Atalanta akhirnya membuat sejarah setelah lolos ke babak perempat final Liga Champions dengan mengalahkan Valencia. Kecerobohan pemain belakang Valencia dalam menghentikan serangan tidak disia-siakan pemain Atalanta.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·3 menit baca
VALENCIA, RABU — Kecerobohan lini belakang kembali menghadirkan malapetaka bagi Valencia. Melakoni dua laga melawan Atalanta pada babak 16 besar Liga Champions Eropa, ”Los Ches” harus merelakan delapan gol bersarang ke gawang mereka. Alhasil, Pelatih Valencia Albert Celades harus menutup buku lebih dini kisah perjalanan timnya di kompetisi antarklub paling bergensi di dunia musim ini.
Bermain di Stadion Mestalla yang tanpa dihadiri penonton, Rabu (11/3/2020) dini hari WIB, Valencia menunjukkan permainan terbuka dan menyerang untuk mengejar defisit 1-4 pada laga pertama. Namun, ketika lini depan Valencia tengah berjuang mencari titik lengah pertahanan Atalanta, sebuah serangan balik yang dilakukan Josip Ilicic menghadirkan malapetaka pertama bagi bek Valencia yang dikomandani Mouctar Diakhaby dan Francis Coquelin.
Dengan ceroboh Diakhaby menjatuhkan Ilicic sehingga wasit Ovidiu Hategan tanpa ragu menunjuk titik putih ketika pertandingan baru berjalan 3 menit. Tanpa kesulitan, Ilicic menaklukan kiper Valencia, Jasper Cillesen.
Penyerang Valencia, Kevin Gameiro, sempat menghadirkan asa bagi timnya. Namun, sentuhan tangan yang dilakukan Diakhaby di dalam kotak penalti membuat Hategan menghukum tendangan 12 pas kepada ”Los Ches” untuk kedua kali pada 45 menit pertama. Ilicic yang menjadi eksekutor mampu membawa ”Si Dewi” unggul pada paruh pertama.
Memasuki babak kedua, Celades menghadirkan formasi yang lebih menyerang. Tidak ada lagi bek tengah yang dimainkan setelah Diakhaby diganti pemain depan, Goncalo Guedes, pada awal babak kedua. Hasilnya, Valencia bisa berbalik unggul lewat dua gol yang dihasilkan Gameiro dan Ferran Torres.
Namun, keunggulan satu gol membuat lini pertahanan Valencia kembali tertidur. Dalam rentan waktu 11 menit atau tepatnya pada menit ke-71 dan ke-82, Ilicic menambah dua gol untuk mengunci kemenangan tim tamu menjadi 4-3. Secara agregat, Si Dewi unggul atas tim Spanyol itu dengan skor 8-4.
Jurnalis Marca, Delfin Melero, menuturkan, Valencia memang harus menyerang untuk mengatasi ketinggalan tiga gol. Namun, mereka tidak boleh melupakan pertahanan yang justru menjadi titik lemah ”Los Ches” di dua laga melawan Atalanta.
”Diakhaby seharusnya tidak dihadirkan di Mestalla. Seandainya para penonton datang di stadion, mereka pasti sangat marah dengan sikap para pemain, terutama lini belakang, pada pertandingan itu,” ucap Delfin.
Permainan lini belakang Valencia memang sangat buruk. Pergerakan Ilicic di sisi kiri pertahanan ”Los Ches” tidak bisa diantisipasi pemain Valencia. Bek sayap Jose Gaya berteriak kepada Diakhaby untuk menutup pergerakan Ilicic.
”Hentikan dia!” ucap Gaya. Namun, Diakhaby tidak bisa menutup pergerakan tanpa bola Ilicic. Diakhaby justru menyentuh bola dengan tangan yang menghadiahi penalti kedua untuk Atalanta pada laga itu.
Pantas
Ilicic menilai, dirinya bisa bermain lebih baik seiring bertambahnya usia. Setelah mencetak rekor sebagai pemain perdana yang mencetak empat gol pada laga tandang fase gugur Liga Champions, Ilicic berambisi untuk membawa Atalanta bermain lebih baik pada babak perempat final.
”Kami akan menunjukkan bahwa kami pantas berada di titik ini dan selalu berkembang hari demi hari,” ucap pemain berusia 32 tahun itu.
Pelatih Atalanta Gian Piero Gasperini mengatakan, mencetak banyak gol pada Liga Champions bukan lah hal normal. Bermain di kompetisi Eropa, tambahnya, membuat timnya terus berkembang dan menunjukkan permainan lebih baik.
”Sejujurnya, penalti membantu kami pada laga ini. Sebab, kami harus berjuang mengantisipasi tekanan Valencia, tetapi kami bermain lebih baik pada babak kedua. Ini pertandingan yang tidak mudah,” ucap Gasperini yang membawa Atalanta mencapai babak 8 besar pada musim debut Liga Champions Eropa. Capaian itu serupa dengan Lazio tahun 2000. (AFP)