Meski Ditunda, Persiapan PON dan Peparnas 2020 Tetap Berlanjut
Kemenpora memastikan persiapan PON dan Peparnas 2020 di Papua tetap berlanjut. Hal itu untuk mengantisipasi infrastruktur pertandingan yang terbengkalai. Pemerintah Provinsi Papua mendukung penundaan tersebut.
Oleh
ADRIAN FAJRIANSYAH/FABIO MARIA LOPEZ COSTA
·6 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Meskipun ditunda ke tahun 2021, pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga memastikan persiapan Pekan Olahraga Nasional dan Pekan Paralimpiade Nasional 2020 di Papua tetap berlanjut. Hal itu untuk mengantisipasi adanya infrastruktur yang telah dibangun terbengkalai kalau proyek pembangunan yang ada dihentikan.
Menteri Pemuda dan Olahraga Zainudin Amali, dalam konferensi daring di Jakarta, Kamis (23/4/2020), mengatakan, dalam rapat terbatas via daring di Jakarta, Kamis pagi, Presiden Joko Widodo memutuskan pelaksanaan PON 2020 di Papua yang semula akan digelar 20 Oktober-2 November ditunda ke Oktober 2021. Alasan utama penundaan tersebut karena ingin fokus menangani wabah virus korona baru penyebab penyakit Covid-19.
Sementara itu, pandemi Covid-19 turut berdampak negatif terhadap persiapan penyelenggaraan ajang olahraga empat tahunan tersebut. Paling tidak, pandemi itu telah mengganggu lima faktor utama dalam persiapan ajang tersebut, yakni mengganggu kelanjutan pembangunan infrastruktur, penyediaan akomodasi/penginapan, pengadaan peralatan, persiapan panitia besar, hingga pelatnas para atlet daerah.
Berdasarkan laporan Menpora kepada Presiden mengenai Tingkat Persiapan PON XX 2020 di Papua dan Skenario Penyelenggaraan di Tengah Pandemi Covid-19, setidaknya ada tiga proyek infrastruktur PON 2020 yang dibiayai dari APBN dengan tingkat pembangunannya masih di bawah 50 persen. Itu adalah pembangunan arena sepatu roda, panahan, dan dayung yang masih 5,56 persen.
Lalu, penataan kawasan olahraga Kampung Harapan, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, masih 9,21 persen. Kemudian, penataan kawasan olahraga Doyo Baru, Distrik Waibu, Kabupaten Jayapura, pun masih 22,68 persen. Walaupun tetap dilanjutkan, keberlanjutan pembangunan proyek-proyek itu tidak akan mulus. Apalagi semua tenaga kerja tidak bisa bertugas optimal karena menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.
Selain itu, para atlet juga sudah tidak bisa berlatih dengan normal. Mereka hanya menjaga kebugaran di dalam ruangan ataupun di rumah masing-masing. Untuk itu, mereka dipastikan tidak bisa berprestasi optimal. ”Presiden memahami semua kondisi yang ada sehingga akhirnya memutuskan PON 2020 ditunda ke Oktober tahun depan,” ujar Zainudin.
Terkait Oktober 2021 dipilih, lanjut Zainudin, itu karena sejumlah daerah tidak siap secara anggaran untuk mengikuti PON Papua pada awal 2021. Sementara itu, pertengahan 2021, kalender olahraga Indonesia telah dipadati sejumlah ajang internasional di dalam dan luar negeri.
Ajang-ajang itu antara lain Asian Indoor and Martial Arts Games di Thailand pada April, Piala Dunia U-20 di Indonesia pada Mei, serta Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo pada Agustus. ”Untuk itu, Oktober dianggap sebagai bulan yang paling tepat. Namun, tanggalnya belum ditentukan. Mengenai ini akan kami komunikasikan lagi bersama KONI dan PB PON,” katanya.
Pembangunan berlanjut
Zainudin menuturkan, walaupun ditunda, Kemenpora meminta segala persiapan PON 2020 yang tetap bisa dikerjakan harus terus dilanjutkan. Kendati demikian, semuanya juga tetap menyesuaikan kondisi yang ada. ”Misalnya, pengadaan barang dari luar negeri. Kalau produksi dari negara asalnya juga terganggu (karena wabah Covid-19), itu juga tidak bisa dilanjutkan,” tuturnya.
Menurut Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto, Kemenpora menyiapkan anggaran Rp 288 miliar untuk pelaksanaan dan Rp 191 miliar untuk pengadaan peralatan PON Papua serta Rp 40 miliar untuk pelaksanaan Peparnas 2020. Namun, saat ini semua anggaran itu akan dialihfungsikan untuk penanganan Covid-19.
”Itu sudah jadi kewajiban. Kalau kami tidak gunakan sekarang, itu jadi beban sisa anggaran dan berpotensi menjadi temuan BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) di akhir tahun nanti. Apalagi negara juga lagi butuh dana tersebut untuk penanganan kondisi darurat. Tetapi, tahun depan, kami berharap anggaran itu bisa dianggarkan kembali (diganti) oleh Kementerian Keuangan, minimal dengan nilai yang sama,” ujarnya.
Akan tetapi, ujar Gatot, itu bukan berarti pihaknya akan menghentikan ataupun menunda pula segala persiapan PON Papua. Ia memastikan semua tahapan persiapan yang masih bisa dikerjakan akan terus dilanjutkan, seperti penyiapan dokumen untuk pengadaan peralatan sehingga bisa langsung diadakan sejak awal 2021. Rapat-rapat untuk menyiapakan ajang tersebut pun akan terus bergulir, yakni secara daring.
”Walau ada di ranah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), kami juga berharap persiapan infrastruktur PON 2020 terus berlanjut. Kalau berhenti, itu bisa berdampak besar terhadap keberlanjutan pembangunan. Secara psikologis, pekerja mungkin tidak bisa bekerja optimal lagi. Infrastruktur yang telah terbangun pun bisa-bisa terbengkalai dan butuh biaya lagi untuk membersihkannya,” katanya.
Penanggung Jawab Sarana dan Prasarana Pendukung Infrastruktur PON Papua dari Kementerian PUPR Iwan Suprianto mengutarakan, pihaknya akan tetap melanjutkan semua proyek pembangunan di bawah naungan APBN. Apalagi mereka sudah terikat dengan kontrak kerja dan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 10 Tahun 2017 tentang Dukungan Penyelenggaraan PON dan Peparnas 2020.
Mereka juga terikat Inpres Nomor 1 Tahun 2020 tentang Percepatan Dukungan Penyelenggaraan PON dan Peparnas 2020. ”Jadi, kami tetap bekerja dan mencapai target penyelesaian yang ada, yakni target semua infrastruktur di bawah APBN rampung pada Juli ini. Sebagai bentuk komitmen kuat, anggaran Kementerian PUPR untuk persiapan PON Papua tidak dipotong ataupun dialihfungsikan untuk Covid-19,” tuturnya.
Iwan mengatakan, pihaknya tidak menafikan wabah Covid-19 turut berdampak dalam proses pembangunan yang ada. Setidaknya, pekerja yang semula bisa bekerja tiga sif dalam 24 jam menjadi hanya bekerja separuh dari kemampuan optimalnya. Sebab, para pekerja harus mengikuti protokol kesehatan sehingga jumlah pekerja harus dibatasi.
Namun, itu tidak memberikan dampak terlalu besar karena mereka sudah membuat tabungan progres pembangunan 10-25 persen. Selain itu, semua material utama sudah tiba di Papua. Praktis hanya sisa 15 persen material yang tergolong elemen tambahan yang belum datang. ”Dengan proyek yang berlangsung slow down, sisa pembangunan yang belum selesai tetap bisa diselesaikan pada Juli nanti,” ucapnya.
Dukungan pemda
Pemerintah Provinsi Papua mendukung keputusan Presiden Joko Widodo menunda pelaksanaan Pekan Olahraga Nasional XX. Ajang olahraga empat tahunan yang pertama kali di Papua ini ditunda hingga Oktober 2021.
Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal mengatakan, pihaknya menilai keputusan Presiden Jokowi menunda PON di Papua berdampak positif bagi penyelenggara.
”Dengan adanya penundaan memberikan waktu yang cukup bagi kami untuk mempersiapkan arena, atlet, hingga panitia PON,” ucap Klemen.
Ia menuturkan, pembangunan seluruh arena oleh Pemprov Papua tetap terlaksana hingga kini meski ada penundaan ajang tersebut.
Kebutuhan anggaran yang disiapkan untuk pembangunan arena PON dan persiapan atlet serta panitia pada 2019 sebesar Rp 4 triliun. Sementara anggaran PON yang diusulkan dalam APBD Perubahan Pemprov Papua tahun ini Rp 2 triliun.
”Kami telah menyiapkan anggaran khusus untuk penanganan virus korona jenis baru atau Covid-19. Sementara untuk pelaksanaan PON bisa menggunakan APBD tahun depan,” tutur Klemen.
Ketua Harian Panitia Besar PON XX Papua Yunus Wonda mengatakan, penundaan PON sangat membantu pihaknya sebagai penyelenggara. Sebab, panitia masih terkendala dalam mendatangkan alat dari luar Papua di tengah wabah korona saat ini.
”Dengan adanya penundaan memberikan kesempatan bagi kami untuk mempersiapkan diri sebagai tuan rumah yang baik,” kata Yunus.
Ketua DPRD Papua Johny Banua Rouw mengaku, keputusan penundaan sangat tepat. Sebab, pelaksanaan PON di tengah wabah korona tak akan berjalan optimal.
”Kami berharap Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Papua segera menghentikan pemusatan latihan. Kegiatan itu bisa memicu penyebaran virus. Lebih baik atlet berlatih di rumah saja,” harap Johny.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Olahraga dan Pemuda Provinsi Papua Alex Kapisa mengaku, pelaksanaan pembangunan dan rehabilitasi 11 arena PON yang bersumber dari APBD Papua tetap berjalan sesuai dengan kontrak tender.
”Penundaan PON tak menghambat pembangunan dan rehabilitasi arena PON. Kami tetap menargetkan kedua kegiatan ini tuntas pada Juni mendatang,” papar Alex.