Rencana Dorna menggelar MotoGP 2020 mulai 19 Juli membangkitkan optimisme pengelola sejumlah sirkuit guna menggelar seri-seri berikutnya. Namun, dengan balapan tanpa penonton, faktor finansial bisa jadi batu sandungan.
Oleh
Agung Setyahadi
·5 menit baca
MADRID, MINGGU – Balapan MotoGP mulai dilirik sebagai salah satu ajang olahraga potensial untuk menggulirkan kembali aktivitas ekonomi yang terpukul oleh pandemi Covid-19. Kemampuan menggelar balapan dengan protokol kesehatan yang ketat bisa membantu mengangkat citra kota maupun negara yang terpuruk akibat virus korona baru.
Dorna Sports, pemilik hak komersial MotoGP, pada Kamis lalu telah bersepakat dengan Pemerintah Andalusia dan Kota Jerez untuk menggelar balapan tertutup di Sirkuit Jerez-Angel Nieto pada 19 dan 26 Juli. Juga, seri Superbike pada 2 Agustus. Proposal kegiatan berikut protokol kesehatan itu kini sedang dibahas Pemerintah Spanyol. Jawabannya akan diperoleh pekan ini.
Namun, selain pertimbangan dampak kesehatan dan keselamatan di tengah pandemi Covid-19, ada kendala lain yang bisa menjegal balapan MotoGP bergulir, yaitu pembiayaan. Saat ini, Dorna telah mencoret seri Jerman dan Belanda karena tidak mungkin membiayai balapan tanpa penonton. Sedangkan seri-seri yang didukung pemerintah, terutama untuk ajang promosi seperti Jerez, Malaysia, dan Thailand, masih dipertahankan.
Untuk menggelar MotoGP biayanya memang separuh dari Formula 1. Tetapi, itu tetap jumlah yang sangat besar. Sebagai gambaran, Bangkok Post pernah memperkirakan dukungan pemerintah untuk perpanjangan kontrak menggelar balapan di Buriram musim 2021 adalah sekitar 9,9 juta dollar AS. Jika ditotal, biaya menjadi tuan rumah balapan yang harus dibayarkan ke Dorna sekitar 14,85 juta dollar AS atau setara Rp 222,3 miliar.
Namun, dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, balapan akan digelar tanpa penonton. Dengan demikian, promotor balapan tidak bisa mendapat pemasukan dari penjualan tiket, aktivitas wisata sirkuit, dan aktivitas sponsor lokal. Padahal, itu semua jadi pemasukan penting. Thailand misalnya, berniat memperpanjang kontrak karena mampu menarik 226.655 orang dalam gelaran tiga hari pada 2019. Jumlah itu naik 4.120 orang dari tahun sebelumnya.
Investasi besar itu, dalam situasi normal, bisa memberikan keuntungan berlipat. Sebagai contoh, seri Aragon pada 2012 silam berbiaya 6 juta dollar AS yang disetor ke Dorna. Namun, dampak ekonomi dari balapan itu diperkirakan mencapai 40 juta dollar AS.
Itulah mengapa, mereka memperpanjang kontrak selama lima tahun dengan nilai total 41 juta dollar AS. Dampak ekonomi MotoGP yang besar juga menjadi pertimbangan Malaysia terus memperpanjang kontrak dengan Dorna dan memutus gelaran Formula 1.
Secara materi, akan berdampak pada keuangan jika balapan digelar tanpa penonton.
Mantan CEO Sirkuit Sepang, Malaysia, Razlan Razali mengatakan, berdasar pengalamannya menjadi promotor seri Malaysia, penjualan tiket memberikan keseimbangan finansial. Apalagi, tiket seri Malaysia selalu terjual habis. “Kami sangat tergantung pada pendapatan dari penjualan tiket, F&B (makanan dan minuman), aktivitas jual beli, dan sebagainya. Jadi, secara materi, akan berdampak pada keuangan jika balapan tanpa penonton,” tegasnya kepada Crash, Minggu (10/5/2020).
Direktur Sirkuit Misano di San Marino, Andrea Albani, mengungkapkan perlunya komunikasi dengan Dorna terkait biaya menggelar balapan. Salah satu usulan adalah memangkas, bahkan menghilangkan biaya tuan rumah. “Kami mengerjakan hal ini, berusaha mengetahui biayanya dan berdiskusi dengan para promotor. Selain itu, kami tidak akan membayar biaya kontrak. Ada peluang terbuka untuk mencari solusi yang diajukan ke Dorna," ungkap Albani kepada GPOne.
Respons positif
Namun, secara umum, rencana menggelar balapan di Jerez telah menginspirasi pengelola sirkuit lainnya untuk menggelar balapan dengan protokol yang sama. Pada prinsipnya, sirkuit-sirkuit yang belum dibatalkan, bisa menggelar balapan tanpa penonton. Jumlah personel di paddock dibatasi hanya sekitar 1.300 orang.
Bahkan, Sirkuit Misano, yang akan segera kembali beraktivitas, juga berencana menggelar dry run atau gladi bersih balapan untuk menjalankan protokol kesehatan yang kompleks. Gladi bersih itu akan melibatkan 23 pebalap di Italia darisemua kelas Grand Prix. Rinciannya, 5 pebalap MotoGP dan 9 pebalap masing-masing di Moto2 serta Moto3. Sirkuit Misano akan mulai dibuka dengan protokol kesehatan ketat mulai 14 Mei.
Gladi bersih itu menjadi persiapan menggelar balapan di Misano pada 13 September. Albani menyatakan, pihaknya juga sangat terbuka dengan semua skenario, termasuk dua balapan dalam dua pekan beruntun. Jika balapan di Mugello tidak bisa digelar, kemungkinan balapan seri Italia itu akan digeser ke Misano.
Optimisme menggelar balapan juga diungkapkan Razali yang kini fokus menjalani pekerjaan baru sebagai Kepala Tim Petronas Yamaha SRT. Dia menegaskan, Seri Malaysia diuntungkan oleh waktu penyelenggaraan di akhir musim, yaitu pada 1 November.
“Berada di akhir tahun memberi kami waktu untuk melihat bagaimana perkembangan di segala bidang. Tentu, kami berharap situasinya menjadi lebih baik. Namun, ada garis jelas antara menjadi terlalu optimistis dan pesimistis karena kami tidak tahu apa yang akan terjadi ke depan,” tegasnya.
Jika protokol kesehatan yang ditawarkan Dorna disetujui Pemerintah Spanyol pada pekan ini, dokumen itu akan menjadi panduan menggelar balapan di negara-negara lainnya. CEO Dorna Carmelo Ezpeleta pun menyatakan, protokol itu juga telah dikomunikasikan ke sejumlah pemerintah seperti di Brno (Ceko), Austria, dan Italia.
Sedangkan sirkuit lain yang sudah lebih dulu bergerak, seperti Silverstone di Inggris dan Red Bull Ring di Austria, juga semakin optimistis menggelar balapan MotoGP dan F1. Pemerintah daerah di lokasi kedua sirkuit itu telah memberikan lampu hijau. Kini, keputusan final ada di pemerintah pusat masing-masing dengan pertimbangan kesehatan dan keselamatan peserta, berikut publik di sekitar lokasi.
Jika ada lampu hijau serta keseimbangan finansial, mesin-mesin MotoGP akan kembali meraung pada tahun ini, yaitu di tengah pandemi Covid-19.