Virus Corona Senyapkan Deru Mesin Balap
Wabah virus korona yang telah menjadi pandemi global memaksa penyelenggara sejumlah ajang olahraga otomotif menunda kejuaraan. Penundaan rata-rata dua bulan dengan harapan wabah Covid-19 sudah mereda.
MELBOURNE, JUMAT – Dua balapan paling populer, MotoGP dan Formula 1, dipaksa menunda kejuaraan oleh virus Corona yang telah merebak ke 120 negara dengan lebih dari 135.000 ribu penderita Covid-19. Ajang balapan lainnya seperti Formula E, dan kejuaraan dunia motokros MXGP, juga menunda sejumlah seri. Penundaan rata-rata hingga Mei dengan harapan wabah sudah mereda dan balapan bisa digulirkan.
Formula 1, setelah membatalkan seri Australia, 13-15 Maret, kembali membatalkan balapan seri Bahrain (20-22 Maret), dan Vietnam (3-5 April), pada Jumat (13/3/2020). Jadwal pengganti seri Bahrain dan Vietnam masih dalam pembahasan Formula 1 bersama pemerintah setempat dan promotor balapan. Jadwal baru juga disesuaikan dengan perkembangan wabah akibat virus korona di masing-masing negara.
“Formula 1 dan FIA berharap memulai kejuaraan di Eropa pada akhir Mei, tetapi dengan peningkatan tajam kasus Covid-19 di Eropa dalam beberapa hari ini, hal ini akan rutin ditinjau ulang,” tulis pernyataan Formula 1, Jumat (13/3/2020) malam WIB. Balapan di akhir Mei, berdasarkan jadwal awal adalah seri Monaco (24 Mei). Dua seri sebelumnya yang dilewati adalah Belanda (3 Mei), dan Spanyol (10 Mei).
CEO Formula 1 Chase Carey pekan lalu ke Hanoi, Vietnam, untuk membahas apakah balapan bisa berlangsung. Itu langkah penting dalam situasi krisis, karena sebelumnya sejumlah tim F1 menegaskan memantau ketat perkembangan di Vietnam yang berbatasan dengan China, yang menjadi awal merebaknya virus korona sejak 31 Desember 2019. CEO McLaren Zack Brown menegaskan, tidak akan menempatkan karyawannya dalam situasi yang tidak terjamin keselamatannya. Sedangkan seri Bahrain, awalnya akan digelar tanpa penonton.
“Situasi global terkait Covid-19 cair (mudah berubah) dan sangat sulit diprediksi serta ini langkah tepat kami mengambil waktu untuk memantau situasi dan membuat keputusan yang tepat,” ujar Carey.
Formula 1 awalnya bersikukuh menggelar balapan seri pertama di Albert Park, Melbourne, Australia, 13-15 Maret, akhirnya membatalkan balapan, Jumat pagi. Keputusan bersama Formula 1, FIA, dan promotor balapan Australian Grand Prix Corporation itu, menindaklanjuti keputusan tim McLaren yang mundur karena salah seorang anggota timnya positif Corona, pada Kamis petang.
“Sayangnya, ini keputusan yang tepat,” tulis pebalap Mercedes Lewis Hamilton terkait pembatalan balapan melalui akun twitter-nya. Hamilton sebelumnya mengaku terkejut balapan F1 masih berlangsung di saat ajang olahraga lain menunda kejuaraan akibat pandemi Covid-19.
Keputusan McLaren mundur dari balapan pembuka itu tepat, karena mencegah penyebaran virus Corona di paddock dan arena sirkuit yang akan dipadati 300.000 penonton. Itu terbukti dengan karantina 14 anggota tim asal Inggris itu pada Kamis malam. Mereka menjalani karantina 14 hari di Melbourne karena berinteraksi dekat dengan seorang anggota tim yang positif korona. Situasi itu, membuat McLaren akan sangat sulit ikut balapan di Bahrain karena anggota tim andalan mereka dikarantina. Seperti disampaikan oleh Direktur Motorsport F1 Ross Brawn, tidak adil menggelar balapan jika ada tim yang tidak bisa ikut karena dilarang masuk ke suatu negara.
Langkah penundaan hingga akhir Mei yang diambil Formula 1 ini sama dengan yang dilakukan oleh Formula E yang menunda balapan hingga dua bulan ke depan, serta MotoGP yang baru akan menggelar balapan pembuka pada 3 Mei di Sirkuit Jerez, Spanyol. MotoGP juga menggeser jadwal balapan untuk memasukan tiga seri tertunda yaitu Thailand, Amerika Serikat, dan Argentina. CEO Dorna Carmelo Ezpeleta menegaskan, berharap bisa menggelar semua balapan MotoGP musim ini, meskipun harus berlangsung hingga Desember. Seri Qatar hingga saat ini belum mendapatkan slot waktu pengganti.
Pertimbangan finansial
Formula 1 telah berhitung dengan resiko di tengah ketidakpastian akibat virus korona. Jika balapan terus dilanjutkan, bisa jadi terulang pembatalan seperti di Melbourne karena kejadian yang tidak diduga sehari sebelum sesi latihan pertama berlangsung.
Menggelar balapan tanpa penonton, seperti direncanakan di Bahrain, juga akan merugikan dari sisi finansial, karena promotor tidak bisa mendapatkan pemasukan dari tiket. Menurut analis ekonomi Formula 1 Christian Sylt dari Forbes, hasil pejualan tiket digunakan oleh promotor untuk membiayai operasional balapan. Sisanya, ditambahi subsidi pemerintah setempat, untuk membayar hosting fee atau biaya menjadi tuan rumah ke Formula 1 yang nilainya rata-rata diperkirakan sekitar 40 juta dollar AS, sekitar Rp 592,3 miliar. Hosting fee merupakan pemasukan penting karena bisa menutupi sekitar 60 persen dari hadiah uang untuk tim-tim peserta yang nilainya satu miliar dollar AS.
“Jika penyelenggara menggunakan uang dari pemerintah untuk membiayai balapan, mereka tidak akan memiliki cukup uang untuk membayar hosting fee ke F1, dan hadiah uang yang akan diterima oleh tim-tim akan kacau. Secara singkat, dari sisi finansial ini tidak akan berbeda dengan tidak ada balapan,” tulis Sylt.
Hadiah uang bagi tim-tim peserta merupakan pembagian keuntungan yang didapat Formula 1. Jika hosting fee turun, maka pendapatan tim juga akan lebih kecil. Hadiah uang merupakan 35 persen pendapat tim-tim besar, dan 50 persen bagi tim-tim kecil. Dengan situasi itu, menggelar balapan tanpa penonton bisa membuat keuangan tim-tim kecil goyah.
Dengan pertimbangan finansial, juga resiko perubahan kebijakan pemerintah di lokasi balapan yang memperketat prosedur masuk di tengah pandemi ini. Formula 1 awalnya akan menggelar balapan paling cepat pada seri Belanda pada 3 Mei. Namun, dengan wabah virus korona di Eropa yang sangat cepat menyebar, seri Belanda akhirnya dilewati. Kasus positif korona di Belanda hingga Jumat pukul 20.33 WIB ada 614 orang, dengan lima kematian. Perkembangan yang terus berubah dari hari ke hari, juga berpotensi menjadikan seri Spanyol (10 Mei), dan Monaco (24 Mei) dalam resiko pembatalan.
Jika tiga seri awal di Eropa itu tidak memungkinkan di gelar, Formula 1 kemungkinan mengambil langkah terakhir yaitu menggelar balapan pertama di Baku, Azerbaijan, pada 7 Juni. Dengan suhu udara lebih hangat pada kisaran 26-28 derajat Celcius pada siang hari, wabah virus diharapkan mereda.
Namun, Epidemiologis WHO Maria Van Kerkhove, menegaskan, supaya tidak terlalu berharap perubahan cuaca akan meredakan wabah. “Kami masih mempelajari banyak hal tentang virus ini. Saat ini tidak ada alasan untuk berpikir virus akan berubah perilaku dalam kondisi iklim yeng berbeda. Kami masih harus melihat apa yang akan terjadi dalam perkembangannya,” ujarnya dikutip Washington Post.