Polemik Perancis Terbuka
Mengatur ulang jadwal ajang olahraga di tengah pandemi virus korona memang tak mudah. Kesulitan itu pula yang dialami panitia penyelenggara Perancis Terbuka.
Kerumitan menyertai penundaan jadwal Grand Slam Perancis Terbuka sebagai dampak pandemi vidus korona (Covid-19). Menyelipkan lapangan tanah liat itu di antara rangkaian turnamen lapangan keras pada September, akhirnya melahirkan polemik.
”Tak ada yang ingin melihat Roland Garros dibatalkan. Yang dibutuhkan adalah kerja sama memperbaiki jadwal menjadi masuk akal,” kata Darren Cahill, pelatih juara tunggal putri Perancis Terbuka, Simona Halep.
Cahill menjadi salah satu pihak yang menyesalkan perubahan jadwal Perancis Terbuka pada waktu yang tak tepat. Dewan Grand Slam Perancis Terbuka memindahkan turnamen dari semula 24 Mei-7 Juni menjadi 20 September-4 Oktober, hanya sepekan setelah Grand Slam Amerika Serikat Terbuka di New York, 31 Agustus-13 September.
Selain terlalu dekat dengan AS Terbuka, Perancis Terbuka akan bersinggungan dengan sejumlah turnamen ATP dan WTA, salah satunya Piala Laver di Boston, AS, 25-27 September. Kejuaraan beregu putra yang digelar atas inisiatif Roger Federer itu mempertemukan Tim Eropa dan Dunia.
Diselenggarakan sejak 2017, dengan tempat bergantian di Eropa dan Amerika, Piala Laver mengundang banyak penonton karena selalu dihadiri petenis dengan nama besar seperti Federer, Rafael Nadal, dan Novak Djokovic.
Tak pelak, banyak pihak memprotes keputusan Federasi Tenis Perancis (FFT) itu, apalagi hanya disampaikan melalui media sosial. ”Apaa?? Melalui Twitter lagi…” cuit petenis putri Romania, Sorana Cirstea. Kritik yang sama disampaikan Alla Kudryavtseva (Rusia) dan Diego Schwartzman (Argentina).
Sementara itu, Cahill serta petenis Jamie Murray dan Vasek Pospisil, mengajukan keberatan terhadap keputusan itu. ”Ini gila. Roland Garros mengubah tanggal menjadi sepekan setelah AS Terbuka. Tak ada komunikasi dengan petenis dan ATP. Ini masa sulit, semua terdampak dengan bencana ini. Meningkatkan komunikasi dan kerja sama untuk mencari solusi seharusnya menjadi prioritas,” kata Pospisil, yang juga anggota Dewan Atlet ATP.
Bergeming
Meski menerima rentetan kritik, penyelenggara Perancis Terbuka bergeming dan tak berpikir untuk membatalkan turnamen itu. ”Kami bertukar informasi dengan ATP, WTA, ITF dan memberitahukan informasi ini pada penyelenggara Grand Slam lain,” kata Presiden FFT Bernard Giudicelli.
Namun, dalam pernyataan pada wartawan melalui telekonferensi setelah mengumumkan pemunduran jadwal, Giudicelli mengatakan, ATP, WTA, ITF, dan Dewan Grand Slam hanya diberi informasi, bukan diajak konsultasi.
Semula, ada diskusi untuk memindahkan Perancis Terbuka ke akhir Juli atau awal Agustus, dengan catatan Olimpiade Tokyo (24 Juli-9 Agustus), juga ditunda. Namun, hingga Selasa, Komite Olimpiade Internasional (IOC) menegaskan Olimpiade akan digelar tepat waktu.
Maka, tak ada pilihan lain selain memindahkan jadwal setelah AS Terbuka, meski tanpa meminta persetujuan pihak lain, termasuk atlet. FFT mengatakan, Direktur Turnamen Guy Forget telah memberi tahun Rafael Nadal, 12 kali juara Perancis Terbuka, tentang perubahan jadwal. Namun, belum ada tanggapan dari Nadal dan sebagian besar petenis lain. Dewan Atlet ATP menggelar diskusi melalui telekonferensi pada Rabu.
FFT beralasan, uang hadiah Perancis Terbuka bisa membantu petenis setelah kekosongan kompetisi selama berbulan-bulan. ”Jika dibatalkan, akan berpengaruh pada pendapatan petenis karena pembatalan turnamen,” kata Giudicelli.
Total hadiah yang diperebutkan Perancis Terbuka pada 2019 adalah 42,661 juta Euro (Rp 713,5 miliar). Petenis tunggal yang kalah pada babak pertama memperoleh Rp 770 juta, adapun sang juara mendapat Rp 35,9 miliar.
Selain itu, FFT memerlukan pemasukan setelah mengeluarkan uang Rp 2,5 triliun untuk renovasi Lapangan Philippe Chatrier, lapangan utama di Roland Garros. Renovasi ini termasuk pemasangan atap yang bisa buka-tutup agar pertandingan di lapangan utama bisa digelar pada sesi malam mulai 2020. Selama ini, Perancis Terbuka menjadi satu-satunya Grand Slam yang tak memiliki lapangan beratap.
Atas pendapat itu, Direktur Umum FFT Jean-Francois Vilotte mengatakan, Perancis Terbuka bukan entitas komersial. Oleh karena itu, semua pendapatan digunakan untuk mengembangkan turnamen dan tenis di Perancis.
Pilih turnamen
Dengan jadwal baru Perancis Terbuka, penyelenggara Piala Laver memastikan ajang itu digelar sesuai jadwal, 25-27 September. ”Pengumuman itu membuat kami dan partner, yaitu Tennis Australia, Asosiasi Tenis AS (USTA), dan ATP terkejut. Namun, saat ini, kami ingin memberi tahu penggemar, sponsor, pemegang hak siar, staf, sukarelawan, atlet dan warga Boston, bahwa Piala Laver akan digelar sesuai jadwal,” pernyataan resmi panitia.
Apalagi, dikabarkan tiket untuk Piala Laver 2020 telah habis terjual. Dengan target memberi hiburan pada penggemar tenis, Piala Laver kerap diwarnai momen yang tak dapat dilihat dalam turnamen lain, seperti duet pemain bintang. Pada 2017 misalnya, Federer dan Rafael Nadal yang bergabung dalam Tim Eropa berpasangan untuk pertama kali. Adapun pada 2018, Federer berpartner dengan Novak Djokovic.
Adapun USTA membuka kemungkinan perubahan jadwal AS Terbuka, meski belum tentu dilakukan. Sambil menyindir FFT, USTA hanya memastikan keputusan tak akan dibuat sepihak.
Tampil dalam dua Grand Slam, yang masing-masing berlangsung dua pekan, dengan jeda hanya satu pekan, bukan hal yang mudah bagi petenis. Apalagi, keduanya digelar di jenis lapangan dengan karakter berlawanan. Lapangan keras, yang digunakan di Flushing Meadows, berkarakter cepat, sedangkan lapangan tanah liat Roland Garros adalah lapangan lambat.
“Dari sudut pandang pemain, jika Anda tampil baik dalam AS Terbuka dan bisa menembus pekan kedua, lalu hanya punya jeda sepekan untuk bermain di lapangan tanah liat Perancis Terbuka, itu bukanlah kondisi ideal,” kata pelatih asal AS, Brad Stine kepada The New York Times. (AP/AFP/REUTERS)
Perancis Terbuka (20 September-4 Oktober)
Digelar bersamaan dengan:
21-27 September : ATP 250 Metz, ATP 250 St Petersburg, WTA Tokyo, WTA Guangzhou, WTA Seoul
25-27 September : Piala Laver
28 September-4 Oktober : ATP 250 Chengdu, ATP 250 Sofia, WTA Wuhan