Mills menjadi merek lokal kedua yang memproduksi kostum timnas Indonesia. Produsen perlengkapan olahraga asal Tangerang itu memproduksi seragam perang untuk sejumlah turnamen bergengsi yang akan dihadapi tim ”Garuda”.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kehadiran kostum terbaru tim nasional Indonesia yang diproduksi merek lokal, Mills, memunculkan harapan baru. Para penggawa tim ”Garuda” diharapkan mampu memberikan persembahan agung berupa gelar juara yang telah lama dinantikan para pencinta sepak bola Tanah Air.
Sebelum Mills, Ghazali menjadi merek dalam negeri perdana yang digunakan untuk Piala Asia 2004 di China. Kostum itu merupakan hasil kreasi manajer timnas saat itu, Basuri Bahrelay Gozali. Seragam timnas itu menjadi kostum pertama Indonesia yang tidak mencantumkan logo garuda di dada kiri. Kala itu, logo Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) menggantikan lambang garuda yang selalu menjadi identitas kostum timnas Indonesia sejak 1954.
Dengan kostum buatan Ghazali, tim ”Garuda” meraih kemenangan pertama di kancah turnamen paling bergengsi di Asia itu. Gol dari Budi Sudarsono dan Ponaryo Astaman membuat Indonesia mengalahkan timnas Qatar 2-1.
Adapun Mills, yang meresmikan seragam kandang Indonesia, Jumat (17/4/2020) kemarin, tetap mempertahankan logo garuda di dada. Budi menuturkan, kehadiran lambang garuda di kostum Indonesia menghadirkan kebanggaan tersendiri bagi pesepak bola nasional yang dipercaya memperkuat timnas.
”Ketika menggunakan kostum dengan lambang garuda di dada, bagi saya itu adalah capaian tertinggi bagi pesepak bola. Bahkan, dulu saya bernazar, belum akan mencari pacar sebelum bermain dengan menggunakan kostum berlogo garuda di dada,” tutur pencetak 16 gol bagi timnas Indonesia, yang dihubungi di Jakarta, Sabtu (18/4/2020).
Bagi ”Si Ular Piton”, julukan Budi, kostum timnas di Piala Asia 2007 yang diproduksi merek asal Amerika Serikat, Nike, menjadi kostum yang paling berkesan untuknya. Dengan seragam itu, Budi membawa tim ”Garuda” meraih kemenangan atas Bahrain 2-1 di hadapan sekitar 60.000 pendukung di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Meski begitu, Budi yakin produksi kostum merek lokal saat ini tidak kalah kualitasnya dibandingkan dengan merek asing.
”Saya menyambut positif kostum buatan lokal. Tetapi, yang terpenting, bagaimana timnas bisa lebih baik pada tahun mendatang. Dimulai dengan pengelolaan timnas dan industri sepak bola yang harus lebih baik oleh PSSI karena hal itu akan berdampak ke prestasi timnas,” ucap Budi yang merupakan satu-satunya pemain Indonesia yang mencetak gol di dua ajang Piala Asia.
Menurut penyerang legendaris Indonesia, Widodo C Putro, setiap pemain yang diamanahkan memakai seragam ”Garuda” harus mengikis ego pribadi. Bermain di timnas, lanjutnya, mewajibkan setiap pemain rela berkorban untuk negara.
”Setiap membela timnas saya tidak pernah main-main sehingga saya sebisa mungkin menampilkan permainan terbaik dan menghibur. Sebagai penyerang, tugas saya mencetak gol dan menciptakan peluang untuk memenangi pertandingan,” ucap peraih predikat gol terbaik Piala Asia 1996 itu.
Selain Piala Asia 1996 yang perdana diikuti Indonesia, Widodo juga bagian dari pemain timnas untuk SEA Games 1991 yang mempersembahkan medali emas terakhir bagi tim ”Merah Putih”. Ia pun mendukung kehadiran kostum teranyar timnas yang dibuat oleh merek lokal.
”Namun, siapa pun pembuat kostumnya, paling penting dibutuhkan adalah sikap rela berkorban dari para pemain timnas. Pemain harus paham bahwa negara membutuhkan kita demi kebanggaan lambang garuda di dada,” ucap pencetak 14 gol dari 55 penampilan di timnas itu.
Filosofi
Berbeda dengan mayoritas kostum timnas Indonesia selama ini, Mills menghadirkan pula gradasi sayap garuda di bagian pundak. Menurut Marketing Communication Mills Fachry Assegaff, siluet sayap garuda itu disebut motif ”pelukan garuda”.
”Semoga dengan motif itu pemain timnas bisa bermain lebih percaya diri dan menjadi lebih kuat untuk mempersembahkan prestasi di kancah sepak bola internasional,” ucap Fachry.
Selain motif sayap garuda, Mills juga memberikan latar berbentuk lingkaran berantai di logo garuda di dada kiri kostum. Motif khusus itu menggambarkan persatuan Indonesia.
Selain kostum kandang, Mills juga tengah mempersiapkan kostum tandang berwarna putih dan kostum alternatif berwarna hitam. Sebelumnya, tim ”Garuda” hanya memiliki kostum kandang dan tandang.
Untuk harga jual, kostum berkualitas serupa dengan yang digunakan pemain (player issue) dibanderol Rp 789.000, sedangan versi replika bisa didapatkan dengan harga Rp 389.000. Khusus untuk pembelian kostum player issue, pembeli akan mendapatkan boxset berwarna merah dan berlogo garuda. Di dalamnya terdapat kostum kandang dan sertifikat keaslian yang ditandatangani Ketua Umum PSSI Mochammad Iriawan. Sebagai perbandingan, kostum terakhir timnas buatan Nike yang dirilis 2018 dijual seharga Rp 999.000 untuk versi penggemar atau replika.
Sebelum kostum tanding, Februari lalu, Mills juga telah mengeluarkan kostum latihan yang digunakan para pemain timnas senior ketika menjalani pemusatan latihan, 14-22 Februari. Adapun kontrak Mills dengan PSSI berdurasi 2020 hingga 2022 dengan opsi perpanjangan selama empat tahun.
Iriawan pun bangga dengan produksi kostum buatan Mills yang berkolaborasi dengan PSSI. Menurut dia, kostum anyar timnas memiliki kualitas yang setara dengan merek luar negeri. Selain itu, kostum terbaru itu juga menampilkan hal baru, yakni tulisan PSSI di bagian pundak.
”Tulisan PSSI sengaja ditaruh di pundak untuk melambangkan tanggung jawab prestasi timnas ’Garuda’ dipercayakan kepada federasi,” ucap Iriawan.