Di tengah kegelapan yang melanda Italia akibat wabah korona, klub Atalanta muncul membawa secercah cahaya. Atalanta berpeluang lolos ke babak 8 besar Liga Champions jika mampu mempertahankan keunggulan atas Valencia.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·4 menit baca
Valencia, Senin-Megabintang Juventus Cristiano Ronaldo berlari turun dari bus. Saat memasuki stadion, dia mengayunkan tangan kirinya, lalu menyalami “udara”. Ronaldo berimajinasi dengan menyapa ke area penonton yang tidak dihadiri seorang pun pada hari itu.
Ronaldo menampilkan gestur itu dalam laga tanpa penonton derby d’Italia antara Juve melawan Inter Milan pada Senin (9/3/2020). Area sekitar Stadion Juventus yang biasanya dipenuhi ribuan orang, kemarin, kosong melompong akibat meningkatnya kewaspadaan terhadap wabah virus korona atau Covid-19.
“Begitu menyedihkan harus bermain sepak bola di kondisi seperti ini. Menyedihkan untuk pendukung dan pemain. Ini sangat aneh karena (sepak bola) yang mereka tunggu-tunggu setiap pekan,” kata Direktur Juve Fabio Paratici kepada Sky Sport Italia.
Nasib laga derbi ini hanya contoh satu dari puluhan laga di Italia yang ditunda dan larangan tanpa penonton sejak merebaknya Covid-19. Italia sedang tidak baik-baik saja karena merupakan negara terdampak kedua terbesar, setelah China.
Di tengah kegelapan yang melanda, secercah cahaya muncul lewat klub wakil Italia, Atalanta. Tim asal kota Bergamo ini akan membawa nama negaranya untuk menjadi tim Italia yang pertama lolos ke 8 besar Liga Champions, bukan tim-tim besar seperti Inter, Juve, ataupun AC Milan.
“Si Dewi”, julukannya, akan menentukan nasib itu saat bertandang ke markas Valencia, pada laga kedua babak 16 besar Liga Champions, Rabu (11/3/2020), di Stadion Mestalla. Syaratnya mereka bisa mempertahankan keunggulan agregat 4-1 di markas lawan.
Kelolosan Atalanta bisa sedikit menjadi oase bagi publik Italia yang sedang dipayungi kecemasan akan penyakit. Seperti diketahui, sepak bola merupakan agama kedua bagi penduduk di sana. “Mereka sangat tersiksa tanpa sepak bola. Karena sepak bola adalah kehidupan mereka,” kata jurnalis sepak bola Tommaso Adami.
Lewat Atalanta yang mewakili bendera Italia, penduduk lokal utamanya kota Bergamo bisa lagi merasakan secuil kebanggaan. Hal ini sudah lama tidak dirasakan karena mereka seperti diisolasi dari dunia luar, terutama negara-negara tetangganya.
Setidaknya mereka bisa melepas stigma sebagai penyebar virus. Sebelumnya, empat pendukung Valencia sempat diisolasi karena dikabarkan tertular Covid-19 saat menyaksikan laga pertama di kandang Atalanta. Hal ini yang kemudian menjadi salah satu faktor laga kedua babak 16 besar akan dilangsungkan tanpa penonton.
“Si Dewi” juga akan menjadi simbol harapan bagi kebangkitan sepak bola Italia yang selama ini mengantungkan harapan pada Juve. Mereka sekaligus membuka jalan bagi tim-tim perwakilan Serie A seperti Juve dan Napoli yang baru akan bertanding pekan depan.
Italia selalu punya cara untuk keluar dari masalah. Pada 2006, tim nasional mereka berhasil menjuarai Piala Dunia di tengah stigma buruk publik. Kala itu mereka terisolasi label curang karena kasus pengaturan skor yang melanda Serie A.
Dongeng nyata
Motivasi itu akan memacu Atalanta yang sedang berada di atas angin. Peluang lolos berada di depan mata mereka setelah unggul agregat tiga gol. Meski begitu, sang pelatih Gian Piero Gasperini tidak mau anak-anaknya jumawa.
“Tentu saja, laga pertama menaikkan kepercayaan diri kami. Tetapi kami harus tetap fokus, mencetak gol dan bertahan dengan baik di Valencia. Kami tidak bisa berpikiran bahwa pekerjaan kami sudah selesai, padahal itu belum,” kata Gasperini.
“Si Dewi” dengan penyerang andalannya Josep Ilicic dan Duvan Zapata telah menebar ancaman lewat performa pekan lalu. Keduanya mengantarkan Atalanta menciptakan salah satu rekor gol terbanyak di Serie A dengan kemenangan 7-2 atas Lecce. Hal itu didukung dengan tren positif empat kali kemenangan beruntun di semua kompetisi.
Pengamat sepak bola Italia Emmet Gates menyebutkan, laju Atalanta di Liga Champions sudah bukan lagi sebuah dongeng. Mereka sudah menjalani dan hidup dalam mimpi indah tersebut. “Tetapi (untuk melengkapi) mereka harus membuat sejarah dulu dengan mencapai 8 besar,” katanya.
Perjalanan tim asuhan Gasperini begitu fenomenal. Mereka selangkah lagi menuju ke perempatfinal. Padahal ini merupakan debut tampil di kasta tertinggi turnamen Eropa sejak terbentuknya klub non-unggulan tersebut.
Kisah ini membuka jalan menuju kejutan baru dari perebutan trofi “Si Kuping Lebar”. Sebelum Atalanta, FC Porto lebih dulu menjalani dongeng indah dengan juara pada 2004 menumbangkan tim-tim besar seperti Manchester United.
Namun, sang tuan rumah tidak akan membiarkan pasukan dari Bergamo melenggang begitu saja. Di depan publik sendiri, Dani Parejo dan rekan-rekan bertekad mengulangi kisah manis pada 2006/2007, saat mereka melaju ke perempat final dengan mengalahkan wakil Italia, Inter.
“Kami sudah banyak melalui hal terburuk di musim ini, tetapi saya tidak melihat kami kehilangan arah. Kami tetap akan menjaga peluang saat laga balasan di kandang,” kata pelatih Valencia Albers Celades.
Atalanta akan merasuki dirinya sendiri dalam laga nanti. Adapun nama klub berasal dari seorang wanita pemburu yang diambil dari kisah mitologi Yunani. Sang wanita sempat menggemparkan pada masa itu dengan menolong sebuah kerajaan.
Sosok wanita kecil bernama Atalanta itu berhasil memburu seekor babi hutan yang merupakan kutukan untuk menghancurkan kerajaan. Dia mengalahkan pria-pria pemburu kuat lainnya. Dia berhasil menutup mulut orang-orang yang meragukannya dengan aksi nyata. Kisah itu pula yang sekarang sedang dijalani oleh klub Atalanta. (AFP/REUTERS)