Liga Italia Serie A Kian Berpeluang Dilanjutkan
Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) menyetujui jadwal baru akhir kompetisi musim ini dari 30 Juni ke 2 Agustus. FIGC sedang mematangkan protokol kesehatan agar tim bisa melakukan latihan ataupun kompetisi dengan aman.
ROMA, SABTU — Peluang kompetisi Serie A Liga Italia kembali berlanjut kian terbuka. Paling tidak, Federasi Sepak Bola Italia atau FIGC telah menyetujui jadwal resmi baru untuk akhir kompetisi musim ini dari 30 Juni ke 2 Agustus.
Kini, FIGC bersama otoritas terkait sedang mematangkan protokol kesehatan agar tim bisa melakukan latihan ataupun kompetisi dengan aman di tengah pandemi Covid-19 yang masih berkecamuk.
Berdasarkan laporan Football-Italia, Kamis (23/4/2020), seusai pertemuan darurat pada Kamis lalu, FIGC setuju menunda akhir musim Serie A 2019-2020 dari semula 30 Juni menjadi ke 2 Agustus. Itu sejalan dengan instruksi Komite Eksekutif FIFA yang meminta liga-liga domestik menyelesaikan kompetisi pada 3 Agustus.
Tadinya, Serie A berlangsung pada 24 Agustus 2019 dan berakhir 24 Mei 2020. Namun, karena wabah Covid-19 dan kebijakan lockdown (kuncitara) negara, Serie A ditunda sementara dari 10 Maret hingga batas waktu belum ditentukan. Dalam perkembangnya, FIGC berencana untuk memulai lagi kompetisi dalam waktu dekat dan berakhir pada 30 Juni.
Namun, jika akhir kompetisi pada 30 Juni, itu akan menjadi masalah sendiri karena terbentur dengan kontrak kerja pemain maupun pelatih ataupun kontrak pinjaman pemain yang berakhir pada tanggal tersebut. Untuk itu, sesuai dengan arahan FIFA, FIGC pun memperpanjang batas akhir kompetisi pada 2 Agustus.
Dengan begitu, ada waktu ekstra untuk tim-tim mengurus masalah kontrak dan menyelesaikan musim setelah pandemi Covid-19. ”Kami bekerja tanpa henti dan bertanggung jawab untuk menemukan solusi konkret agar kompetisi musim ini berlanjut serta kompetisi musim depan pun terlindungi di tengah krisis kesehatan oleh Covid-19 ini,” ujar Presiden FIGC Gabriele Gravina.
Selanjutnya, FIGC akan berupaya mematangkan protokol kesehatan agar tim bisa melanjutkan latihan ataupun kompetisi dengan aman di tengah wabah Covid-19. Mereka merencanakan tim bisa melanjutkan latihan pada 4 Mei atau setelah masa kuncitara Italia berakhir, sedangkan keberlanjutan kompetisi pada 27-31 Mei atau selambat-lambatnya pada awal Juni.
Dengan begitu, tim-tim Italia juga bisa bersiap melanjutkan kompetisi Eropa musim ini, yakni Liga Champions dan Liga Europa, yang diagendakan mulai pada Agustus. Ada lima tim Italia yang masih berkompetisi di Eropa, yakni Juventus, Napoli, dan Atalanta di Liga Champions, serta Inter Milan dan AS Roma di Liga Europa.
”Kami akan segera menyerahkan protokol kesehatan yang sudah dibuat ke Komite Olimpiade Italia dan berharap segera mendapatkan keputusan berharga,” kata Gravina.
Wakil Presiden FIGC Cosimo Sibilia kepada Radio Punto Nuovo, Kamis, menilai, Serie A harus dilanjutkan untuk membantu perekonomian sehingga rencana memulai kembali kompetisi musim ini pada Juni hampir pasti jadi kenyataan.
Bahkan, tak hanya Serie A, kompetisi kasta kedua Liga Italia atau Serie B pun akan bergulir dengan waktu bersamaan. Namun, untuk liga amatir, federasi belum memiliki keputusan apa pun.
Klub sepakat
Dalam pertemuan Majelis Serie A meliputi operator liga dan petinggi klub pada Selasa (21/4/2020), Majelis Serie A mengklaim 20 klub Serie A atau semua klub peserta sepakat untuk melanjutkan dan menuntaskan kompetisi musim ini. Mereka pun memastikan akan menyiapkan protokol kesehatan yang ketat demi keselamatan para pemain dan juga staf klub selama pelatihan dan laga. ”Sekarang, kami masih menanti izin dari pemerintah,” ujar pernyataan resmi Majelis Serie A.
Salah satu tim yang paling mendukung kompetisi berlanjut adalah SS Lazio. Klub asal ibu kota Italia, Roma, itu bertengger di peringkat kedua klasemen sementara dengan 62 poin dari 26 laga dan punya potensi menyalip Juventus di puncak klasemen dengan 63 poin dari 26 laga.
Presiden Lazio Claudio Lotito dikutip Football-Italia, Jumat (24/4/2020), mengatakan, dukungannya terhadap keberlanjutan kompetisi bukan untuk kepentingan klubnya semata. Ia berdalih, dukungan itu karena memikirkan risiko besar ketika kompetisi tidak dilanjutkan, terutama dari sisi keuangan tim. Konsekuensi itu akan dialami oleh 250.000 orang yang terlibat dalam kompetisi tersebut.
”Serie A merupakan industri yang menghasilkan keuntungan lebih dari 1,2 miliar euro (Rp 20,243 triliun). Jika tidak memulai kembali, kita harus menghadapi banyak konsekuensi negatif. Untuk itu, saya berharap semua tim yang ada untuk kompak melanjutkan kompetisi ini demi kepentingan kita bersama,” ujarnya.
Pejabat kesehatan Italia, Presiden Consiglio Superiore di Sanita, Franco Locatelli, dikutip Football-Italia, Kamis, menuturkan, risiko penularan Covid-19 dalam sepak bola relatif kecil. Sebab, tidak ada kontak yang terlalu solid dalam pertandingan.
”Saya tidak berpikir sepak bola bisa menjadi media penularan Covid-19. Sebab, hanya ada 22 pemain dan sejumlah pemain cadangan serta pelatih yang terlibat di setiap pertandingan. Mereka tidak melakukan kontak terlalu solid. Adapun infeksi Covid-19 bisa terjadi kalau ada kontak yang solid,” kata Locatelli.
Menteri Olahraga Vincenzo Spadafora dikutip Football-Italia, Rabu (22/4/2020), mengutarakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Menteri Kesehatan dan Komite Ilmiah Teknis untuk menentukan keberlanjutan Liga Italia musim ini.
Sejauh ini, peluang kompetisi itu dilanjutkan atau tidak masih 50 persen berbanding 50 persen. Semuanya akan menyesuaikan dengan situasi yang ada, lebih-lebih perkembangan wabah Covid-19.
Lupakan musim ini
Presiden Sampdoria Massimo Ferrero kepada Rai Radio, Jumat, menyarankan, klub-klub Serie A agar lebih memikirkan untuk memulai kompetisi musim depan ketimbang berjuang memulai lagi kompetisi musim ini. Sebab, kompetisi musim ini sulit untuk dimulai lagi dan tidak mungkin dimulai lagi dalam waktu dekat karena wabah Covid-19 yang diprediksi tidak reda dalam waktu dekat.
Serie A ataupun Liga Italia harus mencontoh Liga Belanda yang berani mengambil keputusan untuk tidak menuntaskan musim ini.
”Kalau dipaksa dilanjutkan, musim ini tidak akan berlangsung tenang hingga vaksin Covid-19 telah tersedia. Lagi pula, kalau dilanjutkan selama Juni-Agustus, itu artinya laga akan terjadi dua-tiga pertandingan per minggu. Itu sangat menyiksa pemain,” tuturnya.
Presiden Brescia Massimo Cellino kepada Radio Sportiva, Kamis, memastikan, timnya tidak akan berpartisipasi dalam kompetisi musim ini kalau dilanjutkan kecuali ada jaminan keselamatan yang pasti. ”Para pemain saya takut. Mereka tidak siap untuk mengambil risiko dan saya tidak dapat memaksakan mereka untuk bermain,” ujarnya.
Cellino berdalih pemungutan suara dalam pertemuan Majelis Serie A pada Selasa tidak benar. Sebab, dirinya tidak pernah menyatakan bersedia untuk melanjutkan kompetisi musim ini. Faktornya, tidak ada protokol kesehatan yang jelas sehingga melanjutkan pelatihan ataupun kompetisi dianggap sebagai ide gila.
Brescia memang menjadi salah satu kota di wilayah Lombardy yang merupakan episentrum wabah Covid-19 di Italia. Sejauh ini, menurut Worldometers per 25 April, jumlah kasus positif Covid-19 di Italia mencapai 192.994 orang atau tertinggi ketiga di dunia, sedangkan jumlah korban meninggal mencapai 25.969 jiwa atau tertinggi kedua di dunia.