Para bintang sepak bola Eropa merasakan kompetisi musim ini bakal sulit dituntaskan akibat pandemi Covid-19. Jika kompetisi tidak bisa tuntas, keputusan yang adil dan tanpa ego bagi semua klub perlu segera diambil.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
LONDON, SENIN — Liga-liga sepak bola di Eropa terancam tidak bisa tuntas musim ini akibat pandemi Covid-19 yang terus meluas. Dalam situasi ini, para pemain beramai-ramai melepas ego dan memilih jalan yang terbaik bagi semua pihak. Opsi penghentian kompetisi musim ini pun mulai bisa diterima dengan lapang dada.
Pandemi Covid-19 sampai saat ini masih melumpuhkan sebagian besar denyut kehidupan Eropa dan membuat kompetisi domestik tertunda sejak dua hingga tiga pekan lalu. UEFA dan pengelola liga terus berdiskusi menentukan solusi terbaik agar tidak menimbulkan efek domino yang jauh lebih merugikan.
”Saya pikir, kita harus tetap mencari cara untuk menyelesaikan musim ini. Namun, harus ada titik bagi kita untuk mengatakan cukup. Mungkin batas waktu yang terbaik bagi saya adalah pada akhir Juni,” kata striker Tottenham Hotspur, Harry Kane, Senin (30/3/2020).
Striker tim nasional Inggris ini menilai, tidak akan ada manfaatnya jika musim ini dilanjutkan mulai bulan Juli atau Agustus. Dalam situasi itu, akan lebih baik kompetisi langsung beranjak ke musim baru, yaitu 2020-2021.
Jika kompetisi yang tertunda ini dilanjutkan setelah bulan Juni, masalah-masalah baru akan timbul. Kontrak pemain, jika berakhir pada tahun ini, maka akan habis pada akhir Juni nanti. Musim 2020-2021 juga idealnya digelar mulai Agustus agar bisa selesai sebelum Piala Eropa 2020 berlangsung musim panas tahun depan.
Tottenham Hotspur juga punya masalahnya sendiri. Mereka sudah tidak punya peluang merebut trofi pada musim ini, tetapi masih berpeluang merebut tiket ke kompetisi Eropa. Namun, mereka kini masih berada di peringkat ke-8 klasemen sementara Liga Inggris.
Opsi penghentian kompetisi musim ini pun sebenarnya sudah diungkapkan Presiden UEFA Aleksander Ceferin kepada surat kabar Italia, La Repubblica. UEFA sejauh ini sudah menyiapkan sejumlah rencana mengatasi penundaan kompetisi di Eropa sejak dua hingga tiga pekan terakhir.
”Ada rencana A, B, dan C. Ketiga rencana itu adalah memulai lagi kompetisi pada pertengahan Mei, (awal Juni), atau akhir Juni. Jika ketiga rencana itu tidak berhasil, kompetisi musim ini bisa tidak tuntas,” kata Ceferin yang mengisyaratkan Eropa bisa melanjutkan kompetisi dengan musim yang baru.
Ada rencana A, B, dan C. Ketiga rencana itu adalah memulai lagi kompetisi pada pertengahan Mei, (awal Juni), atau akhir Juni. Jika ketiga rencana itu tidak berhasil, kompetisi musim ini bisa tidak tuntas.
Hampir semua liga Eropa dijadwalkan mengakhiri musim pada Mei mendatang. Namun, wabah Covid-19 terus meluas hingga saat ini terutama di Eropa. Negara-negara pemilik liga terbesar Eropa, seperti Inggris, Italia, Spanyol, Jerman, dan Perancis, kini berada pada peringkat 10 besar negara yang terdampak pandemi paling parah.
Ceferin mengatakan, tidak ada seseorang pun yang bisa memastikan kapan pandemi akibat virus korona baru itu akan berakhir. Namun, Wakil Kepala Staf Medis Inggris Jenny Harries telah mengatakan bahwa kehidupan di Inggris diperkirakan akan kembali normal enam bulan lagi atau sekitar September mendatang.
Petaka ”The Reds”
Apabila kompetisi musim ini dibatalkan, klub yang paling menderita adalah Liverpool yang sudah mendekati trofi Liga Primer yang mereka nantikan selama 30 tahun. ”The Reds” juga telah kehilangan peluang untuk merebut trofi di ajang kompetisi lainnya, termasuk Liga Champions Eropa.
Bagi Liverpool, Liga Primer musim ini bak sebuah istana pasir di pantai yang sudah mereka bangun dengan susah payah selama bertahun-tahun. Ketika tinggal membuat bagian atap istana itu, ombak besar datang menyapu istana tersebut.
Liverpool sudah unggul 25 poin atas Manchester City yang masih berada di peringkat kedua dan masih ada 9 laga tersisa. Wacana untuk segera memberikan trofi kepada Liverpool pun terus dibicarakan. ”Bagi saya, oke saja, ya. Anda harus bersikap adil sebagai seorang olahragawan,” kata pemain City, Ilkay Gundogan.
Menurut mantan gelandang Chelsea, Craig Burley, memberikan gelar juara Liga Inggris kepada Liverpool merupakan tugas yang sangat mudah. Namun, pengelola Liga Primer Inggris akan lebih kesulitan mengatasi persoalan lainnya. ”Sekarang, bagaimana mereka menghadapi masalah lainnya, yaitu klub mana saja yang akan mendapat jatah ke Liga Champions (musim depan),” kata Burley.
Lalu bagaimana dengan nasib tim-tim papan bawah, seperti Norwich City, Aston Villa, dan Bournemouth, yang masih berpeluang keluar dari zona degradasi? Bagaimana pula dengan nasib klub-klub di Divisi Championship yang seharusnya mendapat jatah promosi ke Liga Primer?
Liga Italia dan Liga Spanyol adalah contoh liga-liga yang memberikan persoalan lebih rumit karena menyisakan pertarungan sengit di papan atas. Juventus, sebagai pemuncak klasemen sementara Liga Italia, baru unggul satu poin di atas Lazio. Di Spanyol, Barcelona juga unggul dua poin di atas Real Madrid.
Andaikan kompetisi bisa dilanjutkan dalam waktu dekat, tidak mudah bagi semua klub untuk meneruskan performa yang mereka miliki. Hampir semua pemain yang selama ini terkurung di dalam rumah selama berhari-hari akibat pandemi akan kesulitan mengembalikan penampilan terbaiknya dalam waktu singkat. (AFP/REUTERS)