Opsi Penundaan PON Mengancam Prestasi Atlet Nasional
Opsi penundaan PON Papua hingga Oktober 2021 bisa berdampak terhadap prestasi atlet di SEA Games Vietnam 2021. Atlet elite nasional dikhawatirkan justru lebih fokus ke PON daripada SEA Games.
Oleh
KELVIN HIANUSA
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Opsi penundaan Pekan Olahraga Nasional Papua hingga Oktober 2021 bisa berdampak terhadap prestasi atlet di SEA Games. Dikhawatirkan, atlet elite nasional justru lebih fokus dan memprioritaskan PON, sebagai ceruk pendapatan mereka, ketimbang ajang multicabang se-Asia Tenggara pada November 2021.
Jeda sebulan antara PON dan SEA Games ini bisa menjadi masalah serius dalam mengatur performa atlet. Apalagi, banyak atlet nasional, baik yunior maupun senior, yang bertekad tampil di PON untuk membela daerah masing-masing.
”Saat ini atlet Olimpiade pun masih tergiur PON. Lagi-lagi karena bonus (dari daerah). Ini yang kita khawatirkan. Jika ditunda hingga Oktober, prestasi Indonesia di SEA Games pasti menurun,” kata pengamat olahraga dari Universitas Negeri Yogyakarta, Djoko Pekik Irianto, saat dihubungi pada Kamis (16/4/2020).
Jika atlet mengikuti kedua ajang itu, menurut Djoko, puncak performa mereka pasti berada di PON. Dengan waktu hanya sebulan, atlet-atlet tersebut akan berada pada periode transisi saat bertarung di SEA Games.
Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali memberikan opsi penundaan PON selama setahun hingga Oktober 2021. Opsi penundaan awal, hingga Maret 2021, dikesampingkan karena mayoritas Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) daerah akan kesulitan untuk pencairan anggaran.
Djoko yang juga menjabat Ketua Umum KONI Daerah Istimewa Yogyakarta menyatakan lebih memilih Maret. Pertimbangannya, penundaan hingga Oktober akan menambah berat anggaran untuk pemusatan latihan daerah.
Catatannya, pembelian perlengkapan dan peralatan pertandingan kontingen daerah diadakan pada 2020. Sebab, pengadaan pada awal 2021 tidak akan cukup waktu jika PON berlangsung Maret.
”Anggaran daerah akan membengkak tentunya. Tidak mungkin juga sekarang pelatda diberhentikan dulu. Lalu, dimulai pada 2021. Ini membuat performa atlet yang sudah dilatih sejak 2017 akan kembali ke titik nol,” ucapnya.
Kesulitan mengatur performa atlet untuk tampil di PON dan SEA Games juga diakui cabang olahraga senam. Wakil Ketua Umum II Pengurus Besar Persatuan Senam Indonesia (PB Persani) Dian Arifin mengatakan akan segera berkomunikasi dengan pengurus daerah terkait hal tersebut.
Menurut Dian, tidak mungkin melarang atlet SEA Games untuk tampil di PON. Sebab, atlet nasional pun berlatih dari fasilitas dan uang yang bersumber di daerah masing-masing. Pelatihan di daerah, atau desentralisasi, memang sudah menjadi cara senam untuk mengatasi minimnya anggaran dari pusat.
”Kami paham daerah pasti ingin menang karena gengsinya besar. Tapi, tentunya tidak boleh juga menurun prestasinya di SEA Games. Karena itu, kami akan coba diskusikan agar puncak performanya saat SEA Games nanti,” kata Dian.
PB Persani lebih memilih PON diselenggarakan pada Oktober. Sebab, persiapan atlet lebih terjamin di daerah yang juga kerap mengirimkan kontingen uji coba ke luar negeri. Dengan selisih sebulan, mereka bisa mengantisipasi menurunnya performa atlet.
”Belum lagi dengan kondisi seperti ini, semua atlet berlatih dari rumah. Untuk mengembalikan kondisi mereka butuh setidaknya 6 bulan hingga 1 tahun. Sedangkan situasi akibat Covid-19 belum tentu akan membaik pada pertengahan tahun ini,” ucap Dian.
Manajer pelatnas angkat besi Alamsyah Wijaya mengatakan, tidak masalah jika atlet mengikuti kedua ajang tersebut. Bahkan, atlet Olimpiade juga bisa saja turun kembali di PON dan SEA Games.
”(PON) Itu periuk nasi mereka. Untuk puncak performa itu bisa diatur. Enggak masalah. Tetapi, untuk lifter yang menurunkan berat badan harus dimonitor ketat. Lalu recovery juga harus disiplin dan variatif,” katanya.
Situasi pandemi memang menjadi persoalan pelik bagi ajang olahraga nasional. Banyaknya penundaan agenda pada 2020 membuat tumpukan ajang tahun depan. Jika jadi ditunda, ini merupakan pertama kalinya PON dan SEA Games berlangsung pada tahun yang sama, sejak terakhir kali terjadi pada 1993.
Adapun penundaan PON masih menunggu keputusan dari Presiden Joko Widodo. Pembicaraan terkait penundaan itu akan dilakukan dalam rapat kabinet terbatas yang dijadwalkan berlangsung pekan ini.