Pertarungan Juventus melawan Inter Milan di Turin, Senin dini hari WIB, menjadi penentu langkah kedua tim dalam persaingan ”scudetto”. Namun, laga akan terasa berbeda karena derbi Italia ini dilangsungkan tanpa penonton.
Oleh
M IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
TURIN, SABTU — Setelah 17 tahun, laga klasik derby d’Italia antara Juventus melawan Inter Milan, Senin (9/3/2020) dini hari WIB, di Stadion Allianz, Turin, kembali menjadi penentu perebutan scudetto Liga Italia. Meskipun atmosfer pertandingan akan panas dan penuh gengsi, pertemuan kedua tim akan menjadi pertarungan pertama kedua tim yang dilangsungkan tanpa kehadiran penonton akibat dampak virus korona baru (Covid-19) di Italia utara.
Juventus terakhir kali dilarang melaksanakan pertandingan kandang tanpa penonton terjadi pada laga melawan Atalanta di musim 2009. ”Si Nyonya Besar” dihukum akibat melakukan serangan rasis kepada Mario Balotelli, pemain Inter di musim itu. Selain itu, Juve juga diharuskan bermain di stadion kosong pada awal musim 1985/1986 pasca-Tragedi Heysel, 29 Mei 1985.
Sementara itu, Pelatih Inter Antonio Conte memiliki ambisi berlipat untuk mengakhiri hegemoni Juve di Liga Italia dalam delapan tahun terakhir. Sebuah kejayaan yang juga dimulai Conte ketika kembali ke Turin sebagai pelatih pada 2011.
Kemudian, Conte juga ingin menghapus kutukan Inter yang selalu gagal menaklukkan Juve dalam perebutan scudetto. Terakhir kali Inter bisa menyaingi Juve dalam persaingan juara Liga Italia terjadi pada 2003. Namun, Inter harus finis di peringkat kedua dan merelakan rival terberatnya mengangkat trofi liga.
Inter memang tercatat pernah meraih lima scudetto berturut pada periode 2006-2011, tetapi momen itu terjadi ketika Juve masih berusaha bangkit pascaskandal pengaturan skor atau calciopoli. Tercatat, musim pamungkas Inter bisa memenangi pacuan scudetto dengan Juve terjadi pada musim 1979/1980. Inter yang diperkuat penyerang legendaris Alessandro Altobelli unggul tiga angka atas Juve di klasemen akhir liga.
Namun, laga derbi Italia edisi ke-250 akan terasa seperti permainan catur yang sepi dari ingar-bingar sorakan dan yel-yel para pendukung. Kedua pelatih, Maurizio Sarri dan Conte, akan memiliki kesempatan langka untuk mengatur strategi dan menentukan ”pion-pion” andalan dalam kesunyian.
Menurut Gazzetta dello Sport, laga itu maksimal hanya dihadiri 500 orang di Stadion Allianz yang berkapasitas 41.507 tempat duduk. Dengan rincian sebanyak 150 orang yang terdiri dari pemain, staf kedua tim, dan wasit; 100 petugas keamanan; 100 teknisi dan petugas stadion; serta 150 wartawan.
Kekuatan penuh
Berhentinya laga Liga Italia di Italia utara sejak 22 Februari lalu memberikan berkah tersendiri bagi kedua tim untuk menatap laga penentu scudetto ini. Juve memiliki cukup waktu untuk memulihkan mental setelah tumbang kepada Olympique Lyon di laga pertama babak 16 besar Liga Champions.
Melawan Inter, Si Nyonya Besar kemungkinan besar bisa menurunkan kapten Giorgio Chiellini sejak menit awal. Lalu, lumbung gol utama Cristiano Ronaldo juga telah siap berkonsentrasi penuh ke lapangan hijau setelah menemani Maria Dolores, sang ibunda, yang mengalami stroke, awal pekan ini.
Di sisi lain, ”La Beneamata” akan kembali bermain dengan seluruh pemain utama setelah kiper andalan Samir Handanovic pulih dari cedera. Istirahat 21 hari dari pertandingan Liga Italia membuat Conte memiliki waktu untuk mempersiapkan kembali anak asuhannya dalam persaingan scudetto, terutama untuk memadukan gelandang anyar Christian Eriksen dengan skema favoritnya, 3-5-2.
Ronaldo menganggap ketidakhadiran penonton membuat laga derbi Italia akan terasa berbeda. Namun, ia menghormati keputusan Pemerintah Italia untuk mengutamakan kesehatan semua pihak.
”Meski tanpa penonton, tanggung jawab kami tetap sama, yaitu untuk menang dan menampilkan permainan baik,” ujar peraih lima gelar Ballon d’Or itu kepada Sky Sport Italia.
Bek Inter, Andrea Rannochia, mengakui pula bahwa kesunyian stadion di Turin akan mengurangi atmosfer yang selalu ditunjukkan penonton dalam pertemuan kedua tim. ”Ketiadaan penonton tidak akan membuat kami kekurangan motivasi sebab ini adalah derbi Italia, pertandingan akbar,” ucapnya.
Tidak hanya punggawa ”I Nerazzurri” yang menginginkan tiga poin dari lawatan ke Turin, Presiden Inter Steven Zhang juga menuntut para pemainnya untuk meraih hasil maksimal. ”Kita menuju Turin untuk memenangi tantangan yang tidak mudah ini,” ujarnya.
Penentuan
Apabila Juve menang, anak asuhan Sarri ini akan kembali memimpin Liga Italia dengan unggul satu poin atas Lazio. Adapun kemenangan bagi Inter akan memperkecil jarak mereka dengan Juve dan Lazio. Inter kini mengumpulkan 54 poin dari 24 laga, sedangkan Juventus memiliki 60 poin dari 25 pertandingan dan Lazio telah mengemas 62 poin dari 26 pertandingan yang telah dijalani.
Pelatih tim nasional Italia, Roberto Mancini, menilai, tiga tim itu masih memiliki peluang yang setara untuk menjadi juara di Liga Italia musim ini. Akan tetapi, lanjutnya, keunggulan Lazio di klasemen sementara membuat dua pesaing scudetto lain, Juventus dan Inter, harus mampu menghindari kesalahan sedikit pun di sisa laga Liga Italia.
”Mengejar tim (di klasemen) menghadirkan tekanan sehingga tidak bisa lagi membuat kesalahan. (Persaingan) Liga Italia masih terbuka dan akan menarik hingga akhir,” ucap mantan pelatih Inter itu. (AFP)