Barisan pemain andalan Indonesia, seperti Anthony Ginting dan Jonatan Christie, ”berguguran” dini di babak awal All England 2020. Mereka kesulitan melewati besarnya tekanan di turnamen bulu tangkis tertua dunia itu.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·4 menit baca
BIRMINGHAM, RABU — Berbeda dengan ganda campuran, tunggal putra dan ganda putri tidak membawa misi berburu poin untuk meloloskan atlet ke Olimpiade Tokyo 2020 dari ajang All England. Namun, pemain-pemain top Indonesia pada dua nomor tersebut tak bisa melewati besarnya tekanan meski baru pada laga awal.
Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan ”Jojo” Christie, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu tersingkir dengan cara yang sama, yaitu kalah dalam dalam dua gim, pada pertandingan di Arena Birmingham, Birmingham, Inggris, Rabu (11/3/2020) malam hingga Kamis (12/3) dini hari waktu Indonesia.
Ditambah dengan kekalahan Tommy Sugiarto, tunggal putra pun tinggal menyisakan satu wakil, Shesar Hiren Rushtavito, dari empat wakil. Ganda putri juga hanya akan mengandalkan satu wakil lainnya, pasangan muda, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto.
Kekalahan Anthony (unggulan keempat), Jojo (6), dan Greysia/Apriyani (8) membuat Indonesia menjadi tim paling banyak kehilangan unggulan pada babak pertama. Dua unggulan lain yang harus meninggalkan arena All England dengan cepat adalah tunggal putra Hong Kong, Ng Ka Long Angus (8), dan ganda campuran Malaysia yang menjadi unggulan ketujuh, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying.
Menjalani pertemuan pertama dengan pemain Denmark, Rasmus Gemke, Anthony memiliki peluang untuk membuat pertandingan berjalan tiga gim. Setelah kehilangan gim pertama, dia unggul 17-11 pada gim kedua. Namun, setelah itu ia hanya bisa menambah satu poin. Anthony pun kalah 14-21, 18-21 dari Gemke yang pada All England 2019 mengalahkan Chen Long (China) pada babak pertama.
”Saya berusaha fokus pada sepanjang pertandingan. Ginting bertipe menyerang, kehilangan fokus sedikit saja, dia bisa mengontrol permainan,” ujar Gemke dalam Badminton Europe.
Dengan kekalahan tersebut, Anthony pun selalu tersingkir pada babak pertama All England dalam empat tahun beruntun sejak 2017. Dalam debutnya pada 2016, saat All England masih memainkan babak kualifikasi, Anthony gagal mencapai babak utama.
Kekalahan pemain yang kini menempati peringkat ketiga dunia itu menyusul kekalahan kedua rekannya, Jojo dan Tommy. Jojo dikalahkan Lee Zii Jia (Malaysia), yang menjalani debut dalam All England, 15-21, 13-21, sedangkan Tommy dikalahkan juara 2018, Shi Yuqi (China), 17-21, 21-17, 7-21.
Tiket babak kedua hanya didapat Shesar yang mendapat keberuntungan ketika lawannya, Parupalli Kashyap (India), mundur setelah tertinggal 0-3 pada gim pertama karena cedera. Pada babak kedua, Kamis malam, Shesar akan berhadapan dengan Gemke.
Bagi tunggal putra Indonesia, All England ini seharusnya menjadi ajang ujian untuk pemain yang akan tampil di Olimpiade Tokyo, 24 Juli-9 Agustus. Meski menjadi bagian dari turnamen rutin Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), All England selalu menjadi turnamen yang menyajikan tekanan besar sejak awal.
Berstatus turnamen bulu tangkis paling prestisius dan paling tua—digelar sejak 1899—menjadi juara di All England merupakan impian semua pebulu tangkis, seperti halnya Wimbledon di arena tenis.
Tunggal putra Indonesia hampir pasti mendapat dua wakil pada Olimpiade dengan keberadaan dua pemain pada peringkat 16 besar dunia, sebagai syarat mendapat kuota maksimal pada nomor tunggal. Dengan menjadi dua tunggal putra berperingkat terbaik, Anthony dan Jojo akan menjadi pilihan utama untuk tampil di Tokyo. Namun, mereka gagal melewati ujian di All England.
Dengan menjadi dua tunggal putra berperingkat terbaik, Anthony dan Jojo akan menjadi pilihan utama untuk tampil di Tokyo. Namun, mereka gagal melewati ujian di All England.
Selalu dibaca lawan
Ganda putri, juga, tak terbeban dengan perburuan poin menuju Tokyo 2020. Jika tak ada kendala, Greysia/Apriyani akan menjadi satu-satunya wakil Indonesia di Olimpiade.
Sebelum tampil pada ajang multicabang terbesar di dunia itu, pelatih ganda putri Eng Hian ”hanya” menargetkan mereka untuk menjaga performa. Salah satu indikatornya adalah tak boleh kalah dari pasangan dengan peringkat lebih rendah.
Di All England, mereka bahkan tak bisa bermain sesuai harapan ketika berhadapan dengan Chang Ye-na/Kim Hye-rin (Korea Selatan) hingga kalah 17-21, 15-21. Pertemuan kedua pasangan ini menjadi pertemuan dengan selisih peringkat terkecil pada babak pertama. Gresyia/Apriyani berperingkat kedelapan, sementara Chang/Kim di urutan kesembilan.
”Permainan kami bisa dibaca lawan meski sudah berusaha mengubah-ubah. Sementara kami kesulitan saat berusaha membalikkan keadaan. Itu membuat kepercayaan diri mereka bertambah,” komentar Greysia dalam laman resmi PBSI.
Meski berperingkat lebih rendah, Chang/Kim memiliki statistik pertemuan bagus melawan Greysia/Apriyani. Mereka unggul 2-1 sebelum bertemu di All England. Namun, hasil undian mempertemukan mereka di babak awal.
”Sebelum berekspektasi lebih pada pertandingan lain, kami memang mau fokus dulu untuk keluar dari babak ini. Kami sudah tahu, lawan tak mudah dikalahkan, kami sudah mencoba yang terbaik,” ujar Greysia yang bersahabat dengan Chang.
Berdasarkan hasil babak awal, Indonesia mengirimkan sembilan wakil pada babak kedua. Nomor tunggal akan diwakili Shesar dan Gregoria Mariska Tunjung. Selain Fadia/Ribka pada ganda putri, ganda putra mewakilkan Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (putra).
Adapun pemain ganda campuran yang lolos ke babak kedua adalah Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti, Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja, serta Rinov Rivaldy/Pitha Haningtyas Mentari.