Kelanjutan kompetisi NBA musim ini masih menjadi pertanyaan banyak pihak. Skema pertandingan tanpa penonton dengan pemusatan pertandingan di satu wilayah ternyata belum menjadi solusi jitu melanjutkan kompetisi itu.
Oleh
kelvin hianusa
·3 menit baca
LOS ANGELES, JUMAT — Skema melanjutkan kompetisi NBA musim ini kian mengerucut. Namun, di tengah persiapan memulai kembali kompetisi, badai datang dari pihak eksekutif dan agen pemain yang meminta NBA musim ini lebih baik dibatalkan. Kelanjutkan musim 2019/2020 yang telah dibekukan nyaris dua bulan itu pun masih sangat ambigu.
Jurnalis ESPN, Adrian Wojnarowski, melaporkan, NBA telah menyempurnakan berbagai opsi untuk memulai kembali kompetisi tanpa penonton. Salah satu pembahasan terakhir adalah melanjutkan kompetisi dengan memusatkan seluruh pertandingan di MGM Grand, Las Vegas.
MGM Grand dinilai paling cocok karena memiliki fasilitas hotel yang berdekatan. Selain itu, pihak NBA juga telah melihat kemungkinan untuk memusatkan laga di Disney World, Orlando, yang juga memiliki fasilitas bola basket sekaligus hotel.
Skema pemusatan pertandingan serta atlet dan ofisial dalam satu wilayah dipilih untuk meminimalkan potensi penyebaran pandemi Covid-19. Mereka seperti akan menjalani karantina di wilayah tersebut. Dalam pertandingan tanpa penonton itu, jumlah personel di arena pun dibatasi, yaitu tidak boleh lebih dari 35 orang, termasuk atlet.
Komisioner NBA Adam Silver telah berkali-kali menyampaikan bahwa musim ini akan diselesaikan dengan seorang juara. Sinyal kembalinya musim pun mulai tampak dengan membuka fasilitas latihan bagi tim-tim mulai 8 Mei 2020.
”Kami hanya belum siap mengeluarkan tanggalnya terkait berapa lama lagi kita akan menunggu untuk melanjutkan musim ini. Semuanya telah dipersiapkan, termasuk potensi penundaan dimulainya musim depan,” kata Silver.
Namun, di tengah kesiapan skema itu, penolakan datang dari eksekutif dan agen pemain NBA. CNBC mengabarkan, para eksekutif dan agen menilai kompetisi musim ini lebih baik dihentikan karena alasan kesehatan. Menurut mereka, memulai kembali musim ini tidak akan mengurangi kerugian yang sudah terjadi.
Sumber anonim yang merupakan salah satu eksekutif NBA mengatakan, pihak klub justru akan merugi jika musim dilanjutkan. Sebab, pendapatan utama mereka dari tiket penonton tidak akan ada. Menurut dia, biaya pengeluaran tim tidak mampu ditutupi hanya lewat uang hak siar telvisi. ”Jika kami bertanding lagi, dari mana pendapatan untuk menutupi pengeluaran?” ungkapnya.
Masalah yang juga menjadi pertimbangan utama adalah kesehatan dan keselamatan pemain. AS merupakan negara paling terdampak pandemi Covid-19 dengan total kasus positif lebih dari 1 juta orang dan kematian hingga melampaui 60.000 jiwa.
Keselamatan untuk pemain dan pendukung adalah segalanya. Jika tidak bisa menggaransi itu, lebih baik Anda bersiap untuk menjalani tahun tanpa olahraga.
Ahli penyakit infeksi asal AS, Anthony Fauci, menilai, memulai kembali musim ini tidak masuk akal di tengah pandemi yang masih mengancam. Dikhawatirkan, NBA justru akan menjadi gelombang kedua penyebaran Covid-19.
”Keselamatan untuk pemain dan pendukung adalah segalanya. Jika tidak bisa menggaransi itu, lebih baik Anda bersiap untuk menjalani tahun tanpa olahraga. Saya ingin olahraga kembali. Akan tetapi, saya harus mengatakan, kita belum siap jika melihat situasi negara ini,” tutur Fauci.
Faktor keselamatan ini sempat dikabarkan membuat bintang LA Lakers, LeBron James, menolak kelanjutan musim melalui agennya. Namun, dia mengklarifikasi hal tersebut dengan menyatakan siap untuk tampil jika musim dimulai kembali. Syaratnya, kompetisi harus benar-benar aman.
”Saya siap dan tim juga siap. Tidak ada yang harus membatalkan apa pun. Asalkan sudah aman, kami selalu siap untuk melanjutkan musim ini hingga selesai,” ujar James.
Perjalanan NBA musim ini masih jauh dari selesai. Setiap tim masih harus bertanding sekitar 20 kali lagi dalam musim reguler. Setelah itu, 16 dari 30 tim akan melaju dan bertarung lagi untuk memperebutkan juara di babak play off.
Meski musim ini belum berjalan terlalu jauh, NBA nyaris tidak mungkin membatalkannya. Faktor yang paling menjadi pertimbangan adalah kerugian finansial yang akan ditanggung penyelenggara.
Ahli pemasaran olahraga Marty Conway memperkirakan NBA akan kehilangan lebih dari 1 miliar dollar AS atau Rp 14,9 triliun jika membatalkan sisa musim. Kerugian berasal dari perhitungan pendapatan media, sponsor, hingga keuntungan setiap laga. Hal itu bisa berdampak pada krisis finansial musim mendatang. (AP/REUTERS)