Atalanta menghadirkan kegembiraan bagi warga Bergamo dan Italia yang tengah bersusah hati akibat wabah virus korona. Sang Dewi lolos ke perempat final Liga Champions Eropa untuk pertama kali dengan menaklukkan Valencia.
Oleh
Muhammad Ikhsan Mahar
·5 menit baca
VALENCIA, RABU — Empat gol gelandang menyerang Atalanta, Josip Ilicic, ke gawang Valencia pada laga kedua babak 16 Besar Liga Champions Eropa di Stadion Mestalla, Valencia, Rabu (11/3/2020), menghadirkan sukacita bagi sekitar 1,1 juta warga Provinsi Bergamo, Lombardia, Italia. ”Sang Dewi”, julukan Atalanta, memberikan persembahan agung bagi kawasan yang kini tengah berjuang melawan wabah virus korona (Covid-19).
Bergamo memang tidak sebesar Milan, kota terbesar di Lombardia. Namun, tiga pekan terakhir, Bergamo menjadi perhatian utama dunia karena temuan awal virus korona di kota itu sebelum menjangkiti kawasan lain di Italia utara. Hingga 11 Maret, Bergamo menjadi provinsi Italia dengan temuan penderita virus korona terbesar, yakni 1.245 kasus.
Akibat wabah itu, Atalanta harus menerapkan aturan ketat, terutama menutup kawasan latihan mereka di kota Zingonia, Bergamo, yang selama ini terbuka bagi publik sepanjang tahun. Mereka juga membatasi pemain menghindari aktivitas di luar ruangan. Tidak bisa lagi sang kapten, Alejandro Gomez, nongkrong di kafe bersama para pendukung tim.
Padahal, Atalanta adalah harta paling berharga yang dimiliki Provinsi Bergamo. Memang prestasi Atalanta tidak seharum Juventus, AC Milan, dan Inter Milan. Namun, melalui Atalanta, warga Bergamo merasa bisa menyaingi ketiga klub yang berasal dari kota industri di ”Negeri Pizza”. Hingga pekan ke-26 Liga Italia, Atalanta kokoh bertengger di posisi keempat. Adapun Liga Italia akan berhenti hingga 3 April seiring keputusan Pemerintah Italia akibat penyebaran masif wabah Covid-19 di Italia utara.
Oleh karena itu, kehadiran anak asuhan Gian Piero Gasperini ke Valencia bukan sekadar meraih tiket babak 8 besar Liga Champions Eropa, tetapi untuk memberikan suka di tengah duka yang diderita warga Bergamo. Pada laga di Stadion Mestalla, yang menjadi pertandingan pertama tanpa penonton di edisi Liga Champions Eropa musim ini, ”Sang Dewi” bermain luar biasa. Sumbangan empat gol Ilicic mengunci kemenangan agregat 8-4 atas Valencia, yang lebih berpengalaman bermain di Eropa.
Prestasi Atalanta itu membuat ”Sang Dewi” menjadi tim kedua Italia yang mampu menembus babak perempat final Liga Champions Eropa pada musim debutnya setelah Lazio musim 1999/2000. Raihan monumental itu membuat para pemain Atalanta melakukan testimoni khusus bagi masyarakat Bergamo di akhir laga.
”Bergamo, E Per Te. #MolaMia (Bergamo, ini untukmu. #JanganMenyerah),” tertulis di atas kaos putih yang dipegang Gomez, Ilicic, kiper Marco Sportiello, serta seluruh pemain Atalanta yang berada di belakang ketiga pemain tersebut.
Wakil Presiden Atalanta Luca Percassi mengungkapkan, dirinya menerima banyak pesan dari seluruh Bergamo dan Italia atas keberhasilan Atalanta. ”Momen ini menjadi saat sulit bagi kota, provinsi, dan negara sehingga kami bangga bisa memberikan tontonan dan hiburan selama dua jam bagi seluruh warga,” ucap Percassi kepada Sky Sport Italia.
Gasperini juga memahami banyak orang menyaksikan mereka lewat layar kaca, sehingga ia meminta para pemainnya untuk menunjukkan kemampuan terbaik di Mestalla tanpa memedulikan keunggulan 4-1 di laga pertama. Gasperini menyatakan, dirinya bersyukur bisa memberikan kebahagian bagi masyarakat Bergamo, termasuk seluruh pihak yang berada di rumah sakit untuk menangani para penderita virus korona.
Larangan
Meskipun euforia terjadi di Bergamo, Atalanta melarang seluruh pendukung dan warga Bergamo berpesta atas keberhasilan mereka di Liga Champions Eropa. Dalam laman resmi klub, Atalanta meluncurkan maklumat tentang larangan untuk menciptakan kerumunan massa di bandara dan pusat pelatihan Atalanta di Zingonia untuk menyambut Gomez dan rekan-rekannya.
”Ketika situasi darurat ini berakhir, kita akan melangsungkan pesta besar,” ucap Gasperini (62) seperti dikutip Tuttosport.
Publik Italia pun berterima kasih atas persembahan Atalanta. Koran olahraga La Gazzetta dello Sport menampilkan halaman utama dengan judul ”Terima Kasih Dewi” pada edisi Rabu, 11 Maret . Foto para pemain Atalanta memegang kaus putih juga menjadi foto utama surat kabar yang berbasis di Milan itu. Media lain, Corriere dello Sport,menuliskan tajuk utama untuk pujian bagi Atalanta dengan judul ”Dewi Italia”.
Menurut pelatih legendaris Italia, Fabio Capello, Atalanta pantas meraih prestasi gemilang di Liga Champions musim ini karena telah menunjukkan semangat untuk memberikan hasil terbaik bagi Italia yang tengah berduka atas wabah virus korona. Kunci kemenangan ”Sang Dewi”, kata Capello, adalah efektivitas dalam memanfaatkan setiap peluang menjadi gol. Dari lima tembakan ke gawang Valencia, empat di antaranya menjadi gol.
”Hanya sedikit orang Italia di tim ini, tetapi mereka berhasil menularkan semangat Italia kepada para pemain asing. Kami bangga dengan tim Atalanta ini,” ujar Capello. Dari 11 pemain mula yang diturunkan Gasperini, hanya dua pemain berkebangsaan Italia, yakni kiper Sportiello dan bek Mattia Caldara.
Rekor
Pertandingan itu menjadi malam istimewa bagi Ilicic yang mencetak empat gol Atalanta. Pemain tim nasional Slovenia itu menjadi sosok pertama yang mencetak empat gol di pertandingan tandang fase gugur Liga Champions Eropa.
Meskipun mencetak rekor bersejarah, Ilicic tetap merendah. ”Saya mencetak gol, tetapi yang lebih penting ialah menang bersama tim. Sebagai pemain, saya tidak bisa melakukan apa pun tanpa tim,” kata pemain berusia 32 tahun itu.
Kebobolan delapan gol dari Atalanta dalam dua laga menambah rekor buruk ”Los Che”. Sebelumnya, Valencia pernah kalah dengan agregat kemasukan delapan gol di fase gugur kompetisi Eropa, 26 tahun lalu. Kala itu, Valencia kalah agregat 3-8 dari tim Jerman, Karlsruher, di Liga Europa.
Legenda Valencia, Santiago Canizares, menilai kekalahan di dua pertandingan dari Atalanta adalah sebuah kekecewaan bagi Valencia yang tidak asing dengan kompetisi Eropa. Lolos ke babak 16 besar sebagai juara grup, seharusnya bisa menjadi momentum bagi Valencia melaju lebih jauh di Liga Champions Eropa musim ini. ”Los Che” lolos ke perempat final Liga Champions Eropa terakhir kali pada 2007.
”Valencia gagal bersaing dalam fase ini. Hal ini adalah kekecewaan besar karena kemasukan delapan gol di dua pertandingan,” ucap mantan penjaga gawang yang membawa ”Los Che” lolos ke final kompetisi terakbar antarklub di dunia itu pada 2000 dan 2001. (AFP/SAN)