Kasus Minnesota Timberwolves Masih Mengganjal Kevin Garnett
Kevin Garnett tidak bisa melupakan perseteruannya dengan pemilik Minnesota Timberwolves, Glen A Taylor, meskipun Garnett baru ditetapkan sebagai penerima penghargaan Naismith Memorial Basketball Hall of Fame 2020.
Oleh
korano nicolash lms
·3 menit baca
Kevin Garnett baru saja ditetapkan sebagai satu dari sembilan penerima penghargaan Naismith Memorial Basketball Hall of Fame 2020, Sabtu (4/4/2020), yang akan diserahkan pada 29 Agustus di Springfield, Massachussetts.
Garnett yang bakal memperoleh Hall of Fame 2020 hanya bermain untuk tiga tim selama 21 tahun di NBA. Dua tim selain Minnesota Timberwolves adalah Boston Celtics ketika Garnet meraih juara NBA 2008 serta Brooklyn Nets. Rata-rata Garnett mampu mencetak 17,8 angka; 10,0 rebound; dan 3,7 asis pada setiap pertarungan.
Tetapi, kabar gembira itu bukan berarti power forward yang sudah mengantongi gelar NBA 2008 bersama Boston Celtics itu langsung melupakan perseteruannya dengan pemilik Minnesota Timberwolves, Glen A Taylor.
Perseteruan antara Taylor dan Kevin Garnett terjadi pada 2015 yang berujung pada tidak dipersiunkannya jersey bernomor 21 milik Kevin Garnett setelah menghabiskan kariernya selama 14 musim bersama Minnesota Timberwolves ini.
”Glen tahu di mana saya berdiri. Saya tidak menghiburnya. Pertama-tama, ini tidak murni. Kedua, dia mendapat tekanan dari banyak penggemar. Saya kira juga komunitas sini,” kata Garnett kepada The Athletic, Selasa (7/4/2020) waktu Amerika Serikat atau Rabu (8/4) pagi.
Sebenarnya, lanjut Garnett, seperti dikutip ESPN.com, ”Glen dan saya memiliki pemahaman yang sama sebelum kepergian Flip Saunders, mantan Presiden Minnesota Timberwolves. Tetapi, kesepahaman itu kemudian pergi bersamaan dengan kepergian Flip.”
”Aku tidak akan memaafkan Glen. Aku tidak akan memaafkan dirinya dalam kasus itu. Ku pikir dia orang yang jujur, pengusaha yang jujur. Tetapi, ketika Flip meninggal, semuanya menghilang bersama kepergian Flip,” kata Garnett yang menempati posisi center ketika menjalani kariernya selama 21 musim di NBA.
Philip Daniel ”Flip” Saunders yang menangani Timberwolves selama 10 musim, 1995-2005, sempat menjadi pelatih di Detroit Pistons (2005-2009) dan Washington Wizards (2009-2012).
Namun, Saunders kemudian kembali ke Timberwolves tahun 2015. Dia tidak hanya menjadi pelatih, tetapi juga sebagai Presiden Operasional Basket tim asal Minnesota itu. Saat itu Saunders membawa kembali Garnett ke Timberwolves. Sesuai pembicaraan, disepakati Kevin Garnett akan menjadi pemilik minoritas saham Minnesota Timberwolves.
Tetapi, Saunders meninggal pada 25 Oktober 2015 akibat limfoma yang dideritanya dalam usia 60 tahun. Itu sebabnya Timberwolves dipaksa melanjutkan perjalanannya dengan kepemimpinan baru.
Garnett mengatakan kepada Associated Press pada 2017 bahwa janji-janji yang diberikan dalam transfer pemain yang kedua bagi dirinya itu telah dilanggar. Kemudian bulan September 2016, Garnett pun memutuskan menggantung sepatunya setelah melalui proses negosiasi yang tegang dengan Taylor.
”Tahun-tahun saya di Minnesota dan berada di komunitas itu, saya sangat dihargai,” kata Garnett, seperti dikutip ESPN.com.
”Pada titik ini, saya tidak ingin berurusan dengan Glen Taylor atau Taylor Corp atau apa pun yang ada hubungannya dengan dia,” kata Garnett yang 15 kali tampil di NBA All-Star selama 21 tahun kariernya di NBA.
”Saya suka Timberwolves saya. Saya akan selalu mencintai teman-teman saya. Saya akan selalu mencintai orang-orang yang ada di sana. Saya akan selalu memiliki tempat yang khusus untuk kota Minnesota dan negara bagian Minnesota tetap di hati saya,” Garnett yang kelahiran Greenville, Carolina Selatan, itu.
Tetapi, ujarnya lagi, ”Aku tidak melakukan bisnis dengan ular. Aku tidak melakukan bisnis dengan ular beludak. Aku tidak akan mencoba melakukan bisnis dengan ular atau dengan orang-orang yang seperti ular.”
Selain menjadi pemilik mayoritas saham Minnesota Timberwolves sejak 1994, Glen A Taylor (78) juga merupakan pemilik Minnesota Lyns, salah satu tim WNBA sejak 1999. Menurut Forbes, Taylor yang juga pemilik Star Tribune ini merupakan orang ke-149 terkaya dari 400 pengusaha terkaya di ”Negeri Paman Sam”.
Politisi Partai Republik yang sempat menjadi Ketua Dewan Gubernur NBA 2008-2012 dan 2014-2017 ini pada 2000 dilarang menangani timnya karena mendatangkan Joe Smith (44), pemain power forward dari Detroit Pistons, dengan kontrak rahasia yang melanggar peraturan pembatasan pajak yang ditentukan NBA. (AP)