Variasi program latihan diburuhkan oleh para pebulu tangkis pelatnas untuk menghindari kejenuhan karena seluruh turnamen hingga 26 April ditunda atau dibatalkan.
Oleh
Yulias Sapthiani
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Dihentikannya turnamen internasional karena wabah virus korona (Covid-19) membuat atlet-atlet bulu tangkis nasional hanya akan berlatih di pelatnas Cipayung, Jakarta. Meski tak terkendala dengan fasilitas, variasi program latihan diperlukan agar atlet tak jenuh.
Pembatalan dan penundaan turnamen yang dilakukan dalam beberapa tahap oleh Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF), membuat All England, yang berlangsung 11-15 Maret di Birmingham, Inggris, menjadi ajang terakhir yang diikuti pebulu tangkis top dunia. Akhir pekan lalu, kejuaraan beregu Piala Thomas Uber menjadi ajang terakhir yang diputuskan untuk ditunda. Kejuaraan yang semula akan digelar di Aarhus, Denmark, 16-24 Mei, dimundurkan menjadi 15-23 Agustus.
BWF jugs membatalkan Kejuaraan Eropa dan Pan Am, dua ajang pada pekan terakhir kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020. Bersama Kejuaraan Asia, yang lebih dulu ditunda, kejuaraan tingkat regional itu diselenggarakan pada 21-26 April.
Mengacu pada jadwal saat ini, turnamen terdekat yang dapat diikuti adalah Selandia Baru Terbuka, 28 April-3 Mei, lalu Australia Terbuka pada 2-7 Juni. Namun, perubahan situasi yang sangat cepat terkait penyebaran virus, yang telah menginfeksi 266.000 orang secara global ini, bukan tak mungkin membuat jadwal berubah kembali. Atlet pun akan mengalami masa tanpa kompetisi sekitar 2-3 bulan.
”Pasti akan ada kejenuhan. Saya akan meminta pelatih membuat program yang lebih bervariasi, misalnya diselingi permainan atau lomba,” ujar Ketua Bidang Pembinaan Prestasi PP PBSI Susy Susanti di Jakarta, Minggu (22/3/2020).
Sebagai satu-satunya cabang yang menggelar pelatnas jangka panjang, bulu tangkis tak terkendala fasilitas latihan. Latihan di pelatnas Cipayung, Jakarta, bisa terus berlangsung. Hanya saja, saat ini, atlet dan pelatih yang kembali dari All England berlatih di lapangan yang terpisah dengan atlet lain.
”Semua atlet tetap berlatih supaya kondisi fisik tidak menurun, juga supaya tidak terlalu kehilangan suasana pertandingan,” kata Susy.
Seperti dikatakan pemain ganda putra, Hendra Setiawan, tanpa turnamen, atlet bisa kehilangan hawa kompetisi. Namun, dengan kondisi saat ini, yang bisa dilakukan hanya berlatih dan menjaga kondisi tubuh agar tak sakit.
Pelatih Herry Iman Pierngadi mengatakan, porsi latihan ganda putra yang dipimpinnya akan menurun. ”Akan lebih banyak latih tanding. Variasi intinya adalah tiga lawan tiga,” katanya.
Adapun ganda putri akan memanfaatkan jeda kompetisi untuk meningkatkan fisik dan teknik. ”Setelah masa karantina selesai, saya akan pikirkan programmnya. Yang pasti, akan lebih baik untuk program peningkatan fisik dan teknik karena ada waktu lebih panjang,” kata pelatih ganda putri Eng Hian.
Seperti anggota Tim All England Indonesia lainnya, Eng Hian menjalani masa karantina mandiri selama dua pekan sekembali dari Birmingham. Dalam masa ini, kondisi atlet, pelatih, dan ofisial dipantau oleh tim dokter PP PBSI.
Untuk memastikan semua pihak berada dalam kondisi sehat, PBSI menutup kontak pelatnas Cipayung dengan pihak luar. Pada masa libur akhir pekan, atlet, yang biasanya diperbolehkan pulang, harus tetap berada di pelatnas. Pelatnas tak menerima kunjungan, termasuk dari keluarga atlet. ”Mereka ada aset bangsa, kami harus menjaganya,” kata Susy.