Optimisme mengemuka di Jerman untuk melanjutkan kembali liga setelah dihentikan pada Maret lalu akibat pandemi Covid-19. Rencana pertandingan tanpa penonton atau "pertandingan hantu" (geisterspiel) telah disiapkan.
Oleh
MUHAMMAD IKHSAN MAHAR
·4 menit baca
BERLIN, JUMAT — Liga Sepak Bola Jerman (DFL), operator liga Jerman, telah bersiap memulai kembali kompetisi musim 2019/2020. Meskipun telah menyusun linimasa jadwal baru kompetisi serta aturan ketat untuk kesehatan dan keamanan, keputusan akhir untuk melanjutkan liga ada di tangan para politikus yang memiliki kewenangan dalam mengambil kebijakan publik.
Dalam rapat virtual yang dilakukan DFL bersama 36 petinggi klub Bundesliga dan Bundesliga 2, Jumat (25/4/2020) dini hari WIB, tercapai kesepakatan untuk melanjutkan kembali liga. Kedua kasta teratas Liga Jerman itu menyisakan sembilan pekan tersisa untuk merampungkan kampanye musim ini.
Direktur Eksekutif DFL Christian Seifert memastikan, laga sisa Liga Jerman akan dilakukan tanpa penonton atau disebut geisterspiel (pertandingan hantu). Ia pun menekankan, seluruh klub dan pemain siap memainkan laga perdana pada awal Mei, tepatnya pada 9 Mei.
”Kami telah menyusun kerangka rencana untuk melanjutkan liga. Tetapi, untuk menentukan kapan kompetisi bisa dilanjutkan bukan wewenang kami, sebab kewenangan itu dimiliki oleh para politikus,” ucap Seifert dilansir Bild, Jumat.
Sejumlah pemerintah negara bagian federal Jerman telah memberikan lampu hijau untuk melanjutkan kompetisi pada 9 Mei. Menteri Presiden Bavaria Markus Soder dan Menteri Presiden Rhine-Wesphalia Utara Armin Laschet menjadi dua pemimpin negara bagian yang bersedia memberikan izin untuk kelanjutan kompetisi Liga Jerman musim ini.
Menurut Laschet, pihaknya memperhatikan secara saksama berbagai aspek sebelum memberikan izin untuk memainkan pertandingan sepak bola ”hantu” di wilayahnya. Sejumlah aspek itu ialah kondisi latihan para pemain, sistem pertandingan yang akan dilakukan, serta cara klub mengatur kehidupan para pemain agar tidak rentan terpapar virus korona baru.
”Dari paparan yang telah disampaikan DFL, kami merasa ada langkah-langkah perlindungan konkret. Jadi, kami menilai 9 Mei adalah tanggal yang mungkin untuk melanjutkan liga,” ucap Laschet.
Soder menambahkan, penyelenggara liga dan klub tidak boleh terburu-buru dan ceroboh untuk memutuskan kelanjutan kompetisi. Sebab, menurut dia, geisterspiel juga memiliki potensi menjadi arena penyebaran pandemi Covid-19.
”Tetapi, kami melihat ada peluang bagus untuk melanjutkan kompetisi seiring ada aturan ketat yang diterapkan DFL untuk kesehatan perorangan, baik para pelatih maupun pemain,” tutur Soder kepada Bild.
Adapun keputusan pasti terkait waktu kelanjutan Liga Jerman akan ditentukan ketika DFL melakukan rapat virtual dengan Kanselir Jerman Angela Merkel dan Kementerian Federal Kesehatan pada 30 April. Apabila Merkel mengizinkan laga dilakukan tanpa penonton, dua divisi teratas Bundesliga bisa dilaksanakan awal Mei mendatang.
Hingga 24 Maret, jumlah kasus Covid-19 di Jerman berjumlah 153.129 orang dengan 103.300 penderita telah dinyatakan sembuh. Dari jumlah itu, sebanyak 5.575 penderita meninggal dunia. Seiring tingginya angka kesembuhan, jumlah kasus Covid-19 aktif di Jerman tersisa 44.254 orang.
Sejak pertengahan April, Pemerintah Jerman telah mencabut aturan kuncitara (lockdown) di seluruh negara bagian federal. Atas dasar itu, seluruh klub Liga Jerman telah memulai kembali latihan bersama dengan mematuhi aturan jarak fisik. Latihan bersama telah berjalan dua pekan.
Protokol kesehatan
Meskipun latihan telah dimulai dan liga siap dilanjutkan, Liga Jerman sebenarnya tidak bebas dari kasus Covid-19. Pemain Paderborn, Luca Kilian, menjadi pemain pertama yang didiagnosa menderita Covid-19, awal Maret lalu.
Oleh karena itu, DFL didukung pakar kesehatan olahraga Jerman, Dr Tim Meyer, menyusun protokol kesehatan untuk mengantisipasi kasus korona baru ketika kompetisi berlangsung kembali. Pertama, DFL hanya mengizinkan maksimal 300 orang di dalam stadion ketika laga dilaksanakan. Di luar para pemain yang bertanding, seluruh staf klub, pelatih, pengawas pertandingan, hingga wartawan harus berjarak 1,5 meter.
Kedua, seluruh pemain dan pelatih yang terlibat dalam latihan tim serta para ofisial laga harus menjalani swab test atau tes usap setiap satu hari sebelum pertandingan. Hal ini dilakukan untuk menjamin kesehatan seluruh pihak 6 jam sebelum waktu pertandingan. Apabila ada individu di pertandingan itu yang positif Covid-19, DFL juga telah menyiapkan aturan untuk menghindari potensi sebaran virus korona baru kepada individu lain.
”Kami telah menyiapkan lima laboratorium untuk mempercepat hasil tes usap. Sekitar 20.000 tes ditargetkan akan dilakukan ketika liga dilanjutkan kembali,” ucap Seifert.
Selain itu, konferensi pers setelah laga akan dilakukan secara virtual. Bagi para pemain, mereka juga dilarang berkumpul di sejumlah tempat di stadion. Bahkan, para pemain diwajibkan mencuci kostum sendiri.
Sejumlah aturan protokol kesehatan itu akan disampaikan secara detail dan terperinci dalam pertemuan dengan pemerintah, pekan depan.
”Jika mereka menolak konsep kami, hal itu akan menyebabkan pertandingan sepak bola tidak akan bisa dilakukan dalam beberapa bulan. Alhasil, Bundesliga akan menghadirkan kerusakan tambahan akibat krisis Covid-19,” ujar Seifert.
Sementara itu, keputusan untuk melangsungkan pertandingan ”hantu” dikecam keras oleh Fanszenen Deurtchlands (FD), asosiasi kelompok suporter ultras Jerman. Dalam pernyataan resmi, FD meminta liga tidak seharusnya dilanjutkan apabila penonton dilarang hadir di stadion.
”Keputusan itu adalah penghinaan bagi masyarat, khususnya kepada mereka yang memerangi Covid-19 setiap hari. Sepak bola profesional sudah lama sakit dan seharusnya tetap dikarantina,” bunyi pernyataan itu dilansir The Guardian. (AFP)