Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 dinilai memberi Indonesia peluang untuk bersiap lebih banyak melakukan promosi sebagai calon tuan rumah Olimpiade 2032.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 tidak mengganggu Indonesia yang sedang mengincar menjadi tuan rumah pada 2032. Penundaan selama setahun itu justru membuat Komite Olimpiade Indonesia bisa mendapatkan fleksibilitas lebih untuk promosi.
”Yang saya percaya, Presiden dan kita semua semangatnya masih sama untuk tetap jadi tuan rumah Olimpiade pada 2032. Kesempatan itu masih terbuka karena pengumuman baru dilakukan pada 2024,” kata Ketua Umum Komite Olimpiade Indonesia (KOI) Raja Sapta Oktohari dalam telekonferensi, Senin (30/3/2020), di Jakarta.
Okto menilai penundaan ini justru bagus karena Indonesia bisa lebih leluasa untuk promosi. Jika dilakukan tahun ini, promosi yang rencananya dilakukan KOI sedikit terbatas karena belum mengajukan diri sebagai kandidat tuan rumah.
”Mudah-mudahan tahun depan kita sudah resmi menjadi kandidat. Ketika kita sudah menyampaikan untuk menjadi kandidat tuan rumah, nanti akan lebih banyak fleksibilitas sebagai kandidat untuk promosi,” jelasnya.
Adapun Olimpiade Tokyo sudah dipastikan ditunda hingga paling lambat musim panas 2021. Penundaan ajang multicabang olahraga terakbar dunia ini justru membuat Indonesia semakin optimistis membidik tuan rumah. Dukungan itu datang langsung dari Kementerian Pemuda dan Olahraga.
Komitmen
Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan, tidak ada perubahan terhadap komitmen Indonesia untuk menjadi tuan rumah. Karena itu, pemerintah bersama KOI cenderung mendukung keputusan Komite Olimpiade Internasional (IOC) menunda Tokyo 2020.
”Kita, kan, saat itu bahasanya sangat halus, tidak ada keluhan, dan mengapresiasi keputusan penundaan dari IOC. Sebab, tidak bisa dimungkiri, kita ada kepentingan untuk tidak merepotkan mereka agar lebih mudah saat membidik tuan rumah,” kata Gatot yang turut bergabung dalam telekonferensi.
Kendati demikian, Kemenpora belum mau berspekulasi terkait kebutuhan anggaran untuk membidik Olimpiade. ”Berapa besarannya, itu nanti karena konsentrasi kita sedang menghadapi Covid-19,” tambah Gatot.
Sebelumnya, KOI melalui Okto menyampaikan butuh dana sekitar Rp 200 miliar untuk mempromosikan Indonesia di Tokyo. Uang itu akan digunakan untuk membuat Rumah Indonesia di sekitar wisma atlet, yang berfungsi sebagai etalase promosi menuju 2032.
Anggaran tersebut tentu akan menjadi tantangan untuk tahun depan. Sebab, dengan penundaan Olimpiade dan Paralimpiade, olahraga nasional akan dipenuhi berbagai ajang pada 2021. Fakta itu ditambah dengan keterbatasan anggaran akibat ekonomi yang melemah karena pandemi Covid-19.