Perancis Terbuka Mundur, Jadwal Turnamen Bertabrakan
Turnamen Grand Slam Perancis Terbuka yang semula dijadwalkan pada 24 Mei-7 Juni dimundurkan menjadi 20 September-4 Oktober akibat wabah korona. Pemunduran menyebabkan jadwal turnamen bertabrakan.
Oleh
YULIA SAPTHIANI
·3 menit baca
PARIS, SELASA — Pemunduran Grand Slam Perancis Terbuka membuat petenis harus bersiap menghadapi jadwal padat pada September. Pemunduran Perancis Terbuka menyebabkan jadwal ajang besar bertabrakan.
Turnamen yang semula dijadwalkan pada 24 Mei-7 Juni dimundurkan menjadi 20 September-4 Oktober. Panitia penyelenggara mengatakan, Grand Slam di lapangan tanah liat itu tak mungkin digelar seperti jadwal semula dengan mewabahnya virus korona seperti sekarang.
”Seluruh dunia terdampak virus ini. Untuk menjamin keamanan dan kesehatan semua yang terlibat dalam turnamen, Federasi Tenis Perancis (FFT) telah membuat keputusan menunda Perancis Terbuka 2020 menjadi 20 September-4 Oktober. Ini adalah pilihan terbaik agar turnamen tetap berjalan,” pernyataan FFT yang disampaikan Selasa (17/3/2020) atau Rabu dini hari waktu Indonesia.
Pandemik korona membuat Eropa hampir berada dalam kondisi lockdown total untuk menghambat penyebaran virus. Penduduk Perancis diminta tetap berada di rumah oleh Presiden Emmanuel Macron.
”Dalam kondisi seperti ini, sangat sulit membuat keputusan. Kami membahasnya selama sepekan terakhir,” kata Presiden FFT Bernard Giudicelli.
Dengan pemindahan jadwal tersebut, Perancis Terbuka akan berlangsung hanya sepekan setelah Grand Slam lainnya, AS Terbuka di New York, pada 31 Agustus-3 September. Perancis Terbuka, bahkan, bertabrakan dengan ajang besar lainnya, yaitu kejuaraan beregu putra Piala Laver.
Ajang yang mempertemukan Tim Dunia dan Tim Eropa, yang digagas Roger Federer itu, akan berlangsung di Boston, AS, 25-27 September. Sejak jauh hari, Federer telah memastikan akan tampil dalam turnamen yang telah masuk dalam kalender ATP itu. Apalagi, sejak Februari, maestro tenis asal Swiss itu juga telah mengagendakan melewatkan musim lapangan tanah liat karena menjalani operasi lutut.
Keputusan memundurkan Perancis Terbuka menjadi September mengundang tanda tanya dan protes dari petenis, di antaranya Naomi Osaka dan petenis putra Kanada, Vasek Pospisil, yang merupakan anggota Dewan Atlet ATP.
Giudicelli menjawab kritik itu dengan mengatakan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan ATP, WTA, ITF, dan Dewan Grand Slam AS Terbuka. Namun, Giudicelli tak bisa menjelaskan respons dari panitia AS Terbuka dengan alasan bukan dia yang berkomunikasi langsung.
Mundurnya Grand Slam yang telah digelar sejak 1891 ini menjadi puncak perubahan jadwal turnamen tenis internasional karena pandemik korona. Turnamen-turnamen kecil dalam kalender ATP, WTA, dan ITF telah dibatalkan sejak Februari.
Ajang besar pertama yang dibatalkan adalah Indian Wells, 12-22 Maret. Ini adalah turnamen berlevel tertinggi dalam struktur turnamen ATP dan WTA, yang berkategori ATP Masters 1000 untuk putra dan WTA Premier Mandatory di putri.
ATP/WTA Miami, turnamen berkategori sama, yang dijadwalkan dimulai dua hari kemudian, juga, dibatalkan.
Setelah itu, ATP dan ITF mengumumkan pembatalan turnamen di semua level hingga 20 April, sementara turnamen WTA dibatalkan hingga 2 Mei. Ajang besar lain yang masuk dalam pembatalan adalah ATP Masters 1000 Monte Carlo, ATP 500 Barcelona, dan WTA Stuttgart.
Namun, ini bukan berarti turnamen lain yang berada di luar tanggal pembatalan tersebut aman. ATP/WTA Madrid dan Roma terancam bernasib serupa mengingat ditutupnya akses keluar-masuk di Spanyol dan Italia.
Grand Slam Wimbledon di London, Inggris, juga masih tanda tanya meski pada saat ini belum ada perubahan jadwal yang dilakukan panitia. Grand Slam lapangan rumput itu dijadwalkan berlangsung pada 29 Juni-12 Juli. Panitia masih memantau perkembangan situasi dengan prioritas keselamatan dan kesehatan bagi semua pihak. (AFP/REUTERS)