Ambisi Inter Milan bersama Pelatih Antonio Conte untuk merajai Liga Italia musim ini membentur realitas ”gunung tinggi” bernama Juventus. Inter kalah kedua kalinya dari Juve musim ini, terakhir di Turin, Senin dini hari.
Oleh
Kelvin hianusa
·3 menit baca
TURIN, SENIN — Tim tamu Inter Milan harus mengakui keunggulan Juventus,
0-2, dalam laga tanpa penonton derbi d’Italia di Stadion Juventus pada Senin (9/3/2020) dini hari WIB. ”Nerazzurri” terbukti belum mampu mendaki ”gunung tinggi” berupa kualitas permainan dan mentalitas Juve.
Laga derbi yang sempat ditunda karena kewaspadaan terhadap wabah penyakit Covid-19 yang dipicu virus korona baru itu akhirnya digelar pekan ini. Pencegahan wabah yang masih menjadi perhatian membuat pertandingan berlangsung tanpa penonton.
Pelatih Inter Milan Antonio Conte, yang untuk pertama kali kembali ke markas bekas klubnya sebagai lawan, menggunakan strategi andalannya, 3-5-2, di laga ini. Dia memasang duet striker Lautaro Martinez dan Romelu Lukaku di lini depan.
Sementara itu, Juve mencoba formasi lebih menyerang dengan pendekatan 4-3-3. Pendekatan pelatih mereka, Maurizio Sarri, cukup unik dengan menempatkan Juan Cuadrado yang berposisi asli penyerang sayap menjadi bek kanan.
Pertandingan berjalan seimbang sejak awal. Tuan rumah terlebih dulu mengancam melalui sundulan bek Mathijs de Ligt. Selang beberapa saat, peluang itu dibalas tim tamu dengan tendangan jarak jauh gelandang Marcelo Brozovic. Namun, laga berakhir tanpa gol hingga paruh pertama usai.
”Semuanya seimbang sampai pada babak kedua. Kami mulai bermain lebih baik setelah itu gol terjadi. Gol (Aaron) Ramsey (gol pembuka Juve) adalah segalanya. Semua ini tentang persoalan psikologis,” kata Conte kepada Sky Sport Italia.
Ramsey mencetak gol pada menit ke-54 setelah memanfaatkan kemelut di depan gawang dari umpan Cristiano Ronaldo. Tendangannya dari jarak dekat tidak mampu diantisipasi kiper tim tamu.
Gol itu seperti membuka jalan ”Si Nyonya Besar”. Ronaldo dan rekan-rekan semakin agresif menyerang, sedangkan Inter lebih pasif menahan gempuran. Hasilnya, tidak lama berselang, pemain pengganti Paulo Dyballa menggandakan keunggulan tuan rumah lewat aksi solonya.
Ronaldo seperti tidak mau ketinggalan. Bintang asal Portugal ini nyaris menyempurnakan kemenangan timnya menjadi empat gol tanpa balas. Namun, dua tendangannya menyamping tipis di gawang lawan.
Conte mengakui, timnya masih jauh di bawah Juve. Jarak itu begitu terlihat akibat dua kekalahan musim ini. Sebelumnya, Inter juga kalah dari Juve saat bermain di markas sendiri, Stadion San Siro. ”Hasil yang berbicara. Itu sangat jelas. Perbedaan itu nyata saat kami kalah dua kali,” ujarnya.
Hasil yang berbicara. Itu sangat jelas. Perbedaan itu nyata saat kami kalah dua kali.
Semakin kuat
Pelatih asli Italia ini menyoroti kualitas anak asuhnya yang berada di bawah Juve, terutama masalah mentalitas. Pemainnya masih kurang determinasi ketika kebobolan terlebih dulu, seperti pada laga dini hari tadi.
”Mereka semakin kuat setiap tahunnya dalam delapan tahun terakhir. Mereka menambah pemain yang berpengalaman yang bisa menghasilkan trofi. Berbeda dengan kami yang baru memulai proyek tim ini dalam tujuh bulan terakhir,” kata Conte tentang musim perdananya menangani Inter.
Kekalahan ini membuat Inter tertinggal cukup jauh dari perburuan gelar Serie A. Dengan satu laga lebih di genggaman, Nerrazurri tertinggal 9 poin dari Juve dan 8 poin dari Lazio.
Di lain sisi, Juve berada di atas angin untuk kembali mempertahankan gelarnya. Mereka kembali ke singgasananya, puncak klasemen Liga Italia, setelah pada pekan lalu sempat direbut Lazio yang tampil mengejutkan musim ini.
”Ini adalah kemenangan yang sangat penting (untuk kami). Namun masih ada 12 pertandingan lagi di depan. Jadi, jalan masih sangat panjang,” kata Sarri yang belum pernah memenangi trofi liga sepanjang karier melatihnya. (REUTERS)