 atlet ditargetkan lolos atau lebih banyak dibandingkan Olimpiade Rio 2016 (28 orang).
”Persiapan akan berjalan seperti seharusnya. Dengan proses persiapan itu, kita juga menambah lebih banyak atlet lolos. Di samping prestasi, kami tetap utamakan kewaspadaan terhadap korona. Kita setuju kesehatan atlet yang paling penting,” kata Okto, Jumat (6/3/2020), di Jakarta.
KOI meminta pengurus cabang lebih cermat memilih turnamen kualifikasi yang dikunjungi. Pemilihan negara yang menyelenggarakan kualifikasi harus ditimbang risiko dampak Covid-19.
Pengurus cabang diminta selalu berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan sebelum menentukan turnamen. ”Hal ini supaya pencegahan wabah bisa maksimal,” kata Okto.
KOI juga menginstruksikan pengurus mengikuti pedoman pencegahan Covid-19 terhadap atlet yang disosialisasikan di Kantor KOI, Jumat. Acara itu menghadirkan dokter ahli penyakit ilmu dalam dari Pusat Pengembangan Iptek Kesehatan Olahraga Nasional (PPITKON) Kemenpora Haryono dan dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Anshari Saifuddin Hasibuan.
Haryono menyampaikan, hal terpenting dalam mencegah Covid-19 adalah imunitas tubuh. Agar imunitas terjaga, pelatih setiap cabang olahraga harus menyesuaikan latihan dan gizi makanan yang tepat untuk atlet.
”Latihan tidak boleh berlebihan, harus sesuai kondisi masing-masing tubuh atlet. Semakin berlebihan, imunitasnya justru akan menurun. Di sini peran pelatih untuk menyesuaikan kemampuan atlet,” kata Haryono.
Atlet dianjurkan mengonsumsi vitamin C dan vitamin E untuk memberikan imunitas lebih terhadap tubuh. ”Tetapi jangan sampai minum suplemen sembarangan. Nanti malah berbahaya kalau suplemennya ternyata masuk dalam kategori doping,” kata Haryono.
Sementara itu, Anshari menganjurkan atlet diberikan vaksin influenza saat melakukan uji coba atau menuju turnamen kualifikasi di luar negeri. Vaksin tersebut dinilai bisa mengurangi dampak tertularnya Covid-19.
”Influenza kan mirip dengan korona. Vaksin influenza biasanya dianjurkan untuk orang yang bepergian. Karena kalau kena influenza, akan semakin berisiko juga kena penyakit lain,” kata Anshari.
Menurut Anshari, atlet ataupun pengurus tidak perlu panik karena bahaya Covid-19 jauh lebih rendah, bahkan dibandingkan penyakit sehari-hari, misalnya saja tuberkolosis. ”Karena itu, kita tidak perlu panik berlebihan. Hanya saja penularannya memang lebih cepat,” ungkapnya.
KOI, menurut rencana, membuat pedoman pencegahan Covid-19 dalam bentuk buku. Buku itu akan dibagikan ke seluruh cabang olahraga, khususnya yang akan menuju Olimpiade.
Pelaksana tugas (Plt) Deputi IV Bidang Peningkatan Olahraga dan Prestasi Kemenpora Chandra Bakti mengatakan sudah mengimbau pengurus cabang beberapa hari sebelumnya. Imbauan itu berupa permintaan agar pengurus berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan kedutaan besar saat akan mengunjungi negara lain, selain tentunya dengan Kemenkes.
”Kami menyerahkan sepenuhnya kepada cabang. Mereka yang akan mengambil keputusan mengikuti uji coba ataupun turnamen. Kami hanya mengimbau saja agar selalu berkoordinasi,” ucap Chandra.
Menurut Chandra, cabang diperbolehkan mengganti negara uji coba jika memang berisiko. Meski demikian, pergantian itu harus dijelaskan dan dipertanggungjawabkan jika berbeda dengan rencana dalam nota kesapahaman (MOU) anggaran.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Achmad Budiharto menjelaskan, atlet nasional tetap akan aktif mengikuti kejuaraan di luar negeri. Untuk mengurangi risiko penularan Covid-19, mereka tidak akan mengikuti kejuaraan yang dianggap tidak signifikan menentukan nasib lolos ke Olimpiade.