Bapak Pondasi "Los Galacticos" Direnggut Korona
Lorenzo Sanz, mantan presiden Real Madrid sekaligus peletak pondasi "Los Galacticos", menjadi korban terbaru Covid-19. Pandemi global itu kian menjangkiti selebritas sepak bola, termasuk Paolo Maldini dan Paulo Dybala.
MADRID, MINGGU – Lorenzo Sanz, presiden Real Madrid pada kurun 1995-2000, meninggal di usia 76 tahun setelah sempat dinyatakan positif COVID-19. Pebisnis kelahiran Madrid itu merupakan sosok di balik lahirnya era "Los Galacticos" Real pada awal 2000-an.
Berdasarkan laporan The Guardian, Sabtu (21/3/2020), Sanz mengalami demam selama delapan hari sebelum akhirnya dirawat di rumah sakit setempat pada Selasa (17/3/2020). Setelah dilakukan tes, ayah dari tiga putra dan dua putri itu ternyata positif terjangkit Covid-19. Penyakit yang dipicu virus korona baru itu membuat kesehatannya terus menurun.
Sanz menderita gangguan pernapasan dan gagal ginjal karena infeksi korona dan meninggal pada Sabtu malam. Ia memang memiliki riwayat penyakit bawaan, seperti diabetes, yang kian memperparah kondisi kesehatannya. Sanz meninggalkan seorang istri, Maria Luz; tiga putra yaitu Lorenzo Sanz Jr, Francisco Sanz, dan Fernando Sanz; serta tiga putri yaitu Malula Sanz dan Diana Sanz.
Lorenzo Jr, putra pertama Sanz sekaligus pebasket klub Real Madrid, memberi tahu orang-orang bahwa kondisi kesehatan ayahnya kian memburuk sejak Rabu malam. ”Kami terus menunggu perkembangan kesehatan ayah. Namun, karena ayah sudah lanjut usia, situasinya menjadi sangat rumit. Yang paling sulit, kami tidak bisa melihatnya,” ujar Lorenzo Jr.
Sanz adalah salah satu tokoh sepak bola paling berpengaruh di Spanyol, terutama bagi Real Madrid. Setelah menjadi salah satu direksi klub itu pada kurun 1985-1995, Sanz terpilih sebagai Presiden Real Madrid periode 1995-2000. Pada masa kepemimpinannya, Sanz mencoba membangun klub yang bermarkas di Stadion Santiago Bernabeu itu agar kembali merajai Eropa seperti era "emas" 1950 hingga 1970-an silam.
Sanz dikenal sebagai peletak pondasi awal Los Galacticos, julukan tim bertabur bintang di Real Madrid. Perubahan besar yang dilakukannya salah satunya yaitu mendatangkan pelatih kawakan Fabio Capello dari AC Milan pada 1996. Pelatih yang sukses memberikan kejayaan untuk Milan pada kurun 1991-1996 itu juga ditopang sejumlah bintang di era 1990-an yang didatangkan Sanz.
Beberapa nama kondang yang sempat direkrutnya di Madrid antara lain penyerang Kroasia Davor Suker, penyerang Montenegro Pedrag Mijatovic, dan penyerang Perancis Nicolas Anelka. Dia juga sukses mendatangkan gelandang Belanda Clarence Seedorf, gelandang Inggris Steve McManaman, hingga bek sayap kiri Brasil Roberto Carlos. Bahkan, pembelian Anelka sempat memecahkan rekor transfer termahal dunia saat itu, yakni seharga 22,3 juta poundsterling dari Arsenal pada 1999.
Hasilnya pun nyata. Sempat berpuasa trofi Liga Champions dalam waktu lama, yaitu terakhir 1966, Real Madrid mulai menggeliat di akhir 1990-an berkat Sanz. Masih berstatus underdog, Madrid menjadi juara Liga Champions pada 1998 seusai menundukan jawara Liga Italia Juventus 1-0 di Amsterdam Arena, Belanda. Gol tunggal Madrid di laga itu dicetak Mijatovic.
Gelar Liga Champions ketujuh yang telah dinanti selama 32 tahun itu lantas memberikan euforia luar biasa kepada para penggemar Madrid. Gelar itu memicu perayaan olahraga terbesar yang pernah terjadi di ibukota negara Spanyol tersebut. Sedikitnya setengah juta orang turun ke jalan dan larut dalam pesta bersama.
Sejak itu, Real Madrid memasuki era keemasan lainnya. Sanz mengantar Madrid merengkuh sejumlah gelar bergengsi lainnya sejak itu, seperti juara Liga Spanyol 1996-1997, Piala Super Eropa 1997, Liga Champions 1999-2000, dan Piala Interkontinental 1998. Sayangnya, gelar Liga Champions 1999/2000 adalah piala terakhir yang dipersembahkan Sanz untuk Real Madrid.
Menyamai Santiago Bernabeu
Setelah meraih gelar Liga Champions kedua di eranya itu, Sanz meletakkan jabatan untuk diserahkan kepada Florentino Perez pascakekalahannya dalam pemilihan Presiden Real Madrid di musim panas 2000. Di era Perez, pondasi Los Galacticos dilanjutkan dengan kebijakan transfer jor-joran yang diawali pemecahan rekor transfer termahal dunia, yaitu mendatangkan bintang Portugal Luis Figo seharga 37 juta poundsterling dari klub rival, Barcelona, pada 2000.
Sebelum kekalahan dalam pemilihan presiden tersebut, Sanz pernah berkata, dirinya punya obsesi menjadi seperti Presiden Real Madrid 1943-1978, yaitu Santiago Bernabeu. Legenda Madrid itu lantas mencatat sejarah emas untuk klub itu sehingga namanya pun diabadikan di stadion klub tersebut. ”Tidak ada yang bisa mencegah saya muncul, seperti Santiago Bernabeu dalam buku sejarah emas klub ini,” ujarnya dikutip The Sun.
Tidak ada yang bisa mencegah saya muncul, seperti Santiago Bernabeu, dalam buku sejarah emas klub ini.
Menurut Lorenzo Jr, hati ayahnya memang selalu untuk Real Madrid walau tidak lagi menjadi pengurus atau presiden klub yang telah berusia 118 tahun itu. ”Dia (Sanz) adalah salah satu orang terbaik, paling berani, dan pekerja keras yang pernah saya lihat dalam hidup saya. Keluarga dan Real Madrid adalah hasrat utama dalam hidupnya,” tuturnya dikutip BBC.
Real Madrid pun mengungkapkan rasa duka citanya atas kepergian Sanz. ”Hari ini, Real Madrid berkabung atas wafatnya seorang presiden yang mendedikasikan sebagian besar hidupnya untuk hasrat luar biasanya kepada Real Madrid. Mengingat keadaan saat ini (wabah korona), Real Madrid akan memberikan penghormatan yang layak diterimanya sesegera mungkin,” ujar Real Madrid dalam laman resminya, Sabtu.
Kapten Real Madrid Sergio Ramos mengatakan, tanpa Sanz tidak akan ada Real Madrid saat ini. ”Hari ini hari yang sangat menyedihkan untuk Real Madrid. Sanz adalah penghubung masa lalu dan masa kini dengan dua gelar Liga Champions. Kepergiannya membuat kami semakin bersedih di hari-hari yang sulit ini,” kata Ramos dalam akun Twitter pribadinya, Sabtu.
Maldini ikut terjangkit
Wabah Covid-19 di Eropa memang kian memprihatinkan. Selain Sanz, sejumlah pesohor sepak bola dunia pun telah terjangkit virus tersebut. Kasus terbaru, bek legendaris sekaligus Direktur Olahraga AC Milan Paolo Maldini berikut putranya yang juga pemain AC Milan, Daniel Maldini, positif tertular virus korona baru.
”AC Milan mengonfirmasi, Paolo Maldini telah kontak dengan seseorang (yang terpapar korona baru). Kemudian, dia (Paolo) dites swab pada Jumat (20/3/2020) dan hasilnya positif (Covid-19). Putranya, Daniel, yang sebelumnya berlatih bersama tim utama juga dinyatakan positif,” bunyi pernyataan resmi AC Milan dikutip Football-Italia.
Kendati demikian, AC Milan menyatakan, kondisi kedua orang itu masih sehat dan kini sedang melakukan karantina di rumah. ”Paolo dan Daniel baik-baik saja dan telah menyelesaikan dua minggu di rumah tanpa kontak dengan orang lain. Mereka akan tetap ada di karantina sampai pulih secara klinis, sesuai dengan protokol medis yang digariskan ototitas kesehatan,” bunyi keterangan resmi Milan.
Paolo dan Daniel merupakan kasus pertama Covid-19 di tubuh tim asal "kota mode", Milan, tersebut. Pengungkapan kasus tersebut tak berselang lama setelah Juventus mengabarkan bahwa penyerang andalan mereka, Paulo Dybala, juga dinyatakan positif tertular korona baru.
Dybala tidak luput
Dybala menyusul dua rekan setimnya yang lebih dahulu dinyatakan positif Covid-19, yakni bek Daniel Rugani dan gelandang Blaise Matuidi. ”Paolo telah menjalani tes medis yang mengungkapkan hasil hasil positif korona. Dia telah berada di pengasingan sukarela di rumahnya sejak Rabu, 11 Maret lalu. Dia akan terus dipantau mengikuti protokol yang ada. Dia baik-baik saja dan tidak menunjukkan gejalan,” bunyi pernyataan resmi Juventus.
Beberapa hari yang lalu, Dybala sempat dinyatakan positif korona tetapi klub maupun dirinya membantah itu. Sebab, dia merasa tidak memiliki gejala apapun terkait penyakit itu. Belakangan, setelah beberapa hari menjalani karantina dan tes, Dybala dan kekasihnya, Oriana Sabatini, dipastikan terjangkit Covid-19. Namun, sejauh ini, kondisi keduanya masih bagus.
”Hai semuanya, saya hanya ingin memberi tahu kalian bahwa kami (Dybala dan Sabatini) telah menerima hasil tes korona. Kami positif Covid-19. Untungnya, kami dalam kondisi yang sempurna,” ungkapnya di akun Instagram pribadinya.
Angka kasus Covid-19 terus meningkat drastis secara global. Per Minggu (22/3/2020), kasus positif Covid-19 mencapai 308.547 kasus dengan korban meninggal 13.069 jiwa. Di Italia, tercatat 18 orang pemain maupun staf klub di liga Serie-A telah terjangkit penyakit yang mudah menular itu.