Start MotoGP 2020, yang direncanakan awal Mei, berpotensi kembali mundur jika wabah Covid-19 tak kunjung reda. Ketidakpastian itu jadi tantangan besar para pebalap dalam menjaga motivasi dan fisik serta persiapan teknik.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
Balapan MotoGP baru akan bergulir paling cepat pada 3 Mei di Sirkuit Jerez, Jerez de la Frontera, Spanyol. Balapan pertama itu diikuti dengan 10 seri di Benua Eropa, baru pada awal Oktober pindah ke Benua Asia diawali dengan seri Thailand. Dengan 11 balapan awal di Eropa dalam jadwal baru itu, ada risiko penundaan lebih lanjut di MotoGP jika wabah Covid-19 belum bisa dikendalikan hingga akhir April.
Dengan 11 seri awal di Eropa, meskipun terjadi penundaan, proses teknis tidak serumit jika balapan berlangsung di luar benua. Proses pengiriman logistik balapan dan mobilitas pebalap serta anggota tim setiap peserta relatif mudah karena jarak yang dekat. Namun, perjalanan bagi pebalap dan anggota tim dari negara-negara berisiko tinggi, seperti Italia, dengan 27.980 kasus positif Covid-19 hingga Selasa (17/3/2020) pukul 11.32 WIB, sangat bergantung pada kebijakan setiap negara lokasi balapan.
Potensi pengetatan larangan perjalanan serta kegiatan yang menarik massa dalam jumlah besar berpotensi diperpanjang dengan perkembangan yang terjadi saat ini. Sejumlah negara di Eropa yang menjadi tuan rumah MotoGP kini terus meningkatkan antisipasi menyusul peningkatan kasus positif virus korona.
Spanyol kini telah terdata 9.942 kasus positif, Jerman (7.272 kasus), Perancis (6.650), Inggris (1.553), Belanda (1.414), dan Austria (1.018). Negara-negara itu berada dalam 15 teratas kasus positif korona berdasarkan data CSSE John Hopkins University.
”Situasi semakin buruk dari hari ke hari. Suatu kebodohan membuat rencana pada saat ini karena besok kami harus mengubah itu,” tegas bos Ducati, Corse Gigi Dall’Igna, kepada SkySport Italia yang dikutip Crash, Senin (16/3/2020).
Bekerja dari rumah
Menyusul kebijakan lockdown di Italia, Dall’Igna kini harus bekerja dari rumah. Dia kini memiliki waktu lebih banyak bersama keluarga, memasak, dan mengerjakan pekerjaan domestik yang sudah lama sulit dilakukan karena kesibukan balapan. Namun, dia terus mengontrol para pebalapnya, Andrea Dovizioso dan Danilo Petrucci, untuk terus bersiap seperti biasa, salah satunya menjaga kebugaran.
Dovizioso dalam wawancara dengan GPOne mengaku tidak ada jadwal latihan yang berubah. Dia terus menjalani latihan di rumah yang dilengkapi dengan pusat kebugaran kecil. Pebalap asal Italia itu juga melakukan tugas rumahan, termasuk mencari kesibukan dengan merapikan barang-barang di rumah. Peraih posisi runner-up dalam tiga musim terakhir itu sempat kecewa menyusul penundaan balapan musim ini. Namun, kini dia beradaptasi dengan situasi yang tak menentu ini.
”Awalnya, saya sedikit kecewa karena Qatar trek yang bagus bagi kami. Jadi, saya sangat percaya diri dan bersemangat mengawali balapan. Tetapi, kemudian ada sesuatu yang menjadi perhatian kami, para pebalap MotoGP. Kami terbiasa memiliki semuanya terjadwal yang sangat presisi. Tanggal selalu pasti dan juga apa yang dilakukan setiap jam. Memiliki jadwal rutin yang pasti selama bertahun-tahun terjadi dalam olahraga ini, melebihi olahraga lainnya. Jadi, tidak memiliki itu saat ini adalah sebuah pukulan psikologis bagi kami,” tutur Dovizioso.
”Hal yang paling sulit adalah penundaan karena ini akan berlangsung hingga Mei. Rasanya aneh dan ini sulit. Anda tidak berpikiran tentang istirahat dan Anda mengatakan itu kepada diri sendiri: Saya akan ke sana dan membalap, tetapi keadaannya berbeda dan Anda harus menyesuaikan,” ujar Dovizioso.
Cara positif
Proses adaptasi dengan situasi yang tak pasti ini juga dialami pebalap lain, salah satunya Maverick Vinales. Pebalap tim Monster Energy Yamaha itu mengisi waktu dengan mengasah teknik dan fisik. Dia juga sempat mengalami cedera saat berlatih motokros, Kamis pekan lalu, tetapi tidak ada tulang yang retak.
”Saya menghadapi situasi ini dengan cara positif. Beginilah adanya, kita tidak bisa mengubahnya, dan semua orang mengalami hal yang sama,” ujarnya dalam wawancara dengan MotoGP.
”Ini seperti memiliki tambahan waktu untuk memperbaiki diri saya dan itu juga sangat penting karena selama musim balapan sangat sulit untuk menjaga konsentrasi dan terus memperbaiki diri. Tetapi, kini saya memiliki sedikit waktu lebih untuk persiapan. Ini kesempatan untuk menjadi lebih baik,” tegas pebalap asal Spanyol itu.
Pebalap lain, seperti Takaaki Nakagami yang membela tim LCR Honda, juga memanfaatkan tambahan waktu ini untuk memulihkan cedera bahu kanan. Dia menjalani operasi tahun lalu dan tidak bisa ikut balapan di tiga seri terakhir.
Pebalap lain yang mendapat sisi positif dari penundaan awal musim ini adalah Marc Marquez. Pebalap tim Repsol Honda itu masih dalam proses pemulihan setelah operasi bahu kanan. ”Saya yakin Marc Marquez akan diuntungkan karena dia salah satu yang secara fisik paling perlu pemulihan,” ujar Dall’Igna.
”Penundaan juga memberi (waktu) bagi beberapa pabrikan yang punya masalah performa dan keandalan untuk memperbaiki. Saya jelas merujuk pada Honda, juga Aprilia yang meningkatkan kemampuan motor-motor mereka tetapi memiliki sejumlah masalah keandalan,” ujar Dall’Igna.
Sementara Ducati, lanjut Dall’Igna, saat ini fokus memperbaiki sejumlah hal yang tidak boleh lagi dikembangkan sejak balapan pertama bergulir. Sejumlah hal itu, berdasarkan aturan MotoGP, adalah mesin, aerodinamika, dan gearbox. ”Saya merujuk pada aerodinamika, yang masih bisa kami perbaiki dengan beberapa cara,” ucap Dall’Igna.