Dua klub Liga Italia, Napoli dan Lazio, nekat menyampaikan rencana memulai latihan sepak bola kembali di tengah wabah Covid-19 yang belum terkendali di negara itu. Rencana itu lantas menuai kritik keras sejumlah pihak.
Oleh
Adrian Fajriansyah
·5 menit baca
NAPLES, MINGGU – Di tengah krisis kesehatan akibat wabah Covid-19 di Italia, dua klub Liga Italia, Napoli dan Lazio, justru berniat menggelar kembali latihan pada awal pekan ini. Tak pelak, niat kedua tim itu mendapatkan kecaman oleh para penggiat sepak bola di "Negeri Spaghetti".Mereka dianggap tidak peduli akan bahaya penyakit itu.
Menurut laporan Football-Italia, Jumat (20/3/2020), Napoli secara resmi telah mengumumkan bahwa mereka akan kembali berlatih di Castel Volturno, Naples, Italia, pada Rabu (25/3/2020). hal serupa dilakukan Lazio. Walaupun belum mengeluarkan pengumuman resmi, Lazio ingin kembali berlatih pada Senin (23/3/2020).
Padahal, berdasarkan rapat bersama Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) beberapa waktu lalu, semua tim sepakat menunda Liga Italia dari 10 Maret hingga 4 April. Semua tim di liga itu pun diminta mengisolasi para pemainnya atau tidak melakukan kegiatan terbuka, termasuk latihan, sebelum 4 April mendatang. Kebijakan itu juga menyikapi keputusan Pemerintah Italia yang melakukan karantina wilayah.
Presiden Asosiasi Pesepak Bola Italia (AIC) Damiano Tommasi berkata, niat kedua tim itu akan sangat berbahaya di tengah wabah korona yang kian masif di Italia. Negara di Eropa itu kini menjadi episentrum baru wabah Covid-19. Jumlah korban tewas akibat tertular virus korona baru (SARS-CoV-2) mencapai 4.825 orang per Minggu. Ini angka kematian tertinggi di dunia.
”Siapa pun yang berpikir mendapatkan manfaat dengan memulai latihan, saya tidak tahu apa yang ada dalam pikiran mereka. Berlatih sekarang, sebelum keluar jadwal baru kejuaraan, itu tidak masuk akal. Itu juga berbahaya. Di Spanyol, ada lusinan pemain positif korona. Di Italia, mungkin tidak semua orang telah mengikuti tes tetapi ada lebih banyak pemain dengan gejala korona. Itu bukan sesuatu yang bisa diremehkan,” tegas Tommasi.
Saat ini, kasus positif Covid-19 di Italia mencapai 53.578. Para pelaku sepak bola di Italia pun tak luput dari penularan penyakit berbahaya itu. Tercatat, 18 orang pemain maupun staf sejumlah klub di Liga Italia Serie A yang telah dinyatakan positif Covid-19.
Jangan ambil keuntungan
Presiden Torino Urbano Cairo pada Minggu meminta Napoli dan Lazio tidak mengambil keuntungan di tengah krisis kesehatan yang sedang terjadi di Italia. Ia menilai, Napoli dan Lazio ingin kompetitif dengan memulai latihan lebih cepat. Padahal, FIGC belum mengeluarkan jadwal baru dimulainya kembali liga yang kini tertunda.
”Harusnya, sepak bola lebih bersatu dalam situasi seperti saat ini. Bukan justru waktunya untuk licik,” ujar Cairo ketus.
Saat ini, Lazio berada di peringkat kedua klasemen Liga Serie-A dengan poin 62 dari 26 laga. Mereka hanya terpaut 1 poin dari Juventus di puncak klasemen dengan poin 63 dari 26 laga. Lazio dinilai punya peluang besar untuk menjadi juara setelah terakhir kali meraihnya pada musim 1999/2000. Sementara itu, Napoli berada di peringkat keenam dengan poin 39 dari 26 laga.
Napoli kini juga sedang berjuang di babak 16 besar Liga Champions Eropa. Pada laga pertama babak itu, Napoli bisa menahan imbang Barcelona 1-1 di kandangnya. Mereka akan kembali menghadapi Barcelona pada laga kedua babak tersebut di Spanyol. Namun, waktunya belum ditentukan hingga saat ini.
”Jika mengingat kembali pertemuan dengan FIGC pada 10 Maret, sangat heran masih ada orang yang berbicara tentang pelatihan dan kembali bermain saat ini. Logis, banyak waktu yang terbuang. Tapi, jika tidak mengambil tindakan tegas, akan semakin banyak orang lain yang terinfeksi. Jadi, niat-niat yang ada sekarang (niat berlatih kembali), tampaknya keluar dari orang planet lain,” kata Cairo.
jika tidak mengambil tindakan tegas, akan semakin banyak orang lain yang terinfeksi. Jadi, niat-niat yang ada sekarang (niat berlatih kembali), tampaknya keluar dari orang planet lain.
Bek sayap kiri AS Roma asal Serbia, Aleksandar Kolarov, berkata, sepak bola bukan lagi prioritas dalam situasi genting saat ini. ”Kami ingin kembali ke lapangan sesegera mungkin. Namun, kami juga harus rasional dengan kondisi yang ada,” tutur mantan pemain Lazio dan Manchester City itu.
Bahkan, gelandang serang AS Roma asal Argentina, Javier Pastore, masih sulit membayangkan liga musim ini bisa terus berlanjut atau diselesaikan. Sebab, pemain ataupun tim butuh persiapan ulang setidaknya 20-30 hari ketika akan memulai lagi kompetisi.
”Semua klub akan kehilangan uang. Namun, saya pikir tidak mungkin melanjutkan musim ini. Kalau ada jadwal ulang, itu artinya akan berbenturan dengan jadwal-jadwal yang ada kemudian. Apalagi, musim panas ini, ada sejumlah kompetisi yang sudah menanti, seperti Copa America, dan lain-lain,” ujar mantan pemain Palermo dan Paris Saint German tersebut.
Lebih realistis
Walau ada rencana tim untuk berlatih kembali, bukan berarti semua pemain Lazio sepakat dengan keputusan itu. Gelandang serang Lazio asal Argentina, Joaquin Correa, berpikir lebih realistis. Dikutip dari 90 Minutos de Futbol, Correa menilai, Lazio memang telah menjalani musim luar biasa saat ini.
Mereka bisa meraih Piala Super Italia 2019 dan punya peluang besar merengkuh scudetto (trofi juara Liga Italia) ketiganya. Namun, dia berharap, semua pihak bisa peduli dengan wabah Covid-19 yang tengah berkecamuk, terutama di Italia. ”Saya harap orang-orang menyadari sejauh mana masalah virus korona. Ini benar-benar bukan lelucon,” kata mantan pemain Sevilla itu.
Ahli epidemiologi Italia, Pierluigi Lopalco, kepada La Repubblica menyampaikan, ada potensi penyebaran virus korona baru tidak berhenti dalam waktu dekat. Itu tidak terlepas dari terus meningkatnya kasus-kasus baru dan korban meninggal di Italia. Untuk itu, ia menilai, kegiatan massal termasuk kompetisi sepak bola belum bisa berlanjut dalam waktu dekat ini.
”Saya pikir tidak mungkin untuk menggelar kompetisi sepak bola sebelum Oktober. Prediksi saya, tindakan pembatasan pergerakan orang saat ini akan berlanjut setidaknya sampai musim panas (Juni-Juli). Jika pun harus kembali beraktivitas, itu harus dilakukan dengan sangat lambat dan hati-hati,” tuturnya.
Presiden FIGC Gabriele Gravina menerangkan, ada ide liga akan kembali dimulai pada 2-3 Mei dan berakhir pada akhir Juni atau pada Juli. Namun, rencana itu tetap bergantung dengan situasi pandemi Covid-19 saat ini.