Penundaan jadwal balapan MotoGP membuat balapan musim ini sangat padat di akhir tahun. Dengan banyak seri hanya jeda sepekan, balapan akan menjadi tantangan berat bagi pebalap, tim, dan juga pengiriman logistik.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MotoGP kembali batal menggelar seri pembuka musim ini menyusul penundaan seri Amerika Serikat di Sirkuit COTA, Austin, Texas, yang disusul penundaan seri berikutnya di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina. Kedua seri itu ditunda hingga November yang membuat tiga seri terakhir sangat padat dengan jeda setiap balapan hanya sepekan.
Seri Amerika Serikat ditunda pada Selasa (10/3/2020) dan sehari setelah disusul oleh seri Argentina karena penerapan larangan perjalanan bagi penumpang dari Italia ataupun mereka yang pernah berada di Italia dan dua pekan terakhir. Larangan perjalanan terhadap penumpang dari Italia itu semakin luas menyusul merebaknya virus korona (SARS-CoV-2) di negara itu. Malaysia juga akan menerapkan larangan serupa mulai Jumat (13/3/2020).
Hingga Kamis (12/3/2020) pukul 09.13 WIB berdasarkan data CSEE Johns Hopkins University, jumlah kasus positif Covid-19 di Italia ada 12.462 orang dengan jumlah kematian 827 jiwa dan mereka yang sembuh 1.045 orang. Kekhawatiran penularan virus mematikan itu membuat sejumlah negara membatasi perjalanan bagi mereka yang pernah berada di negara-negara yang berisiko tinggi.
Dengan penundaan seri Amerika Serikat dan Argentina itu, seri pertama MotoGP dijadwalkan di Sirkuit Jerez, Jerez de la Frontera, Spanyol, pada 1-3 Mei. Sementara seri Amerika Serikat akan digeser ke 13-15 November dan seri Argentina pada 20-22 November. Perubahan jadwal itu menggeser seri penutup di Sirkuit Ricardo Tormo, Valencia, Spanyol, mundur ke 27-29 November.
Tiga balapan beruntun dengan jeda hanya sepekan itu menjadikan tiga seri terakhir sangat padat. Apalagi, pengiriman logistik balapan dari ke dan dari Sirkuit Termas de Rio Hondo terkenal sulit. Sirkuit seri Argentina itu masih berjarak 1.100 kilometer dari Buenos Aires. Itu menjadi tantangan besar bagi tim pendukung di setiap tim balap juga bagi rekanan pengiriman logistik balapan. Lokasi sirkuit di Provinsi Santiago del Estero, di kaki Pegunungan Andes, membutuhkan gerak cepat untuk pengiriman perlengkapan balapan untuk mengejar seri berikutnya.
Seri lainnya yang berlangsung beruntun dengan jeda sepekan adalah seri Brno, Ceko (7-9 Agustus) dan Austria (14-16 Agustus). Namun, jarak kedua sirkuit dekat, 335 kilometer, dan bukan masalah bagi pebalap, tim, ataupun pengiriman logistik. Setelah balapan di Red Bull Ring, Austria, pebalap memiliki jeda dua pekan hingga balapan seri Inggris di Silverstone (28-30 Agustus), disusul jeda dua pekan lagi hingga seri Italia di Misano (11-13 September).
Mulai seri-seri di Benua Eropa itu, jadwal balapan akan sangat padat, dimulai dengan seri Aragon yang maju sepekan menjadi (25-27 September) untuk menyisipkan seri Thailand yang tertunda menjadi 2-4 Oktober. Dua seri beruntun itu diselingi jeda dua pekan hingga balapan di Motegi, Jepang (16-18 Oktober), disusul Phillip Island, Australia (23-25 Oktober), dan seri Malaysia di Sepang (30 Oktober-1 November). Setelah jeda dua pekan, para pebalap akan menjalani tiga seri beruntun terakhir, yaitu di Austin, Termas de Rio Hondo, dan Valencia.
Keraguan
Merebaknya virus korona yang semakin luas, dengan korban jiwa yang terus bertambah, membuat situasi ke depan sulit diprediksi. Balapan seri pembuka di Jerez juga belum tentu bisa berlangsung jika wabah Covid-19 merebak di Spanyol, atau jika negara itu memberlakukan larangan perjalanan bagi penumpang dari negara-negara berisiko tinggi. Saat ini, para pebalap dan tim-tim yang bermarkas di Italia paling terdampak.
Negara itu memiliki banyak pebalap di kelas MotoGP, Moto2, dan Moto3. Tanpa pebalap dari Italia, balapan di ketiga kelas itu akan kehilangan atmosfer kompetitif. Di kelas MotoGP, ada enam pebalap dari Italia, yaitu Valentino Rossi (Monster Energy Yamaha), Franco Morbidelli (Petronas Yamaha), Andrea Dovizioso (Ducati), Danilo Petrucci (Ducati), Francesco Bagnaia (Pramac Ducati), dan Andrea Iannone (Aprilia). Iannone belum dipastikan bisa membalap musim ini karena masih mengajukan banding atas kasus doping.
Jadwal balapan yang tidak bisa dipastikan karena sangat tergantung oleh perubahan harian terkait virus korona itu membuat sejumlah tim ragu. KTM merespons dengan membatalkan tes privat di Sirkuit Jerez yang direncanakan pada bulan ini. ”Seluruh perencanaan menjadi kusut. Itu logis. Namun, kami belum berada dalam kesulitan dan ini hal yang tersulit, di mana kami bisa mengatakan ’Begitulah (kondisinya) dan sekarang kita bisa memosisikan diri kita sendiri’. Karena sepertinya kita masih di tengah (wabah virus) ini. Kami tetap tidak tahu bagaimana perjalanan akan berlanjut dalam beberapa bulan ke depan,” ujar Manajer Tim KTM Mike Leitner dikutip Crash.
”Secara pribadi, saya tidak terlalu khawatir dengan (balapan pada) November. Saya lebih tertarik dengan akan seperti apa pada April dan Mei. Tetapi itu jelas bukan berada di tangan kami atau di tangan penyelenggara. Itu akan sangat bergantung pada bagaimana mengatasi masalah lainnya, yaitu virus. Anda sangat bergantung pada keputusan setiap negara,” ujar Leitner.
”Anda tidak bisa mengatakan seperti apa dalam enam bulan ke depan, (tetapi) ini bukan hanya masalah MotoGP. Seluruh perekonomian dan masyarakat sedang menderita,” kata Leitner.