Nasib penyelenggaraan Olimpiade Tokyo bisa jadi bergantung pada penemuan vaksin Covid-19. Jika vaksin itu belum tersedia hingga tahun depan, Olimpiade pun terancam kembali batal diselenggarakan.
Oleh
kelvin hianusa
·3 menit baca
TOKYO, SENIN – Penundaan hingga setahun tidak serta-merta membuat penyelenggaraan Olimpiade Tokyo 2020 akan berjalan mulus tanpa hambatan. Para ahli kesehatan dunia menilai Olimpiade itu tidak akan berlangsung jika vaksin penyakit Covid-19 belum ditemukan tahun depan.
Ahli penyakit menular dari Universitas Kobe di Jepang, Profesor Kentaro Iwata, pesimistis Olimpiade Tokyo akan tetap terselenggara meskipun telah ditunda hingga 2021. Menurut dia, dunia kemungkinan belum akan pulih dari pandemi Covid-19 pada Juli tahun depan.
“Menyelenggarakan Olimpiade butuh dua kondisi, yaitu mengontrol Covid-19 di Jepang dan di mana pun karena Anda akan mengundang atlet dari seluruh dunia. Jepang mungkin bisa mengatasi pandemi pada musim panas nanti, tetapi saya tidak berpikir hal serupa bisa dilakukan (keseluruhan) di dunia,” sebut Iwata seperti dikutip The New York Times.
Sebelumnya, Olimpiade Tokyo dipastikan ditunda akibat pandemi Covid-19 yang semakin luas dampaknya. Hingga saat ini, di seluruh dunia, total sudah 2,3 juta orang terinfeksi dengan korban meninggal mencapai lebih dari 150.000 jiwa.
Menurut Zach Binney, ahli epidemiologi dari Universitas Emory di Amerika Serikat, penyelenggaraan Olimpiade harus menunggu ditemukannya vaksin. Tidak mungkin mengumpulkan ratusan ribu orang dalam satu tempat sebelum ada vaksin. Hal itu bisa berdampak terhadap munculnya gelombang pandemi Covid-19 selanjutnya.
“Setiap orang yang Anda tambahkan untuk berkumpul akan menambah resiko penularan. Jadi, ketika Anda mengumpulkan 50.000 hingga 100.000 penonton, jumlah resiko itu yang akan anda tanggung tanpa adanya vaksin,” kata spesialis dalam kesehatan atlet tersebut.
Jika tidak ada vaksin, saran Binney, atlet-atlet bisa dikumpulkan terlebih dulu di Tokyo pada empat hingga enam minggu sebelum ajang tersebut. Mereka akan diisolasi selama dua minggu sebelum masuk ke perkampungan atlet. Namun, kondisi ini tidak memungkinkan adanya penonton, elemen yang selama ini menjadi "roh" dari perhelatan Olimpiade.
Keputusan menunda Olimpiade selama setahun adalah hal yang tepat. Mereka bisa mengevaluasinya kembali tahun depan. Tetapi, jika tidak ada terobosan ilmiah, yaitu berupa vaksin, saya pikir (Olimpiade) terlihat tidak realistis.
Pakar kesehatan masyarakat global dari Universitas Edinburgh di Skotlandia, Prof Devi Sridhar, menyatakan, vaksin memang bisa menjadi pengubah nasib Olimpiade. Namun, selain bergantung pada waktu, faktor lainnya yang bisa ikut memengaruhi adalah efektivitas, ketersediaan, dan keterjangkauan vaksin itu sendiri.
“Keputusan menunda Olimpiade selama setahun adalah hal yang tepat. Mereka bisa mengevaluasinya kembali tahun depan. Tetapi, jika tidak ada terobosan ilmiah, yaitu berupa vaksin, saya pikir (Olimpiade) terlihat tidak realistis,” tuturnya.
Bisa bertabrakan
Kenyataan ini tentu menghadirkan dilema untuk tuan rumah Jepang. Jika ditunda setahun lagi, Olimpiade akan bertabrakan dengan agenda penting lain seperti Asian Games Hangzhou dan Piala Dunia Qatar pada 2022 mendatang.
Belum lagi, penundaan akan membuat kerugian tambahan bagi sang penyelenggara. Sebelumnya, media lokal Jepang mengabarkan, Pemerintah Jepang harus mengeluarkan biaya lebih untuk menunda Olimpiade yang mencapai 2 miliar – 6 miliar dollar AS.
Terkait pandangan soal urgensi vaksin itu, juru bicara Panitia Penyelenggara Tokyo 2020 Masa Takaya mengatakan tidak mau berspekulasi dengan hal yang belum pasti terjadi tersebut. “Misi kami hanya mempersiapkan ajang untuk musim panas nanti. Kami tidak merasa perlu menanggapi hal tersebut,” ucapnya.
Adapun Presiden Panitia Penyelenggara Tokyo 2020 Yoshiro Mori menyampaikan, mereka terus bekerja setelah mengumumkan penundaan pada 24 maret lalu. Hal yang sama akan dilakukan hingga 15 bulan ke depan.
“Kami percaya bahwa langkah hari ini (penundaan) adalah pencapaian penting untuk mencapai setahun yang akan datang. Kami akan terus bekerja sama dengan semua kepentingan untuk memastikan keberhasilan Olimpiade Tokyo,” terang Mori. (REUTERS)