Kasus positif Covid-19 yang dilaporkan klub Bundesliga 2, Dynamo Dresden, tidak menyurutkan optimisme dan semangat Jerman menuntaskan kompetisi domestik. Bundesliga akan tetap bergulir kembali akhir pekan ini.
Oleh
D HERPIN DEWANTO PUTRO
·4 menit baca
DRESDEN, MINGGU — Jerman menghitung hari menyambut dimulainya kembali kompetisi domestik dua kasta teratas Liga Jerman pada 16 Mei. Bundesliga dan Bundesliga 2 tetap dijadwalkan bergulir meski masih ada klub yang harus menjalani karantina karena pemainnya positif Covid-19, Minggu (10/5/2020).
Klub tersebut adalah Dynamo Dresden, klub Bundesliga 2 atau Liga Jerman kasta kedua, yang melaporkan dua pemainnya positif Covid-19 seusai tes kesehatan, Jumat (8/5/2020). Kedua pemain yang dirahasiakan identitasnya itu tidak menunjukkan gejala dan sebelumnya menjalani latihan seperti biasa.
Akibatnya, seluruh pemain dan staf wajib menjalani karantina dua pekan sesuai permintaan otoritas kesehatan setempat. Dynamo praktis tidak bisa berlatih dan absen dalam dua laga, yaitu laga tandang melawan Hannover 96 (17 Mei) dan laga kandang melawan Greuther Fuerth (24 Mei).
Situasi ini mempersulit Dynamo yang saat ini berada di dasar klasemen sementara Bundesliga 2 dengan 24 poin. Mereka harus berjuang untuk keluar dari zona degradasi dengan memanfaatkan 9 dari 34 laga tersisa musim ini. Dynamo tertinggal empat poin dari Bochum yang sudah aman dari zona degradasi di peringkat ke-15 dengan 28 poin.
Tanpa latihan dan absen dua laga, misi tersebut semakin mustahil. Para pemain akan kembali berdiam di rumah dan berpeluang kehilangan kebugaran serta sentuhan permainan. Sementara tim-tim lainnya yang bisa berlaga akan semakin ”panas” dan tangguh.
Kabar buruk dari Dynamo itu menjadi pukulan kedua bagi Liga Sepak Bola Jerman (DFL) yang berusaha keras menggulirkan kembali Bundesliga dan Bundesliga 2. Pekan lalu, dua pemain dan satu staf klub Cologne yang tampil di Bundesliga juga positif Covid-19.
Kabar dari kedua klub itu menjadi ganjalan bagi Liga Jerman yang akan menjadi liga elite Eropa pertama yang kembali bergulir. Semua sudah berlatih sejak awal April dan pemerintah memberi ”lampu hijau” untuk melanjutkan liga.
Namun, CEO DFL Christian Seifert dalam program televisi ZDF menyatakan, situasi yang terjadi pada Dynamo bukanlah kemunduran. ”Jika Dynamo menjalani karantina 14 hari, tidak ada alasan untuk mempertanyakan nasib kelanjutan liga. Hanya dua dari 81 laga yang terdampak,” kata Seifert seperti dikutip Sueddeutsche Zeitung.
Pernyataan Seifert itu mengacu kepada dua laga Dynamo yang terpaksa ditunda. Hal ini terlihat sederhana, tetapi masalah bisa membesar apabila tim lainnya juga mengalami hal buruk seperti yang terjadi pada Dynamo dan Cologne.
DFL akan kesulitan mengatur ulang jadwal yang berantakan jika beberapa tim harus menjalani karantina. Padahal, liga harus berjalan tanpa halangan agar kompetisi bisa tuntas pada 30 Juni seperti yang ditargetkan. Sisa musim ini harus bisa dituntaskan dalam waktu 1,5 bulan.
Bundesliga dan Bundesliga 2 sebagai satu kesatuan untuk menjalani promosi dan degradasi diharapkan juga bisa berjalan bersamaan. Kabar buruk dari Dynamo berarti kabar buruk bagi seluruh ekosistem.
Asisten profesor di Universitas Sekolah Kesehatan Johns Hopkins, Geoff Dreher, pernah mengingatkan, satu kasus positif Covid-19 bisa saja membuat liga kembali berhenti. Ia merasa masih ada pertanyaan besar yang harus dijawab.
”Jika salah satu rekan satu tim saya terpapar virus, apakah bisa saya tetap berlaga? Masih banyak orang yang mempertanyakan hal ini,” katanya.
Di ujung tanduk
Liga Jerman menerapkan protokol kesehatan yang ketat untuk memuluskan kelanjutan kompetisi. Setiap tim wajib menjalani rangkaian tes kesehatan dan berlatih di fasilitas yang selalu dijaga kebersihannya. Namun, bukan berarti Bundesliga berjalan lancar.
Jurnalis BBC, John Bennett, mengatakan, Dynamo Dresden membuktikan semua liga tetap berada di ujung tanduk meski sudah bisa bergulir. ”Satu-satunya kabar baik adalah keuntungan masih berada di pihak Jerman dibandingkan liga Eropa lainnya yang meragukan kapan mereka bisa berlaga lagi”, tulis Bennett.
Liga Inggris, misalnya, semakin terpukul setelah pemain ketiga Brighton and Hove Albion juga positif Covid-19, Sabtu (9/5). Dua rekan setimnya dinyatakan positif pada Maret dan April. Situasi ini semakin menyulitkan Inggris yang kini masih mencari jalan keluar untuk melanjutkan kompetisi.
Penyerang Manchester City, Sergio Aguero, mengatakan, sejumlah pemain takut kembali berlaga. ”Saya rasa normal ketika semua klub merasa khawatir. Kami ingin memastikan protokol kesehatan dilaksanakan dengan tepat dan memitigasi risiko sebaik-baiknya,” kata Direktur Utama Brighton and Hove Albion, Paul Barber. (AFP/REUTERS)