Amerika Serikat tetap menyiapkan tim nasional bola basket untuk Olimpaide Tokyo 2020 meskipun liga NBA telah terhenti sementara akibat pandemi Covid-19. Petinggi IOC sekali lagi menegaskan, Olimpiade akan sesuai jadwal.
Oleh
KORANO NICOLASH LMS
·3 menit baca
SAN FRANCISCO, RABU — Meskipun pandemi virus korona (Covid-19) membuat hampir semua ajang olahraga tertunda atau dibatalkan, Amerika Serikat tetap mempersiapkan tim nasional bola basket untuk tampil pada Olimpiade Tokyo 2020. Sejauh ini, Komite Olimpiade Internasional (IOC) dan penyelenggara di Tokyo tetap yakin Olimpiade akan berlangsung sesuai jadwal pada 24 Juli-9 Agustus.
Keyakinan itu ditegaskan Steve Kerr, pelatih klub NBA Golden State Warriors yang juga asisten pelatih tim nasional bola basket AS, Rabu (18/3/2020) siang WIB. Kepada wartawan di San Francisco, Kerr menjelaskan, dirinya terus berkomunikasi dengan pelatih timnas AS, Gregg Popovich, dalam beberapa waktu terakhir untuk membicarakan persiapan timnas bola basket AS.
”Pop dan saya telah berbicara beberapa kali sepekan terakhir. Tidak pernah ada perasaan apakah semuanya akan ditunda atau apa pun,” ujar Kerr.
”Kita semua duduk di sini sambil bertanya-tanya apa yang akan terjadi, begitu juga dengan mereka di penjuru dunia lainnya. Itu sebabnya, kami akan merencanakan seolah-olah ini akan berlangsung. Kami akan mencoba menyusun daftar pemain sekalipun baru itu yang dapat kami lakukan,” tutur mantan bintang Chicago Bulls itu.
Tanpa batas waktu
Sementara itu, Ketua Komite Koordinasi IOC yang menjadi penghubung IOC dan Panitia Olimpiade Tokyo 2020, John Coates, menegaskan bahwa tidak ada batas waktu untuk kesiapan Olimpiade 2020 meski makin terungkap sejumlah kasus Covid-19.
”Olimpiade tetap akan dimulai pada 24 Juli,” kata Coates, yang juga Ketua Komite Olimpiade Australia, kepada harian Sydney Morning Herald.
Coates menanggapi pernyataan Dick Pound, anggota senior dan mantan Wakil Presiden IOC, yang bulan lalu mengatakan, akhir Mei menjadi tenggat yang mungkin bagi IOC untuk mengambil keputusan berlangsung tidaknya Olimpiade Tokyo 2020.
Coates, yang juga Wakil Presiden IOC, menyatakan, IOC tidak mengenal tenggat. Ia bahkan berpikir bahwa Pound juga akan menarik pernyataannya tersebut. ”Hal itu tidak pernah menjadi posisi IOC. Itu ide Dick saja. Masih ada empat empat bulan lagi,” ujar Coates.
Mewabahnya Covid-19 menyebabkan berbagai kegiatan olahraga di tingkat internasional tertunda atau dibatalkan. Sebagian dari kejuaraan yang dibatalkan atau ditunda termasuk ajang kualifikasi untuk menentukan atlet yang akan berlaga di Tokyo 2020. Hal ini akan menyulitkan pengurus cabang olahraga dan negara peserta untuk memutuskan siapa atlet yang lolos ke Olimpiade.
Menurut Coates, hal itu memang akan menyulitkan cabang olahraga yang menjalankan kualifikasi karena tidak ada kejuaraan yang bisa dijadikan patokan. Negara peserta pun disarankan menyertakan atlet berdasarkan hasil pada kejuaraan terakhir sebelum jadwal kejuaraan terdampak kasus Covid-19.
Adapun untuk atlet yang akan datang ke Jepang dari negara-negara terdampak, menurut Coates, beberapa Komite Olimpiade Nasional sudah bersiap diri mengatasinya. ”China mungkin yang paling terorganisasi,” katanya.
Atlet China kini berlatih di sejumlah negara di Eropa. ”Yang saya dengar, mereka membawa semuanya ke suatu universitas di Paris, Perancis, mereka akan sepenuhnya berkumpul, sekitar 600 atlet,” ucapnya.
Dari situ mereka disiapkan untuk langsung berangkat ke Jepang sehingga di dalam pesawat mereka tidak ada atlet yang membawa virus korona ke Jepang.
”Saya pun yakin Olimpiade Tokyo 2020 akan berlangsung pada waktu yang sudah ditetapkan, dimulai 24 Juli. Begitu juga Paralimpiade pada 25 Agustus," ujar Coates.