Langkah Liverpool mempertahankan trofi juara Liga Champions dijegal Atletico Madrid di rumahnya sendiri, Stadion Anfield. ”Si Merah” tersingkir di babak 16 besar setelah kalah agregat gol 2-4 dari tim tamu, Kamis.
Oleh
kelvin hianusa
·3 menit baca
LIVERPOOL, KAMIS — Mimpi sang juara bertahan Liverpool untuk mempertahankan gelar Liga Champions Eropa ”terkubur” di markasnya sendiri, Stadion Anfield. ”Si Merah” takluk dengan agregat 2-4 dari Atletico Madrid setelah melalui drama perpanjangan waktu pada laga kedua babak 16 besar, Kamis (12/3/2020) dini hari WIB.
Di tengah hujan deras yang mengguyur Anfield, asa Liverpool sempat menyala saat sang penyerang Roberto Firmino mencetak gol pada awal babak tambahan, menit ke-93. Sontekan pemain Brasil itu membuat tuan rumah unggul 2-0 atau agregat 2-1.
Namun, keunggulan itu tidak bertahan lama. Liverpool, yang kehilangan konsentrasinya di babak tambahan, dihukum oleh tim tandang. Atletico membalas dengan tiga gol beruntun dari pemain pengganti, Marcos Llorente
(2 gol) dan Alvaro Morata. Skor 2-3 atau agregat 2-4 bertahan hingga laga usai.
”Tim melakukan pekerjaan yang luar biasa, bersama-sama. Saya tidak bisa menggambarkan apa yang saya rasakan sekarang. Kami begitu menderita selama pertandingan kemudian bisa bertahan dan bangkit dengan gol,” kata Llorente selepas laga.
Petaka bagi Liverpool hadir tiga menit setelah gol Firmino. Kiper mereka, Adrian, melakukan blunder, yaitu hasil operannya yang justru mengarah ke kaki penyerang lawan Joao Felix. Felix mengumpan kepada Llorente yang kemudian mengonversi peluang itu menjadi gol.
Gol tersebut membuat agregat menjadi 2-2. Agregat itu memaksa tuan rumah lebih menyerang karena mereka kalah dalam agresivitas gol tandang. Adapun Liverpool kalah tipis 0-1 pada laga pertama babak 16 besar di markas Atletico, Stadion Wanda Metropolitano.
Hasilnya, pertahanan Liverpool mulai rapuh karena para pemain fokus menyerang. Llorente pun mencetak gol kedua pada akhir babak pertama tambahan waktu dengan tendangan dari luar kotak penalti, seperti gol pertamanya.
Si Merah, yang membutuhkan dua gol untuk lolos dalam 15 menit tersisa, memasukkan penyerang Divock Origi dan Takumi Minamino. Namun, lagi-lagi, mereka dihukum serangan balik cepat Atletico. Morata, yang lolos dari perangkap off-side, mencetak gol mudah saat berhadapan satu lawan satu dengan Adrian.
Menyakitkan
Kekalahan ini sangat menyakitkan bagi Si Merah. Mereka sangat mendominasi sejak awal pertandingan. Statistik memperlihatkan Firmino dan rekan-rekan total mencatat 35 kali tendangan dengan 71,1 persen penguasaan bola.
Kekalahan ini sangat menyakitkan bagi Si Merah. Mereka sangat mendominasi sejak awal pertandingan. Statistik memperlihatkan Firmino dan rekan-rekan total mencatat 35 kali tendangan dengan 71,1 persen penguasaan bola.
”Saya rasa performa tim bagus. Kami memberikan segalanya dalam pertandingan ini. Hanya saja, hasilnya memang mengecewakan terutama dengan gol yang bersarang di gawang kami,” ujar kapten Liverpool, Jordan Henderson, yang baru kembali dari cedera.
Liverpool, yang tampil dengan trio penyerang Firmino, Sadio Mane, dan Mohamed Salah hanya mampu unggul unggul 1-0 dengan banyaknya peluang di waktu normal. Gol semata wayang itu berasal dari sundulan Giorginio Wijnaldum pada menit ke-43.
Manajer Liverpool Juergen Klopp mengatakan, anak-anak asuhannya sudah memainkan sepak bola yang indah. ”Saya sedang mencari kata-kata yang tepat. Kesalahan utama kami adalah tidak mencetak gol kedua saat 90 menit pertama. Jujur, ini sangat sulit untuk dijelaskan,” ujarnya.
Seretnya gol tuan rumah tidak lepas dari performa apik kiper Atletico, Jan Oblak. Ia tampil begitu gemilang dengan total sembilan penyelamatan penting terhadap peluang berbahaya lawan.
Menurut Klopp, salah satu penyebab kekalahan karena pemainnya terlihat kelelahan setelah gol kedua. Hal itu merupakan pengaruh dari tim yang begitu ngotot pada waktu normal, khususnya babak pertama.
Kekalahan dari Atletico membuat Si Merah mengakhiri mimpinya untuk mempertahankan trofi ”Si Kuping Lebar”. Mereka pun tidak akan merasakan atmosfer final Liga Champions, seperti yang sudah dirasakan dua musim terakhir berturut-turut, yaitu pada 2018 dan 2019.
Hasil ini merupakan pertama kalinya Liverpool kalah di Anfield dalam laga Liga Champions sejak ditangani Klopp. Ini juga kekalahan pertama sang manajer dalam fase dua laga babak gugur di kompetisi Eropa. (AFP/REUTERS)