Ide memainkan lanjutan musim ini di tempat netral menghadirkan perbedaan pendapat dari klub Liga Utama Inggris. Selain bermain di Inggris, tawaran untuk bermain di luar Inggris juga tengah dipertimbangkan.
Oleh
M Ikhsan Mahar
·5 menit baca
BRIGHTON & HOVE, MINGGU – Liga Primer Inggris di ambang “perang sipil” seiring masih terpecahnya pendapat 20 klub kontestan terkait sistem kompetisi untuk menyelesaikan 92 pertandingan, terutama mengenai wacana bermain di tempat netral. Meski begitu, penyelenggara liga telah mengkaji delapan stadion yang akan menjadi lokasi pertandingan lanjutan musim 2019/2020.
Dalam rapat virtual Jumat (1/5/2020) lalu, Dewan Direksi Premier League (operator Liga Primer Inggris) dan pimpinan 20 klub peserta liga itu sepakat melanjutkan kompetisi musim ini. Tetapi, pendapat tim terbelah karena penyelenggara liga berencana melanjutkan laga sisa di tempat netral, sehingga masing-masing klub tidak akan bermain di kandang mereka.
Atas dasar itu, Federasi Sepakbola Inggris (FA) dan Premier League membuat kriteria penentu delapan stadion yang akan dipilih sebagai tempat netral. Pertama, akses stadion terkait potensi kehadiran pendukung serta jarak stadion dengan kawasan pemukiman.
Kedua, bagaimana akses aparat kepolisian untuk mencegah para pendukung mendekat ke stadion dan memberlakukan jarak sosial. Ketiga, tingkat infeksi Covid-19 di wilayah stadion. Keempat, lokasi stadion yang tidak terlalu jauh dari kota asal klub yang akan berlaga. Kelima, catatan historis tentang kericuhan laga sepak bola di arena yang akan dipilih.
Berdasarkan kriteria itu, Premier League telah membagi kandidat stadion netral itu berdasarkan empat kawasan asal klub Liga Primer Inggris. Kawasan pantai selatan akan memakai Stadion Amex milik Brighton & Hove Albion serta Stadion St Mary yang jadi markas Southampton. Lalu, kawasan ibu kota akan memakai Stadion London milik West Ham dan Stadion Emirates milik Arsenal.
Kemudian, Stadion King Power milik Leicester City dan Stadion Villa Park, markas Aston Villa, akan menjadi pilihan di kawasan Midlands. Terakhir, Stadion Old Trafford, markas Manchester United dan Etihad yang menjadi milik City, akan menjadi arena laga tim-tim di kawasan utara-barat.
Meskipun ada delapan klub yang bemarkas di arena-arena netral itu, Premier League memastikan tim pemilik stadion tidak akan berlaga di markasnya. Laga kandang masing-masing tim akan dilangsungkan di dalam satu kawasan atau yang berdekatan dengan kota klub.
Liverpool, yang berasal dari kawasan utara-barat, misalnya, bisa berlaga di markas salah satu klub Manchester atau bertandang di dua stadion di Midlands. Begitu pun dengan Arsenal yang tidak akan memainkan laga sisanya di Emirates. Mereka bisa bermain di Stadion London atau dua stadion di kawasan pantai selatan.
Di masa krusial kompetisi, bermain di tempat netral akan memberikan kerugian bagi kami karena harus menjalani laga kandang di lingkungan yang tidak familier.
Namun, rencana bermain di tempat netral itu ditentang sejumlah petinggi klub, salah satunya CEO Brighton & Hove Albion Paul Barber. Ia berkata, memainkan seluruh pertandingan tanpa penonton adalah sebuah keharusan untuk mendukung langkah pemerintah mencegah wabah Covid-19. Tetapi, lanjutnya, bermain di stadion netral akan memberikan kerugian bagi tim.
“Di masa krusial kompetisi, bermain di tempat netral akan memberikan kerugian bagi kami karena harus menjalani laga kandang di lingkungan yang tidak familier,” ujar Barber dilansir laman resmi klub itu.
Hingga pekan ke-29 atau sebelum dihentikan, Brighton & Hove Albion berada di peringkat ke-15 klasemen Liga Primer Inggris. Sang "Burung Camar”, julukan klub, hanya terpaut dua poin dari zona degradasi. Tim asuhan manajer Graham Potter itu memiliki sisa lima laga kandang dengan menghadapi empat dari enam klub besar Liga Inggris, yaitu Arsenal, Liverpool, Manchester City, dan Manchester United.
Sementara itu, menurut Manajer Chelsea Frank Lampard, laga kandang selalu memberikan keuntungan bagi pemain dan pelatih. Meskipun bermain tanpa penonton, pertandingan di stadion sendiri memberikan dorongan psikologis dan mental lebih baik bagi para pemain tuan rumah.
“Ketika keunggulan laga kandang dihilangkan dan pertandingan dilanjutkan di tempat netral, maka isu terhadap integritas sepak bola kita akan mengemuka,” ucap Lampard dilansir The Guardian.
Sementara itu, gelandang Manchester Ciry, Kevin De Bruyne, tidak mempermasalahkan lanjutan liga dimainkan di lokasi netral dan tanpa penonton. “Saya pikir wacana tentang format lanjutan liga tidak akan menyenangkan semua pihak. Akan tetapi, musim ini akan diselesaikan,” ujar pemain tim nasional Belgia itu.
Hal serupa juga disampaikan Direktur Eksekutif Southampton Martin Semmens. “Setiap pihak pasti ingin segera mengetahui di mana dan kapan mulai bermain. Tetapi, saat ini yang terpenting adalah menunggu keputusan pemerintah untuk mengizinkan kita berlatih dan bertanding kembali,” ucap Semmens.
Wacana untuk memainkan 92 laga tersisa di tempat netral merupakan hasil rekomendasi sejumlah pihak berwenang, terutama Constable, satuan unit di kepolisian Inggris yang mengurusi keamanan sepak bola. Wakil Kepala Constable Mark Roberts menilai, pertandingan di markas tim yang dilakukan tanpa penonton tetap akan menghadirkan kerumuman penggemar di sekitar stadion. Alhasil, aparat kepolisian tetap akan mengerahkan jumlah pasukan yang tidak berbeda dibandingkan ketika pertandingan berlangsung normal.
“Mari kita lihat opsi untuk memainkan laga di tempat netral, tempat yang telah dikontrol dari sisi kesehatan dan keamanan. Sebab, apabila kompetisi dilanjutkan dan masyarakat tetap berkumpul, maka pertandingan tidak bisa dilanjutkan,” kata Roberts.
Bermain di Australia
Selain di Inggris, tempat netral lain di luar Inggris juga tengah dipertimbangkan. Agen sepak bola asal Inggris, Gary Williams, telah mengontak petinggi Premier League untuk memainkan 92 pertandingan liga di Kota Perth, Australia. Untuk itu, Williams juga telah berkoordinasi dengan pemerintah Kota Perth dan Kementerian Olahraga Australia.
Empat stadion di Perth yang diajukan Williams adalah Stadion Optus (65.000 penonton), Stadion Perth Oval (20.500 penonton), Stadion WACA (24.500 penonton), dan Stadion Joondalup Arena (16.000). “Perth adalah pusat olahraga di Australia. Kami memiliki udara yang segar dan cuaca yang baik, sehingga ideal untuk melangsungkan pertandingan Liga Utama Inggris,” tutur Glenn Sterle, senator negara bagian Perth, dikutip The Sun. (REUTERS)