Manajemen Formula 1 kini fokus mematangkan skenario dua balapan di satu sirkuit untuk menyiasati waktu yang sempit dan minimnya sirkuit yang bisa menggelar balapan di tengah pandemi Covid-19.
Oleh
Agung Setyahadi
·3 menit baca
LONDON, JUMAT — Sempitnya waktu, yaitu rentang lima bulan dari akhir Juli hingga Desember, menuntut terobosan skenario agar balapan Formula 1 musim 2020 bisa berlangsung 15-18 seri musim ini. Maka, salah satu langkah yang terus dimatangkan adalah menggelar dua balapan pada satu sirkuit.
Skema ini menjadi solusi paling memungkinkan mengingat kesulitan pengiriman perlengkapan balapan yang sangat banyak jika harus sering berpindah sirkuit. Transportasi antarnegara di Eropa pun saat ini sangat sulit akibat pengetatan pembatasan sosial.
Ross Brawn, Direktur Pelaksana Formula 1, menegaskan, dengan 10 seri yang telah ditunda dan dibatalkan, pilihan lokasi menggelar balapan semakin sempit. Ditambah dengan waktu yang tersisa separuh musim normal, menggelar dua balapan di sirkuit yang sama dalam dua pekan beruntun menjadi pertimbangan serius.
”Ini (dua balapan di satu sirkuit) benar-benar dipertimbangkan karena salah satu tantangan secara logistik adalah semua orang harus dites dan dinyatakan bebas masuk ke paddock saat memasuki lingkungan balapan,”kata Brawn melalui podcast resmi Formula 1, Jumat (1/5/2020).
”Saya pikir, sekali kita melakukannya, ini akan sangat menarik untuk mempertahankan semua orang di lingkungan itu untuk balapan berikutnya,” ujar Brawn yang pernah menjabat direktur teknik Ferrari di era pebalap Michael Schumacher.
Saat ini, pembahasan balapan di Sirkuit Red Bull Ring, Austria, terus dilakukan oleh Pemerintah Stiria dengan perwakilan pengelola sirkuit, Helmut Marko, yang juga penasihat motorsport Red Bull Racing. Marco menegaskan, peluang menggelar balapan terbuka lebar. Gubernur Stiria Hermann Schuetzenhoefer, pekan lalu, kepada kantor berita APA, mengatakan, pihaknya sangat mendukung ide menggelar balapan itu.
”Tentu saja saya mendukung ide Formula 1 di Red Bull Ring berada di Stiria. Kita tidak boleh kehilangan sikap positif selama krisis,” kata Schuetzenhoefer dikutip Autosport.
Saat balapan bisa bergulir dengan personel yang dinyatakan bebas virus korona baru, tantangan berikutnya adalah menjaga semua orang tetap sehat. Pemenuhan protokol kesehatan yang menjadi syarat utama itu tidak mudah dicapai.
Oleh karena itu, begitu bisa dipenuhi dan pemerintah setempat memberikan lampu hijau, balapan lebih dari sekali menjadi masuk akal. Selain itu, mendatangkan perlengkapan balapan ke sirkuit juga tidak mudah karena larangan perjalanan dan syarat karantina di seluruh dunia.
”Ini tantangan yang sangat besar dari sisi logistik. Seperti yang Anda bayangkan, menggelar balapan F1 merupakan tantangan besar. Menggelar balapan F1 dalam situasi seperti saat ini adalah hal baru bagi kami,” kata Brawn.
”Kami sedang mengerjakan tugas kami untuk memenuhi persyaratan-persyaratan guna memastikan kami beroperasi dalam lingkungan yang aman bagi para pebalap, insinyur, teknisi, dan bagi semua orang yang terlibat,” ujar Brawn.
Brawn berkata, penting bagi banyak pihak agar balapan F1 musim ini tetap bisa digelar. ”(Ada) berbagai alasan. Salah satunya adalah menggairahkan para penggemar. Kita semua kecewa dengan penundaan dan ini juga menjadi mata pencarian yang sangat penting bagi ribuan orang,” kata Brawn.
Awal balapan
Terkait awal balapan musim ini, sebelumnya CEO Formula 1 Chase Carey menegaskan, pihaknya sudah menyusun rencana baru yang akan segera diumumkan. Balapan seri Eropa akan bergulir pada Juli, Agustus, September, dengan skenario tanpa penonton. Selanjutnya, balapan akan bergulir di Asia dan Amerika.
Adapun seri Bahrain dan Abu Dhabi di TImur Tengah akan menjadi dua balapan terakhir musim ini, yaitu diagendakan pada Desember. ”Kami sekarang semakin percaya diri dengan kemajuan rencana kami untuk memulai musim kami pada musim panas ini. Kami menargetkan balapan pertama di Austria pada 3-5 Juli,” ujar Carey dalam pernyataannya di laman Formula 1.