Radomir Antic (71) (almarhum) telah berjasa membangun optimisme di Atletico Madrid saat menjadi pelatih. Ia membuka jalan dengan mempersembahkan gelar juara ganda di level domestik pada musim pertamanya.
Oleh
Herpin Dewanto Putro
·4 menit baca
MADRID, SELASA — Selama masih ada Barcelona dan Real Madrid, sulit bagi klub-klub lainnya di Spanyol pada era sepak bola modern saat ini untuk mendominasi kompetisi domestik. Hal itu pernah dirasakan Atletico Madrid sebelum Radomir Antic datang sebagai pelatih dan mempersembahkan trofi Liga Spanyol dan Copa del Rey pada musim 1995-1996.
Itulah satu-satunya gelar juara ganda di level domestik yang pernah diraih Atletico sepanjang sejarah. Antic kemudian dikenal sebagai salah satu sosok penting yang mengingatkan Atletico untuk tidak lagi merasa inferior, setidaknya sampai saat ini, yaitu ketika Atletico berdiri sejajar Barcelona dan Real Madrid sebagai tiga kekuatan terpenting di Spanyol.
Ketika akhirnya Antic meninggal pada usia ke-71 tahun, Senin (6/4/2020) malam waktu Spanyol, Atletico sangat berduka dan merasa kehilangan sebagian dirinya. Mereka lalu mengibarkan bendera klub setengah tiang di Stadion Wanda Metropolitano, kandang Atletico.
Pelatih asal Serbia itu telah lama mengidap penyakit pankreastitis dan meninggal setelah menjalani perawatan di Madrid. ”Dengan kepergian Antic, Atletico ikut kehilangan sebagian hatinya,” ujar CEO Atletico Madrid Miguel Angel Gil seperti dikutip laman AS, Selasa (7/4/2020).
Ketika mendatangkan Antic, Atletico sebenarnya berharap mendapatkan seorang pelatih yang bisa memberikan kedamaian atau membuat penampilan klub stabil. Namun, Antic justru mampu memberi lebih banyak. ”Hari ini, kami kehilangan seorang arsitek yang merancang era keemasan Atletico,” kata Presiden Atletico Madrid Enrique Cerezo.
Hari ini, kami kehilangan seorang arsitek yang merancang era keemasan Atletico.
Musim 1995-1996 merupakan musim pertama Antic di Atletico setelah sebelumnya melatih Real Zaragoza, Real Madrid, dan Real Oviedo. Antic saat itu memiliki skuad yang tangguh karena diperkuat para pemain, seperti Kiko, Milinko Pantic, Lyuboslav Penev, dan Diego Simeone (Pelatih Atletico saat ini).
Mereka menyabet trofi La Liga setelah finis di puncak klasemen dengan 87 poin, unggul empat poin di atas Valencia di peringkat kedua. Adapun Barcelona hanya finis di peringkat ketiga dengan 80 poin. Gelar juara itu membawa Atletico untuk pertama kalinya tampil di ajang Liga Champions format baru (setelah 1992) pada musim 1996-1997.
Trofi Copa del Rey musim 1995-1996 juga direbut dengan heroik karena Antic dan Atletico berhasil mengalahkan Barcelona, 1-0, pada laga final. Saat itu, Johan Cruyff masih melatih Barcelona yang diperkuat Pep Guardiola (kini Pelatih Manchester City) dan Luis Figo.
Antic pun sangat bangga ketika Atletico saat dilatih Simeone hampir mengulang perolehan gelar ganda pada musim 2013-2014 pada level yang berbeda. Atletico sudah berhasil merebut gelar juara La Liga Spanyol yang ke-10 dan terakhir kali hingga saat ini. Di ajang Liga Champions, Atletico berhasil maju ke babak final melawan sang tetangga, Real Madrid.
Namun, Atletico kalah 1-4 dan gagal mereplika kejayaan Antic. Meski demikian, Antic merasa sudah ada perubahan besar di Atletico. ”Saat saya datang tahun 1995, saya menyimpulkan bahwa Atletico mewakili kaum kelas menengah dengan penghasilan pas-pasan, tetapi tidak pernah merasa inferior,” ujar Antic pada 2014.
Antic saat itu mengaku sangat bangga terhadap Simeone, bekas pemainnya yang kini mampu mempertahankan optimisme. Musim ini, Atletico tidak berada di puncak klasemen sementara La Liga. Namun, mereka mampu menyingkirkan Liverpool pada babak 16 besar Liga Champions. Sayangnya, musim ini harus dihentikan sementara karena pandemi Covid-19.
Karier unik
Selain itu, Antic bangga karena dua klub terbesar di Madrid berduel di ajang kompetisi antarklub paling elite di Eropa pada tahun 2014 itu. Ia semakin bangga karena pernah melatih keduanya. Bahkan, Antic merupakan satu-satunya pelatih yang pernah melatih Atletico, Real, dan Barcelona.
Bek Real Madrid, Sergio Ramos, pun menyebut Antic sebagai pribadi yang sangat unik sekaligus berjasa menancapkan rivalitas besar di Spanyol. ”Anda membuat Atletico menjadi sangat hebat dan rivalitas (dengan Real) menjadi lebih sengit. Selamat jalan pelatih yang memiliki karier unik,” tulis Ramos melalui akun Twitter-nya.
Antic memang memiliki pengalaman yang lengkap, baik sebagai pemain maupun pelatih. Sosok kelahiran Zitiste, Serbia, itu menjalani 17 musim sebagai pemain di klub Partizan, Fenerbahce, Real Zaragoza, dan Luton Town. Antic bermain sebagai bek.
Real Zaragoza merupakan klub pertama yang ia tangani sebagai pelatih pada tahun 1988. Ia juga pernah melatih tim nasional Serbia yang tampil di Piala Dunia 2010. Seusai menjadi pelatih timnas, Antic kemudian pergi ke China untuk melatih klub Shandong Luneng dan Hebei China Fortune. (AFP/REUTERS)