Ganda campuran Praveen Jordan dan Melati Daeva Oktavianti melangkah ke semifinal All England untuk kedua kali beruntun meskipun hampir kalah di babak delapan besar. Kematangan mental Praveen/Melati semakin berkembang.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
Birmingham, Jumat-Sebelum ada yang mencapai angka 21, jangan menyerah. Kalimat penyemangat yang disampaikan Praveen Jordan pada Melati Daeva Oktavianti itu membawa mereka pada semifinal All England untuk kedua kali beruntun, meski hampir kalah dengan mudah di laga delapan besar.
Praveen/Melati hampir tersisih ketika Wang Yilyu/Huang Dongping (China) tinggal membutuhkan tiga poin untuk meraih tiket empat besar. Di Arena Birmingham, Birmingham, Inggris, Jumat (13/3/2020), ganda campuran Indonesia peringkat kelima dunia itu menang, 15-21, 21-19, 21-19, setelah tertinggal 10-18 pada gim kedua.
“Saya bilang ke Mely (Melati), kalau sebelum angka 21, tidak ada yang tahu siapa yang akan menang. Saya juga berpikir jangan mau kalah dan sebelum 21 harus mencoba yang terbaik. Akhirnya, ada hasilnya,” kata Praveen dalam laman resmi PBSI.
Kata-kata itu, serta kemampuan fokus pada permainan dalam setiap poin, membuat Praveen/Melati tak melakukan satu kesalahan pun pada perebutan sembilan poin berikutnya. Mereka menyalip dan berbalik unggul, 19-18, memperpanjang laga hingga gim ketiga dan memenanginya.
“Semua sudah tahu kualitas mereka, jadi kami berusaha jangan sampai kehilangan fokus, baik saat ketinggalan maupun memimpin. Saat kami unggul 20-16 di gim ketiga, mereka bisa mendekati,” tutur Melati.
Meski belum melampaui prestasi di All England 2019, sikap yang diperlihatkan saat berhadapan dengan ganda China peringkat kedua itu memperlihatkan perkembangan kematangan mental Praveen/Melati. Sebelum mereka bertolak ke Birmingham, pelatih ganda campuran pelatnas bulu tangkis Richard Mainaky mengatakan, komunikasi di dalam dan luar lapangan semakin baik.
Richard, yang telah 23 tahun menjadi pelatih, selalu menuntut hubungan baik dan saling pengertian di lapangan dan luar lapangan pada pemain-pemainnya. Saat salah satu pemain tak bisa berlatih misalnya, partnernya harus mengetahui alasan rekannya tersebut. Sikap saling pengertian dan disiplin di luar lapangan, diyakini Richard berdampak pada penampilan saat bertanding.
Pada 2019, potensi pasangan yang berduet sejak 2018 itu mulai memberi hasil. Mereka menjuarai dua turnamen secara beruntun, Denmark dan Perancis Terbuka, yang hanya selevel di bawah All England. Pengalaman itu pun menambah kepercayaan diri mereka untuk juara di All England.
Melawan Marcus Ellis/Lauren Smith (Inggris) dalam semifinal, Praveen/Melati mencoba menikmati pertandingan tanpa membebani diri harus menang. Mereka menang atas Ellis/Smith pada pertemuan sebelumnya di Korea Terbuka.
Indonesia sebenarnya berpeluang menempatkan dua wakil ganda campuran pada semifinal, tetapi langkah Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja dihentikan Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai (Thailand), 17-21, 11-21.
Tersingkirnya Wang/Huang membuat tak ada lagi wakil China pada ganda campuran. Ini menjadi yang pertama d ajang All England sejak 2005. Saat itu, posisi empat besar ganda campuran ditempati Nathan Robertson/Gail Emms (Inggris), Thomas Laybourn/Kamilla Rytter Juhl (Denmark), Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam (Thailand), dan Nova Widhianto/Liliyana Natsir (Indonesia).
Batal ke Swiss
Demi menjaga kesehatan pemain di tengah wabah korona, PBSI menarik semua pemainnya dari turnamen Swiss Terbuka yang akan berlangsung 17-22 Maret. Sebagian besar pemain yang tampil di All England, kecuali pemain-pemain ganda putra, semula akan melanjutkan penampilan ke turnamen berkategori BWF Super 300 tersebut. Mereka di antaranya Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, Gregoria Mariska Tunjung, Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto, dan Hafiz/Gloria.
Selain memastikan mundurnya skuad Indonesia, Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PBSI Susy Susanti, yang dihubungi di Birmingham, menginformasikan pembatalan Singapura Terbuka Super 500. Turnamen ini sedianya berlangsung 17-22 April.
“Kami sudah mendapat kabar dari panitia. Melihat kondisi seperti ini, bisa saja akan makin banyak turnamen yang dibatalkan,” kata Susy sambil memperlihatkan informasi batalnya Singapura Terbuka, melalui WhatsApp, dari Asosiasi Bulu Tangkis Singapura.
Pembatalan tersebut didasari kebijakan dari pemerintah Singapura yang meminta dibatalkannya acara dengan partisipasi 250 orang atau lebih. Dengan demikian, ini menambah daftar turnamen bulu tangkis yang ditunda, dibatalkan, atau diselenggarkaan tanpa penonton karena wabah korona. Sebelumnya, ada Jerman Terbuka yang dibatalkan dan Kejuaraan Asia Beregu di Manila, Filipina, yang digelar tanpa penonton. (iya)