Dorna Sports berharap jawaban dari Pemerintah Spanyol untuk menggelar balap MotoGP di Jerez, tanggal 19 dan 26 Juli, bisa diperoleh pekan depan.
Oleh
Agung Setyahadi
·5 menit baca
BARCELONA, KAMIS – Proposal penyelenggaraan balapan MotoGP di Jerez pada 19 dan 26 Juli sedang dibahas oleh Pemerintah Spanyol untuk mendapatkan persetujuan. Diharapkan pekan depan Dorna dan Pemerintah Spanyol sudah bisa duduk bersama membahas detail skenario untuk menggulirkan balapan tanpa penonton di tengah pandemi Covid-19.
Proses pembahasan proposal MotoGP itu melibatkan sejumlah kementerian di Spanyol, karena pandemi Covid-19 ini lintas departemen. Protokol kesehatan yang direncanakan oleh Dorna antara lain pembatasan jumlah orang di area paddock menjadi sekitar 1.300 personel, pemeriksaan setiap hari pada semua orang di paddock menggunakan alat tes cepat Covid-19 yang telah dipesan sebanyak 10.000 unit.
“Kami menunggu jawaban mereka, Pemerintah Spanyol, terkait masalah ini, dan kami akan berkontak dengan mereka pekan depan menyusul sejumlah rapat berbeda, dan akhirnya kami bisa tahu apakah ada cukup kemungkinan untuk menggelar Grad Prix di masa ini,” tegas CEO Dorna Carmelo Ezpeleta dalam wawancara melalui video di laman MotoGP, Jumat (8/5/2020) malam WIB.
“Kami akan mulai berbicara terkait situasi terbaru di Spanyol, dan pekan depan kami akan mulai pembahasan menggelar Grand Prix,” tegas Ezpeleta yang tinggal di Catalunya.
“Ini melibatkan banyak kementerian. Saya menduga ini juga melibatkan Departemen Dalam Negeri terkait pergerakan orang, kesehatan, langkah-langkah keselamatan dan transportasi, yang akan terlibat dalam kedatangan dan keberangkatan,” jelas Ezpeleta.
Dorna juga mengajukan proposal serupa ke sejumlah negara lokasi balapan seperti Ceko, Austria, dan Italia, untuk mencari opsi-opsi terbaik penyelenggaraan balapan di tengah pandemi. Dorna berharap bisa menggelar balapan antara 12 hingga 16 seri. Jika balapan di luar Eropa bisa bergulir, 16 seri berpotensi besar bisa digelar.
Ezpeleta juga menegaskan, jadwal balapan berikutnya akan diketahui secara gamblang pada pekan pertama Juni. Dorna saat ini terus menyusun rencana balapan di sejumlah negara, dan berkomunikasi dengan sejumlah pemerintah untuk bisa menggelar balapan. Saat ini, penyusunan jadwal juga mempertimbangkan supaya tidak bersamaan dengan Formula 1. Ezpeleta pun berkomunikasi terus dengan manajemen F1.
Perjalanan pebalap
Saat ini, disaat menunggu jawaban Pemerintah Spanyol untuk menggelar balapan di Jerez, Dorna juga berkoordinasi dengan tim-tim balap untuk menyiapkan perjalanan.
“Saya berharap mulai sekarang hingga Juli keadaannya tidak memburuk, tetapi membaik. Rencana saat ini, seperti yang sudah ada, adalah bagi mereka yang berada di luar Eropa harus tiba di Eropa paling lambat 14 hari sebelum Grand Prix dan tinggal di Eropa. Kemudian, semua tim, termasuk yang di Eropa, harus melakukan tes sebelum meninggalkan negaranya, tidak lebih dari dari empat hari sebelum mereka tiba di Grand Prix pertama, yang akan berlangsung di Spanyol,” tegas Dorna melalui podcast MotoGP Spanyol, pada Kamis.
“Mereka datang dengan membawa surat keterangan pemeriksaan yang menyatakan empat hari sebelumnya mereka bebas virus korona, dan kemudian mereka tiba di sirkuit, kami akan melakukan tes lainnya. Setelah itu, setiap hari kami memiliki tim bersama (rumah sakit) Quiron yang akan memastikan orang-orang tidak menunjukan gejala-gejala (terinfeksi virus korona baru), dan kami akan mengukur suhuh tubuh semua orang. Berikutnya akan ada protokol yang akan dijalankan jika sesuatu terjadi dan bagaimana kami akan mengatasi itu,” tegas Ezpeleta.
Skenario perjalanan para pebalap dan tim-tim peserta sama krusialnya dengan protokol kesehatan penyelenggaraan balapan. Tanpa mereka, balapan berpotensi tidak bisa disebut kejuaraan dunia. Perjalanan antarnegara di tengah pandemi Covid-19 bukan perkara mudah. Apalagi, para pebalap dan anggota tim berasal dari 15 negara. Larangan perjalanan bisa menghalangi pebalap dan mekanik masuk suatu negara.
Para pebalap dari negara-negara seperti Italia, Amerika Serikat, dan Perancis, bisa terkendala larangan perjalanan karena penularan virus korona baru masih tinggi. Para pebalap dari Asia seperti pebalap MotoGP LCR Honda Takaaki Nakagami, juga pebalap Moto3 Kaito Toba dan Ayumu Sasaki, serta para pebalap Moto2 Somkiat Chantra, Andi Farid Izdihar, Hafizsh Syahrin, Tetsuta Nagashima, harus segera menemukan penerbangan ke Eropa.
Mereka paling lambat tiba di Eropa pada 5 Juli, sedangkan surat keterangan bebas virus korona baru paling lambat sudah harus dipegang empat hari sebelumnya. Artinya, mereka sudah harus terbang ke Eropa paling lambat tanggal 1 atau 2 Juli. Hal serupa berlaku pada para pebalap Afrika Selatan, Brad Binder (Red Bull KTM MotoGP) dan Darryn Binder (Moto3).
Ezpeleta menegaskan, jadwal balapan akan menjadi lebih jelas pada Juni. Dengan panduan itu, para pebalap masih memiliki waktu cukup leluasa untuk mencari penerbangan. Namun, masalah utama adalah ketersediaan rute penerbangan yang terdampak larangan perjalanan antarnegara. Dorna berharap pada Juni langkah-langkah pebatasan di berbagai negara sudah mulai dilonggarkan.
Jika lampu hijau dari Pemerintah Spanyol sudah diketahui sebelum Juni, para pebalap dari luar Eropa bisa lebih awal tiba di Eropa. Mereka juga direncanakan menjalani sesi latihan pada Kamis, sebelum tiga hari rangkaian MotoGP bergulir. Sejumlah tim meminta diadakan latihan sebagai adaptasi para pebalap MotoGP dengan motor bertenaga lebih dari 280 daya kuda yang terakhir kali dipacu pada akhir Februari lalu.
Direktur Balapan Tim KTM Pit Beirer menegaskan, dirinya termasuk yang berjuang memastikan digelar latihan sebelum rangkaian balapan bergulir. “Namun, tidak semua pabrikan sependapat dengan saya. Sejak awal, kami di KTM telah melakukan semua upaya untuk mendapatkan paling tidak satu hari tes sebelum para pebalap menjalani FP1 (latihan bebas pertama) yang berlangsung pada Jumat, 17 Juli. Kami membutuhkan hari uji coba itu,” tegasnya kepada Speedweek.