Pandemi virus korona baru yang terus meluas memaksa penyelenggara Proliga 2020 menghentikan kompetisi dengan meniadakan babak empat besar dan ”grand final”. Peringkat tim disusun berdasarkan hasil babak reguler.
Oleh
Ida Setiorini
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penyelenggara liga bola voli Proliga 2020 akhirnya menghentikan kompetisi pada Rabu (18/3/2020) seiring merebaknya pandemi virus korona (Covid-19). Kompetisi dihentikan pada akhir babak reguler, dengan meniadakan dua seri babak empat besar dan grand final.
Semula, seri pertama babak empat besar diadakan di GOR Joyoboyo Kediri, 3-5 April. Disusul seri kedua di GOR Sritex Arena, Solo, 10-12 April. Adapun grand final sebagai penutup kompetisi yang berlangsung sejak 24 Januari ini dijadwalkan berlangsung di GOR Amongrogo, Yogyakarta, 18-19 April.
Direktur Proliga Hanny S Surkatty yang dihubungi dari Jakarta menjelaskan, seusai seri terakhir babak reguler di Yogyakarta, akhir pekan lalu, panpel Proliga 2020 memutuskan memindahkan tempat pelaksanaan empat besar dan grand final ke Padepokan Voli Jenderal Polisi Kunarto Sentul, Bogor. Laga direncanakan berlangsung tanpa penonton.
Namun, situasi terkait pandemi Covid-19 yang berkembang begitu cepat membuat panitia memutuskan menghentikan liga sepenuhnya dengan meniadakan babak empat besar dan grand final. ”Keputusan ini sudah kami sampaikan secara lisan dan tertulis kepada tim peserta,” ujar Hanny, yang juga Ketua Bidang Kompetisi dan Pertandingan PP PBVSI.
Sejumlah hal menjadi pertimbangan panitia, termasuk imbauan Federasi Bola Voli Internasional (FIVB) untuk tidak menyelenggarakan turnamen, telah dibatalkannya sejumlah turnamen internasional, tidak adanya izin dari kepolisian, serta keputusan pemerintah memperpanjang keadaan darurat terkait pandemic Covid-19 hingga 29 Mei. ”Patut diingat, tim peserta juga mengontrak pemain asing. Kita perlu mengantisipasi jika situasi memburuk, baik di sini maupun di engara mereka, kemungkinan mereka tidak bisa pulang,” ujar Hanny.
Selain itu, penyelenggaraan turnamen di Sentul, meski tanpa penonton, tetap melibatkan pemain, pelatih, dan pengurus klub, perangkat pertandingan, dan panitia yang totalnya bisa mencapai ratusan orang. ”Ini keputusan yang sulit, tetapi harus diambil. Pihak sponsor dan tim peserta juga bisa memahami,” ujarnya.
Tanpa juara
Tanpa empat besar dan grand final, Proliga 2020 diputuskan tidak memiliki juara. Peringkat tim kemudian disusun berdasarkan peringkat akhir pada babak reguler yang berlangsung enam seri. Empat tim putra yang lolos ke babak final four berdasarkan peringkat babak reguler adalah Jakarta BNI 46, Jakarta Pertamina Energi, juara bertahan Surabaya Bhayangkara Samator, dan Palembang Bank SumselBabel. Adapun keempat tim putri adalah Jakarta Pertamina Energi, Bandung bjb Tandamata, juara bertahan Jakarta PGN Popsivo Polwan, dan Jakarta BNI 46.
Meski kecewa, tim peserta bisa memahami alasan Proliga untuk menghentikan kompetisi. Pelatih tim putra Jakarta Pertamina Energi Pascal Wilmar mengatakan, karena ini terkait keputusan pemerintah, mereka akan mengikuti. ”Para pemain juga sangat kecewa, tetapi mereka semua menyadari bahwa keputusan itu untuk kepentingan bersama,” ujarnya.
Kekecewaan besar juga dirasakan tim putra Palembang Bank SumselBabel karena timnya semula tidak diperhitungkan untuk lolos ke empat besar. ”Kami sedih sutuasi ini menimpa bola voli nasional. Lebih sedih lagi karena tim kami semula tidak diperhitungkan ke final four, tetapi akhirnya bisa lolos. Sayang sekali final four sebagai ajang pembuktian justru ditiadakan,” kata Mashudi, Pelatih Bank SumselBabel.