Dipulangkan, Atlet Pelatnas ASEAN Para Games Diminta Tetap Berlatih
Sebanyak 269 atlet pelatnas ASEAN Para Games yang dipulangkan diminta terus berlatih di daerah masing-masing. Pemulangan itu karena penundaan ASEAN Para Games di Filipina akibat korona dan status KLB di Kota Solo.
Oleh
ERWIN EDHI PRASETYA
·3 menit baca
SOLO, KOMPAS — Menyusul penundaan penyelenggaraan ASEAN Para Games 2020 di Filipina menjadi 3-9 Oktober, sebanyak 269 atlet pelatnas yang akan dipulangkan ke daerah masing-masing diminta tetap terus berlatih. Mereka akan dipanggil kembali menjalani program pelatnas pada Agustus 2020.
”Dengan sangat berat hati NPC (Komite Paralimpiade Nasional) Indonesia akan memulangkan atlet ke daerah masing-masing. Nanti setelah kondisi wabah virus korona semakin menjinak, sesuai arahan Kemenpora (Kementerian Pemuda dan Olahraga) atlet akan kami panggil lagi kalau jadwal penyelenggaraan APG bisa berjalan 3-9 Oktober 2020. Akan kami panggil paling tidak 1,5 bulan sebelumnya,” kata Ketua Umum NPCI Senny Marbun di Solo, Jawa Tengah, Rabu (18/3/2020).
Menurut Senny, selama atlet dipulangkan, mereka diminta tetap berlatih di daerah masing-masing. Para pelatih harus memantau atlet dan memberikan pendampingan latihan dengan memanfaatkan saluran komunikasi, seperti Whatsapp dan lainnya. ”Pelatih harus memantau, setiap atlet latihannya harus bagaimana. Jadi harus ada kontak terus dengan atlet-atlet yang kita andalkan, yang ada peluang untuk medali emas,” katanya.
Senny mengungkapkan, penundaan ASEAN Para Games dari jadwal semula
21-27 Maret menjadi 3-9 Oktober telah disetujui delapan negara dari 10 negara peserta. Penundaan ini sebenarnya juga masih tentatif. Jika ternyata wabah Covid-19 masih terjadi, APG 2020 di Filipina terpaksa bakal ditunda lagi.
Senny mengakui, kebijakan pemulangan para atlet penting untuk mencegah atlet terpapar Covid-19. Diakuinya, NPC Indonesia sangat kesulitan memantau aktivitas sehari-hari para atlet di luar program latihan di Kota Solo untuk menjauhkan mereka dari penularan Covid-19. Padahal, Kota Solo kini telah berstatus kejadian luar biasa Covid-19. ”Satu per satu enggak mungkin bisa kita pantau semua atlet. Tetapi kalau cuma 30-40, bisa kami pantau. Kalau 300 atlet sangat sulit. Nanti kalau salah satu kena (tertular Covid-19), pasti semua kena,” katanya.
Koordinator Pelatnas ASEAN Para Games 2020 NPC Indonesia Rima Ferdiyanto mengatakan, NPC Indonesia telah menerima surat pemberitahuan dari Kementerian Pemuda dan Olahraga yang meminta agar NPCI menunda sementara segala aktivitas pelatnas APG 2020. Hal itu karena mencermati adanya peningkatan merebaknya penyebaran Covid-19 di Indonesia serta memperhatikan arahan Presiden mengenai langkah-langkah strategis dalam rangka mencegah berkembangnya penyebaran Covid-19.
”Untuk atlet ASEAN Para Games, meskipun mereka dipulangkan tetapi mereka kami harap tetap beraktivitas latihan, bergabung dengan pelatda ataupun latihan sendiri di rumah. Jadi tetap menjaga kondisi supaya ketika dipanggil kembali nanti performanya masih bagus,” katanya.
Menurut Rima, dari 304 atlet yang menjalani pelatnas APG 2020 di Solo, 269 atlet diantaranya akan dipulangkan pada akhir Maret. Adapun 35 atlet lainnya tetap tinggal di Solo menjalani pelatnas Paralimpiade 2020. ”Apabila nanti ada pengumuman Olimpiade dan Paralimpiade ditunda, mungkin akan ada pemulangan juga atlet-atlet pelatnas Paralimpiade,” ujarnya.
Rima mengatakan, pemulangan atlet pelatnas tidak mengubah target juara umum APG 2020 di Filipina. NPC Indonesia optimistis target tersebut tetap dapat diraih. Pasalnya, negara lainnya saat ini juga mengalami kendala serupa. Tuan rumah Filipina bahkan telah memulangkan para atletnya sejak 1 Maret silam. Meski demikian, target perolehan medali emas akan mengalami perubahan jika Singapura memutuskan tidak ikut dalam APG 2020.
”Jika singapura tidak mengirimkan kontingennya sama sekali, otomatis akan perubahan nomor-nomor cabang olahraga yang dipertandingkan karena kekurangan peserta,” katanya.