Menggelar 19 seri balapan MotoGP pada musim ini mulai terasa kurang realistis, karena jumlah kasus Covid-19 terus meningkat di Eropa dan AS. Jika balapan mulai Juli, menggelar 10 seri di Eropa bisa menjadi opsi terbaik.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MUNDERFING, KAMIS - Awal musim MotoGP 2020 diperkirakan akan kembali mundur seiring wabah Covid-19 yang terus meluas di Eropa. Setelah seri Spanyol di Sirkuit Jerez ditunda pada pekan ini, dua seri berikutnya di Perancis dan Italia, berpotensi menyusul. Situasi ini membuka skenario balapan baru bisa bergulir pada Juli dengan delapan hingga sepuluh seri yang semuanya berlangsung di Eropa.
Pemikiran menggelar 10 balapan itu disampaikan oleh Direktur Motorsport KTM Pit Beirer. Dia konsisten pada ide yang pertama kali dia lontarkan pada awal Maret lalu. Karena pernyataan itu, banyak argumen yang berseberangan karena keinginan menggelar semua seri pada musim ini terkesan masih terbuka. Namun, saat ini, menggelar 19 seri tersisa, sudah kurang realistis.
"Jika kita bisa menggelar 10 kejuaraan dunia bersamaan di semua kelas (MotoGP, Moto2, Moto3), kita akan memiliki kejuaraan yang berfungsi bagi tim-tim, bisa melakukan pekerjaan yang layak untuk para sponsor dan penggemar serta menentukan juara dunia," lanjut Beirer.
"Ini harus tetap menjadi tujuan kita untuk menggelar kejuaraan yang masuk akal (tahun ini). Tetapi untuk itu kita membutuhkan kebebasan melakukan perjalanan," lanjut Beirer dalam wawancara khusus dengan Speedweek, Kamis (26/3/2020).
Larangan perjalanan yang diterapkan oleh sejumlah negara menjadi kendala besar menggelar balapan. Pembatalan kelas MotoGP di seri Qatar juga karena pengetatan perjalanan bagi semua orang dari Italia yang harus menjalani karantina selama 14 hari. Seri Thailand kemudian ditunda karena pemerintah ingin menekan persebaran virus Korona. Seri Amerika Serikat dan Argentina kemudian menyusul dibatalkan karena pengetatan larangan perjalanan.
Ketiga seri yang ditunda itu sudah dimasukan dalam jadwal baru pada Oktober dan November. Namun, awal musim ini belum bisa dipastikan setelah virus korona merebak di Spanyol, Perancis, dan Jerman, menyusul Italia yang lebih dulu mengalami situasi darurat. Austria yang menjadi markas KTM Racing juga berjuang keras mencegah penularan virus korona. Orang dari negara-negara dengan risiko tinggi sudah dilarang masuk ke sejumlah negara yang juga berjuang mencegah merebaknya virus SARS-CoV-2 itu.
Situasi ini menjadi dasar pemikiran Beirer, balapan musim ini kemungkinan besar baru bisa bergulir Juli dengan maksimal 10 balapan dan semuanya di Eropa. "Jika kita bisa mendapat delapan atau sepuluh Grand Prix di Eropa, semuanya akan baik-baik saja. Itu akan lebih baik dibandingkan tidak membalap sama sekali. Pertama larangan perjalanan harus dilonggarkan, kemudian balapan dengan penonton harus diizinkan lagi. Itu akan membutuhkan waktu sedikit lebih lama," ujar Beirer
"Jika sekarang saya mengkalkulasi tiga bulan mulai April, misalnya, April, Mei dan Juni, maka sejak Juli di paruh kedua musim, tahun yang masuk akal masih memungkinkan secara bisnis dan dalam olahraga balap motor maupun olahraga secara umum," ujar Beirer.
Jika balapan baru bergulir pada Juli, maka seri Perancis, Italia, Catalunya, Jerman, dan Belanda, mengalami penundaan. Sedangkan balapan pertama akan berlangsung di Finlandia, pada 10-12 Juli.
Bos tim pabrikan Ducati Gigi Dall\'Igna sebelumnya juga menyatakan, dirinya bisa menerima jika balapan hanya berlangsung 10 seri. Dia sudah memperkirakan jadwal balapan akan terus mengalami revisi sehingga waktu yang tersedia untuk balapan semakin sempit. "Keinginan Dorna (pemegang hak komersiil MotoGP), setelah pembatalan Qatar, adalah mempertahankan sebanyak mungkin balapan. Sejujurnya saya berpikir mustahil menggelar semua balapan," ujarnya, Kamis (19/3) kepada GPOne.
"Sekarang jelas bahwa kita menghadapi masalah yang sangat besar dan karena itu logika normal tidak bisa dipakai. Anda harus menggunakan akal sehat," tegas Dall\'Igna.
Namun, Dall\'Igna masih optimistis balapan musim ini masih bisa berlangsung, meskipun dengan seri yang minim. "Meskipun dengan jumlah balapan lebih sedikit saya pikir bisa menggelar kejuaraan dunia menjadi keinginan semua orang. Ini opini saya. Saya optimistis. Mempertahankan lebih dari 13 balapan selain 19? Meskipun dengan jumlah lebih sedikit dari itu, saya tidak akan malu menyebut ini kejuaraan dunia, katakan dengan 10 balapan ini akan tetap menjadi kejuaraan dunia yang seimbang," tegasnya.
Menggelar 13 balapan merupakan jumlah minimal dalam kontrak antara Dorna dengan FIM. Namun, Dall\'Igna menilai itu mungkin tidak akan bisa dipenuhi. "Ngotot menggelar 13 balapan juga tidak masuk akal, dengan situasi yang sangat serius seperti ini aturan bisa diubah demi kebaikan keseluruhan sistem," pungkas Dall\'Igna.