Kehadiran Marc Eversley dari Philadelphia 76ers melengkapi upaya Chicago Bulls melakukan pembenahan masif di struktur manajemennya. Eversley tercatat sebagai pria kulit hitam pertama yang menjabat Manajer Umum Bulls.
Oleh
korano nicolash lms
·2 menit baca
CHICAGO, SENIN — Tim basket NBA, Chicago Bulls, dikabarkan merekrut Marc Eversley sebagai manajer umum barunya. Kehadiran mantan Wakil Presiden Philadelphia 76ers itu melengkapi pembenahan manajemen tim yang pernah berjaya pada era mantan pemainnya, Michael Jordan, itu.
Kabar kesepakatan Eversley dengan Bulls itu diungkap ESPN, Senin (27/4) siang WIB. Eversley memiliki karier panjang dalam hal perekrutan pemain. Selain 76ers, ia juga pernah menjabat Wakil Presiden Washington Wizards. Di sana, ia juga menangani masalah personalia.
Eversley merupakan kepingan terakhir Bulls dalam upaya pembenahan masif di struktur manajemen. Sebelumnya, merek juga menunjuk Arturas Karnisovas sebagai Wakil Presiden Eksekutif Bidang Operasional Chicago Bulls. Sebelumnya, Bulls juga merekrut JJ Polk sebagai asisten manajer umum. Polk memiliki keahlian di bidang salary cap atau pembatasan gaji. Pat Conneley juga direkrut sebagai Wakil Presiden Bulls untuk menangani masalah pemain.
Eversley, yang merupakan warga asli Kanada, tercatat sebagai orang kulit hitam pertama yang menjabat Manajer Umum Bulls. Eversley berjasa mengangkat 76ers sebagai salah satu tim bonafide yang rutin tampil di babak play-off. Di klub itu, ia memboyong sejumlah nama besar, seperti JJ Redick, Jimmy Butler, dan Tobias Harris.
Kehadiran Eversley diharapkan bisa menghidupkan kembali prestasi Bulls seperti pada era kejayaannya, akhir 1990-an silam.
Kehadiran Eversley diharapkan bisa menghidupkan kembali prestasi Bulls seperti pada era kejayaannya, akhir 1990-an silam. Perubahan masif di struktur manajemen Bulls itu bisa menjadi pembuktian bahwa manajemen berperan di dalam kesuksesan tim. Jadi, kejayaan tim bukan semata ditentukan pemain dan pelatih.
Pentingnya peranan manajemen itu disampaikan mantan Manajer Umum Bulls Jerry Krause dalam film dokumenter The Last Dance yang ditayangkan baru-baru ini di ESPN dan Netflix. Namun, perkataannya bahwa pemain dan pelatih di Bulls tidak lebih penting dari dirinya dan manajemen itu memicu kekecewaan Jordan dan barisan bintang Bulls lainnya pada akhir 1990-an.
Para bintang Bulls pada masa jayanya itu, seperti Jordan, Scottie Pippen, Dennis Rodman, dan Steve Kerr, kompak melakukan eksodus pada akhir musim 1997-1998. tidak ketinggalan, sang pelatih Phil Jackson yang hijrah ke LA Lakers. Sejak itu, Bulls mengalami kemunduran. Krause gagal membuktikan bahwa manajemen lebih penting dari pemain dalam perjalanan klub.
”Saya tidak pernah melihat manajemen dengan kaki pincang memenangkan NBA. Yang memenangkan piala itu pemain, bukan manajemen,” ujar Jordan dalam sambutannya saat menerima penghargaan NBA Hall of Fame 2009 lalu. seperti yang juga dikutip espn.com maupun AP.