Pebalap muda Ferrari, Charles Leclerc, tetap menilai Lewis Hamilton sebagai favorit juara meskipun F1 musim ini hanya berlangsung 8-10 seri. Namun, persaingan akan lebih ketat jika ada dua balapan di sirkuit yang sama.
Oleh
AGUNG SETYAHADI
·4 menit baca
MONACO, KAMIS — Skenario memadatkan jadwal dengan menggelar dua balapan pada sirkuit yang sama, dengan arah berkebalikan, dinilai pebalap Ferrari, Charles Leclerc, berpotensi besar membuat kejutan. Tata letak sirkuit akan sangat berbeda dan semua pebalap belum hafal dengan karakter trek untuk bermanuver. Namun, pebalap berpengalaman seperti Lewis Hamilton tetap menjadi favorit juara musim ini.
Formula 1 dan FIA berencana menggelar lebih dari satu balapan pada sirkuit yang sama untuk mendapatkan sebanyak mungkin seri musim ini. Target realistis saat ini adalah 8-10 seri. Dua sirkuit yang direncanakan menggelar dua seri adalah Red Bull Ring di Austria dan Silverstone di Inggris. Rencana itu masih dimatangkan, tetapi pengelola kedua sirkuit menyatakan sanggup menggelar lebih dari satu balapan.
”Anda bisa berargumen apakah ini fair atau tidak, tetapi kita berada dalam situasi ini dan jika itu memungkinkan, kami harus mempertimbangkan supaya bisa balapan sebanyak mungkin. Terkait balapan beruntun di sirkuit yang sama, tetapi arah yang berlawanan, itu akan sangat bagus, kami semua harus mempelajari kembali trek dan itu sesuatu yang menarik,” ujar Leclerc dalam wawancara video dari Monaco dengan harian Spanyol Marca, Kamis (23/4/2020).
Meskipun ide balapan dengan arah berkebalikan itu menarik, sirkuit yang digunakan perlu mendapat pengesahan keamanan. Hal itu menjadi ranah FIA untuk melakukan homologasi sirkuit. Namun, bagi para pebalap F1 yang tumbuh dari gokar, mereka sudah terbiasa.
Saya harap begitu, jika itu berarti saya juara, saya akan sangat bahagia.
”Sangat penting mempelajari kembali sirkuit secara lengkap, dari nol. Saya pernah melakukan itu saat gokar. Anda akan merasa seolah balapan di sirkuit yang sama sekali baru, yang membuat balapan sangat menarik karena para pebalap yang lebih berpengalaman menjadi kurang memahami trek yang ’baru’ itu,” ujar Leclerc.
”Namun, ini tidak akan mengubah semua hal secara signifikan, karena Lewis akan tetap menjadi favorit. Ini akan sangat menarik, sebagai contoh balapan berlawanan arah di Silverstone pada area Maggots dan Beckett,” lanjut pebalap berusia 22 tahun itu.
Maggots dan Beckett adalah bagian dari rangkaian tikungan cepat 10-14 di Silverstone dengan titik masuk Maggots-Beckett-Chapel. Pebalap memasuki tikungan ini dengan kecepatan sekitar 300 kilometer per jam dengan urutan manuver ke kiri-kanan-kiri kanan.
Jika balapan berubah arah, dengan masuk dari Chapel, akan membutuhkan perhitungan sangat berbeda dengan manuver kanan-kiri-kanan-kiri. Kecepatan memasuki Chapel juga bisa sangat tinggi karena ada lintasan lurus Hangar Straight untuk melesat hingga 325 km/jam.
Berjuang sejak awal
Skenario lain yang bisa memperketat persaingan, lanjut Leclerc, adalah pengurangan jadwal menjadi 8-10 seri. Target awal Formula 1 menggelar 18-19 seri semakin suram dengan pandemi Covid-19 yang berkepanjangan. Kondisi itu berpotensi membuat kejutan karena para pebalap akan berjuang lebih keras sejak balapan pertama.
”Saya harap begitu, jika itu berarti saya juara, saya akan sangat bahagia,” ujar Leclerc disusul tawa.
”Namun, persaingan sangat sulit diprediksi karena Mercedes dan Lewis masih favorit meskipun Kejuaraan Dunia hanya delapan balapan. Akan sangat sulit mengalahkan mereka. Mungkin akan ada kejutan karena sudah pasti dengan balapan lebih sedikit para pebalap akan mengambil risiko lebih di lintasan. Jadi, kita akan memiliki balapan yang lebih menarik untuk ditonton, dengan strategi yang lebih berisiko dan lebih banyak saling mendahului,” ujar Leclerc.
Hingga musim ini bisa bergulir, Leclerc mengisi waktunya dengan berbagai kegiatan yang membuat pikiranya tetap positif. Selain latihan rutin untuk menjaga kebugaran, dia menyelinginya dengan bermain piano dan gitar. Dia juga mengasah feeling membalapnya dengan berlatih di simulator.
”Saya juga membaca buku, khususnya tentang sejarah Ferrari, sebelum menonton televisi,” ujar Leclerc yang merindukan balapan nyata.
Rekan setimnya, Sebastian Vettel, juga sangat merindukan atmosfer balapan. Dia bukan tipe pebalap milenial yang akrab dengan permainan simulator. Namun, sejak pekan lalu dia memiliki simulator untuk sedikit mengobati rindunya. Bahkan, dia tidak menutup peluang akan ikut balapan virtual seperti Leclerc yang juara di balapan virtual Albert Park, Australia, dan Shanghai, China.
”Saya merindukan balapan, sensasi balapan, tidak ada yang bisa menggantikan itu,” ujar Vettel kepada BBC.