Para atlet dan pengurus cabang olahraga di Tanah Air menunggu kepastian nasib PON Papua 2020 di tengah ancaman wabah Covid-19. Mereka tidak keberatan jika PON Papua harus ditunda, sepanjang itu tidak ditiadakan.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Para atlet dan pengurus cabang olahraga memilih realistis terkait keberlanjutan pelaksanaan PON Papua 2020 di tengah ancaman wabah Covid-19. Demi keselamatan bersama, mereka tidak keberatan PON 2020 ditunda jika wabah Covid-19 tidak mereda dalam waktu dekat.
Sapwaturrahman, atlet lompat jauh asal Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, dihubungi dari Jakarta, Sabtu (28/3/2020), mengatakan, pada dasarnya, dirinya tidak memaksa PON 2020 harus tetap dilaksanakan jika situtasi akibat pandemi Covid-19 tidak kunjung membaik.
"Pada prinsipnya, atlet mengikuti semua kebijakan pemerintah terkait keamanan dan keselamatan bersama di tengah wabah COVID-19. Kendati demikian, secara pribadi, saya berharap semua pihak bisa bijaksana dalam menyikapi wabah COVID-19 yang sedang terjadi ini," ujar atlet peraih perunggu lompat jauh Asian Games 2018 Jakarta-Palembang dan emas lompat jauh SEA Games 2019 Filipina itu.
Bahkan, karena wabah COVID-19, Sapwaturrahman sudah meninggalkan pelatnas dan kembali ke kampung halamannya, yaitu tepatnya di Kota Mataram, NTB, sejak 18 Maret lalu. Adapun Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI) memang mempersilakan para atlet pelatnas pulang ke rumah masing-masing sejak wabah virus korona baru mulai muncul di DKI Jakarta.
PB PASI pun belum tahu pasti kapan akan memulai kembali pelatnas. Semuanya tergantung situasi yang ada. Selama di rumah, Sapwaturrahman tetap berusaha berlatih. Kendati demikian, latihannya hanya berupa menjaga kebugaran.
"Sekarang, latihan hanya sendiri karena benar-benar jaga jarak (social distancing). Latihannya biasa saja, hanya latihan conditioning, latihan-latihan ringan untuk jaga kebugaran supaya tidak drop (turun drastis)," kata atlet berusia 25 tahun tersebut.
Eko Yuli Irawan, lifter kelas 61 kilogram asal Lampung, juga tidak mempersoalkan jika PON Papua tidak digelar tahun ini. Kendati demikian, dia berharap PON itu harus dipastikan tetap dilaksanakan atau jangan sampai dihapuskan. Sebab, PON adalah ajang besar nasional yang sangat dinanti atlet sebagai tolak ukur prestasi di tingkat nasional.
Apalagi, saat ini, atlet nyaris tidak memiliki panggung untuk unjuk gigi karena kejuaraan-kejuaraan nasional maupun internasional satu persatu telah ditunda maupun dibatalkan akibat wabah Covid-19. "PON Papua mau dilaksanakan kapan saja, silakan. Asalkan, pembinaan atlet di daerah ini tetap jalan. Sebab, sebagai atlet, kami cuma bisa mempersiapkan diri untuk bertanding," tutur atlet berusia 30 tahun itu.
PON Papua mau dilaksanakan kapan saja, silakan. Asalkan, pembinaan atlet di daerah ini tetap jalan. Sebab, sebagai atlet, kami cuma bisa mempersiapkan diri untuk bertanding.
Manajer Pelatnas Angkat Besi Pengurus Besar Angkat Besi, Binaraga dan Angkat Berat Seluruh Indonesia (Pabbsi) Alamsyah Wijaya menyampaikan, secara keseluruhan, pihaknya berpikir realistis terhadap keberlanjutan PON Papua. Sebab, semua pihak juga tidak tahu kapan pandemi Covid-19 akan berakhir atau setidaknya mereda.
Adapun pelatnas PB Pabbsi tetap berjalan seperti biasa. Pelatnas harus tetap jalan karena untuk menjaga kebugaran dan kemampuan lifter. Jika berhenti latihan, dampaknya bisa membuat kemampuan angkatan lifter turun drastis dan sulit untuk mengembalikannya lagi.
"Ada dan tidak ada (wabah) korona, latihan para atlet tetap seusai program masing-masing. Namun, kami melakukan karantina total untuk para atlet, antara lain mereka tidak boleh keluar (dari mes) dan tidak boleh terima tamu," ujar Alamsyah.
Menanti kepastian segera
Sementara itu, Ketua Umum PP Perpani Illiza Sa\'aduddin Djamal mengutarakan sejatinya PON merupakan ajang yang ditunggu-tunggu. Bahkan, para pengurus cabor maupun atlet telah mempersiapkan diri melalui pelatda yang telah dirancang dan dijalankan sejak jauh-jauh hari.
Untuk itu, mereka berharap PON 2020 tetap dilaksanakan sesuai jadwal semula. Akan tetapi, mereka juga bersikap rasional di tengah wabah korona. Jika wabah itu tak kunjung reda dalam waktu dekat, mereka mendukung ide atau rencana penundaan PON 2020 demi keselamatan bersama.
"Namun, kami berharap pemerintah bisa segera memberikan keputusan terkait kelanjutan PON ini, yakni tetap lanjut atau ditunda. Sebab, itu sangat penting agar pengurus cabang maupun atlet bisa turut segera mengambil keputusan terkait keberlanjutan pelatihan di daerah. Kalau tetap lanjut, kami bisa tetap fokus melanjutkan pelatihan. Tetapi kalau ditunda, kami bisa segera menyiapkan LPJ dan tak menutup untuk mengalihkan anggaran pelatihan ke hal lain yang juga mendesak, seperti penanganan korona di daerah," kata mantan Walikota Banda Aceh tersebut.
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan, secara keseluruhan, pemerintah pusat tetap berupaya agar PON Papua tetap dilaksanakan tepat waktu. Namun, tidak menutup kemungkinan, PON ini ditunda kalau wabah Covid-19 belum reda dalam waktu dekat.
"Kami perkirakan kepastian jelas dari pemerintah pusat soal keberlanjutan PON Papua akan muncul Juni mendatang," pungkas Gatot.